Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan Rusia ke Ukraina menimbulkan berbagai reaksi kemarahan dari negara di dunia. Tak hanya itu, pelaku bisnis juga melakukan hal sama.

Hal ini tercermin dari banyaknya perusahaan multinasional besar yang menarik bisnisnya dari Rusia. Beberapa diantaranya yang menutup operasi bisnis di Rusia adalah Apple (AAPL), Ikea, ExxonMobil (XOM) hingga General Motors (GM).

Dikutip dari CNN, Minggu (6/3/2022), ada banyak alasan penutupan unit bisnisnya di Rusia. Yang jelas bukan karena paksaan dari negara masing-masing. 


Dalam laporan ini disebutkan, bahwa alasan utama dan terpenting kenapa perusahaan besar tersebut menarik diri dari Rusia adalah ketidakpastian. Sebab, tidak ada yang mau mengambil risiko menginvestasikan uang dan menjual barang mereka di Rusia yang mata uang Rubelnya tengan terpuruk.

Para pelaku bisnis ini dinilai tidak mau mengambil risiko menjual mobil hingga smartphonenya ke negara yang saat ini tidak diketahui dengan pasti kondisi pasarnya. Sehingga memilih menjual ke pasar barat yang permintaannya masih tinggi.

Apalagi, pembatasan yang dilakukan oleh Rusia untuk menghapus modal bisa membuat perusahaan tidak mendapatkan keuntungan sama sekali.

"Saya bertanya pada diri sendiri 'Apakah saya ingin melanjutkan sesuatu di mana saya tidak tahu apakah kontrak yang saya tandatangani hari ini dapat dieksekusi beberapa minggu atau bulan di masa depan," kata Direktur of the Atlantic Council's GeoEconomics Center.

Seperti diketahui, bisnis sangat membenci ketidakpastian di negara manapun. Sehingga alasan ini paling utama mengapa para perusahaan besar pergi dari Rusia.

"Kesulitan keseluruhan dalam sistem keuangan Rusia membuatnya terlalu tidak pasti. Bisnis membenci ketidakpastian. Ini adalah ketidakpastian pada steroid," pungkasnya. 


https://www.cnbcindonesia.com/news/2...aki-dari-rusia