Pada kesempatan kali ini TS masih membahas soal alutsista yang dipakai di konflik Rusia-Ukraina gan, TS hanya fokus ke alutsistanya dan tidak mau berkomentar banyak soal perangnya. Karena kita semua tentu tidak mengharapkan kembali terjadinya perang. Jadi selamat membaca.

Tentunya agan sudah banyak membaca berita invasi Rusia ke Ukraina, pada 24 Februari 2022 Rusia memulai serangan pertamanya ke bekas wilayah Uni Soviet itu. Kemudian sehari berselang pada 25 Februari 2022 membalas serangan dari tetangganya tersebut, pada serangan balasan tersebut Ukraina berhasil menyerang pangkalan udara milik Rusia.

Menurut artikel Janes.com yang terkena serangan adalah Pangkalan Udara Millerovo di wilayah Rostov, yang berjarak sekitar 20 km dari garis perbatasan Rusia-Ukraina. Menurut berbagai laporan media internasional, pangkalan udara itu terkena serangan rudal balistik OTR-21 Tochka (SS-21 Scarab/9M79).

Dari citra satelit menunjukkan foto-foto dari pangkalan udara itu yang mengalami sejumlah kerusakan, satu unit Sukhoi Su-30SM dari Resimen Penerbangan Tempur Pengawal ke-31 Pasukan Dirgantara Rusia (VKS) ke-31 tampak juga terbakar. Lalu, seperti apa kemampuan rudal balistik OTR-21 Tochka tersebut ?





Rudal Warisan Uni Soviet

OTR-21 Tochka merupakan senjata warisan Perang Dingin yang dibuat saat era Soviet, Tochka merupakan jenis rudal balistik jarak pendek (close-range ballistic missile/CRBM). Rudalnya sendiri bernama 9M79 yang memiliki jangkauan 15 sampai 70 km. Rudal 9M79 dapat dilengkapi dengan hulu ledak unitary high-explosive blast fragmentation dan hulu ledak submunisi; yang lebih mengerikan rudal ini masih bisa dipersenjatai dengan hulu ledak nuklir. Saat ini Angkatan Darat Ukraina sendiri telah mewarisi 500 rudal dengan 90 sistem peluncur, meskipun saat ini tidak diketahui berapa banyak yang masih tersisa.

Rudal ini dirancang sebagai pengganti seri rudal Free Rocket Over Ground (FROG), beberapa laporan menunjukkan bahwa rudal itu dapat diluncurkan baik dalam mode rudal balistik atau jelajah. Mode balistik memberikan peningkatan jangkauan dan kecepatan, tetapi mode jelajah memungkinkan akurasi yang lebih tinggi. Dua versi dipastikan telah dikembangkan, yakni 'Scarab A' dan 'Scarab B' (Tochka U). Sebagai tambahan informasi, Scarabadalah nama kesayangan dari NATO.

Pada masa Uni Soviet senjata ini dibuat oleh KBM (Kolomna), dan mulai dirancang pada tahun 1968 hingga tahun 1974. Versi inilah yang oleh NATO disebut sebagai Scarab A. Rudal ini lantas memasuki layanan pada tahun 1975. Tochka digunakan untuk serangan tepat ke sasaran taktis, mulai dari pos kendali, jembatan, fasilitas penyimpanan, konsentrasi pasukan, dan lapangan terbang. Hulu ledak fragmentasi dapat diganti dengan hulu ledak nuklir, biologi atau kimia. Memakai propelan padat membuat rudal mudah dirawat dan disebarkan.


Scarab A (OTR-21A)

Scarab A memiliki jangkauan 70 km yang mampu meluncurkan hulu ledak seberat 482 kg yang dapat dilengkapi dengan submunisi, terdiri dari 120 kg hulu ledak fragmentasi High Explosive (HE) atau perangkat nuklir. Sementara jenis submunisi yang bisa digunakan adalah anti-tank, anti-personel dan anti-runway. Rudal juga bisa dilengkapi perangkat nuklir dengan muatan 10 atau 100 kT yang dapat dipilih.

Rudal tersebut juga diyakini mampu membawa hulu ledak EMP serta dapat dikalibrasi untuk meledak pada ketinggian yang diinginkan dengan menggunakan sistem panduan inersia. Rudal tersebut memiliki panjang 6,4 m, diameter 0,65 m dan memiliki berat peluncuran 2.000 kg. Rudal ini menggunakan mesin propelan padat satu tahap

Kendaraan TEL (transporter erector launcher) yang membawa rudal bersifat amfibi dengan kecepatan maksimal 60 km/jam di jalan raya dan 8 km/jam di dalam air. Kendaraan ini memakai platform truk BAZ-5921 6×6. Membawa tiga awak; kendaraan Ini memiliki sistem perlindungan nuklir, biologi dan kimia yang memungkinkannya beroperasi di area di mana Senjata Pemusnah Massal telah dikerahkan. Ini penting, karena pasti akan ada ancaman perang non-konvensional di medan perang modern.


