Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

jajang100Avatar border
TS
jajang100
Seruan JK Agar Masjid Mengatur Speaker Azan Cukup Realistis
Jakarta - Seruan agar masjid-masjid di Indonesia mengatur penggunaan pengeras suara untuk azan dinilai sangat rasional dan realistis. Karena memang dalam praktiknya, kumandang azan menggunakan pengeras suara berlebihan justru mengganggu.

"Saya kira hal tersebut merupakan suatu tindakan yang rasional dan realistis, karena seruan azan sendiri memiliki dua aspek yang begitu penting dan mendasar, yaitu aspek ibadah dan sosial. Untuk aspek sosial, kumandang azan harus memperhatikan dampaknya terhadap masyarakat," ujar Sekretaris PP Muhammadiyah, Abdul Mukti saat dihubungi detikramadan, Jumat (19/7/2013).

Menurutnya, di masyarakat pada umumnya terjadi kesalahan pemaknaan terhadap azan dan bacaan-bacaan yang mengiringi azan. Padahal azan adalah panggilan sempurna, jadi harus diperhatikan betul lantunan dan kemerduannya sehingga tidak sembarang mengumandangkan azan.

"Jika semua masjid menggunakan pengeras suara secara bersamaan, kesyahduannya pun tak akan terasa. Begitulah di kita acapkali tidak memperhitungkan aspek sosial tadi, kenyamaan dan ketenangan masyarakat terutama di bulan suci Ramadan seperti sekarang," tuturnya.

Menurut Abdul, baik pengajian, ceramah, salawat, azan dan lainnya hendaknya dapat diatur secara lebih bijak.

"Hal seperti ini kan tidak ada aturan khusus sehingga semuanya kembali lagi pada kesadaran masyarakat. Sehingga dapat diselesaikan dengan kesadaran pengurus masjid itu sendiri," imbuhnya.

Sebelumnya, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla meminta pengurus masjid dapat mengatur suara azan yang dikumandangkan melalui pengeras suara. Pengaturan ini bertujuan agar seruan azan benar-benar nyaman didengar, tidak terkesan mengganggu.

"Alangkah baiknya, bila speaker toa masjid tidak saling adu suara, sehingga kita bisa menjadikannya penanda panggilan salat yang lebih syahdu," ujar JK, Kamis (18/7/2013).

JK meminta volume masjid tidak saling melampaui antar satu masjid dengan masjid lainnya sehingga suara tahrim terutama pada waktu subuh tidak tumpang tindih antara satu masjid dengan masjid lainnya.

"Adu keras toa antar masjid memang kadang membuat tidak fokus. Masjid mana yang harus dijadikan patokan. Satunya sedang azan, sementara yang lainnya masih membaca tahrim atau sebaliknya," imbuh JK

[url]http://ramadan.detik..com/read/2013/07/19/164411/2308314/631/seruan-jk-agar-masjid-mengatur-speaker-azan-cukup-realistis?r992202625[/url]

sangat setuju. saya yg muslim aja terganggu n malu atas arogansi pengurus masjid yg saling adu keras suara adzan. lebih memalukan lagi, sudah keras, cempreng, begitu slesai Qomat, jamaah yg solat gak sampe 1 saf.

Sama seperti di rumah salah satu teman. Pada saat ke sana lagi azan. Ada 1 masjid dan 2 langgar yg berdekatan. Jadi ada 3 suara dari toa azan yg berbarengan... Baiknya memang melihat juga aspek sosial... Yg tinggal daerah situ bukan hanya kaum muslim. Mungkin ada juga yg beragama lain.
0
3.7K
33
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.2KThread41.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.