Scarab B (OTR-21B)

Scarab B telah ditingkatkan jangkauannya hingga 120 km dan telah menyertakan hulu ledak anti-radar. Versi ini juga telah diberikan kemampuan manuver yang lebih baik saat dalam penerbangan untuk membantu menghindari pertahanan rudal balistik. Varian ini menggunakan panduan inersia yang dikombinasikan dengan sistem Global Positioning Satellite (GPS) dan sistem korelasi terminal radar atau optik. Rudal tersebut memiliki dimensi fisik yang sama dengan Scarab A, dengan bobot peluncuran yang sedikit lebih berat yaitu 2.010 kg.

Kendaraan TEL-nya juga amfibi dengan kemampuan mengemudi di jalan dan di air. Kendaraan TEL siap diluncurkan dalam 16 menit, dapat meluncurkan rudal dalam 2 menit dan dapat diisi ulang dalam 20 menit. Kendaraan ini juga memiliki sistem perlindungan nuklir, biologi dan kimia (NBC).

Scarab B dikembangkan antara tahun 1984 dan 1988, dan mulai beroperasi pada 1989. Diyakini bahwa Rusia saat ini memiliki 300 kendaraan TEL dan 310 hulu ledak nuklir untuk semua rudalnya. Jumlah rudal tersebut telah turun secara drastis dibandingkan tahun 1993, di mana pada tahun tersebut Rusia punya 1.200 rudal. Pada tahun 1996, program perpanjangan masa pakai (upgrade) dimulai untuk menambahkan sepuluh tahun lagi masa pemakaian ke masa pakai Scarab B, dengan uji terbang upgrade pertama yang dilakukan pada Oktober 1999.


Scarab C (OTR-21C)

Laporan yang belum dikonfirmasi mengklaim adanya upgrade kedua, yang bernama Scarab C. Rudal ini akan memiliki jangkauan peningkatan mencapai 185 km dan akan memuat dua rudal ke kendaraan TEL. Menurut artikel Missile Threat model C ini kemungkinan tidak pernah dibuat dan tidak pernah memasuki layanan operasional.


For Your Information

Menurut artikel indomiliter.com unit OTR-21 Tochka umumnya digelar dalam struktur brigade. Total ada 18 peluncur dalam tiap brigade; di mana setiap peluncur dilengkapi dengan 2 atau 3 rudal. Sebagai platform peluncur kendaraan adalah BAZ-5921 6×6 yang berperan sebagai transporter erector launcher (TEL) yang punya kemampuan amfibi.

Dua varian dari masing-masing rudal memang punya jarak jangkauan berbeda, sedangkan sumber tenaganya sama-sama memakai single-stage Solid fuel rocket 96kN. Memakai inertial guidance dan passive radar, OTR-21 Tochka dapat melesat sampai kecepatan Mach 5.3. Sampai saat ini pengguna terbesar OTR-21 Tochka adalah Rusia yang punya 300 kendaran peluncur+310 rudal. Meski Rusia sendiri sudah memakai Iskander M sebagai pengganti Tochka, tetapi senjata uzur ini masih berada dalam layanan aktif dengan militer Rusia.





Sebuah laporan pada tahun 1999 mengatakan jika Rusia menggunakan 60 hingga 100 SRBM (Short-range Ballistic Missile) di Chech-nya, sebagian besar adalah rudal Tochka. Ukraina dilaporkan memiliki 500 rudal, dan sekitar 80 diantaranya kemungkinan telah diekspor ke Yaman dan 40 lainnya (bersama dengan 12 kendaraan TEL) ke Suriah.

Laporan yang belum dikonfirmasi juga mengatakan bahwa, Suriah mengekspor sejumlah kecil rudal Tochka dan kendaraan TEL mereka ke Korea Utara pada tahun 1996 untuk tujuan reverse engineering. Pada Mei 2005 Korea Utara menguji coba sebuah rudal yang mungkin merupakan varian Korea Utara dari Tochka; sejak saat itu rudal tersebut telah menjadi bagian utama dari pasukan rudal balistik Korea Utara, dengan varian yang diproduksi secara lokal yang dikenal sebagai KN-02.

Sebuah varian rudal dari Tochka juga telah banyak digunakan dalam konflik Yaman, dan beberapa rudal berhasil dicegat oleh baterai pertahanan rudal Patriot Saudi dan UAE sepanjang tahun 2015 dan 2016. Pada tahun 2014 ketika dimulainya ketegangan antara Rusia dan Ukraina, Negeri Beruang mengirim beberapa sistem rudal Tochka menuju perbatasan Ukraina. Sementara itu saat ini Rusia belum mengerahkan lagi sistem rudal Tochka tersebut ke wilayah perbatasan.