Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Mengenal Zainichi Kankoku, Etnis Korea Yang Melebur Menjadi Warga Negara Jepang

palapanusaAvatar border
TS
palapanusa
Mengenal Zainichi Kankoku, Etnis Korea Yang Melebur Menjadi Warga Negara Jepang
Hello GanSis selamat beraktivitas di hari yang baik ini, semoga GanSis selalu dikasih kesehatan, kebaikkan agar bisa menjalani hari dengan baik dan tetap jaga protokol kesehatannya agar kasus omnicorn di Indonesia tidak naik lagi angkanya, dan juga untuk bersyukur setiap harinya tentang apa yang tuhan kasih kepada kita. Hari ini TS mau bawain info Jejepangan lagi kali ini kembali dari sisi historis sosial negara Jepang yang mungkin kalau GanSis penggemar Jejepangan sudah mengerti dan tahu topik yang akan TS bahas kali ini, tapi bagi GanSis yang belum tahu semoga Thread ini bisa menambah wawasan kita ya.


Sumber Gambar

Jika sebelumnya TS membahas mengenai Nikkei Burajiru-Jin atau diaspora Jepang di Brazil yang threadnya bisa GanSis baca Disini kali ini membahas mengenai etnis Korea yang melebur menjadi warga negara Jepang, atau orang Jepang menyebutnya Zainichi Kankoku. Jepang ini GanSis memiki hubungan yang sangat kompleks dengan tetangga mereka yang salah satunya hubungan antara Jepang dan Korea. Keturunan korea yang bermungkim dan melebur menjadi warga negara Jepang disebut juga dengan Zainichi Kankoku yang selama bertahun-tahun warga negara Korea ini mencoba untuk mengintegrasikan diri mereka ke warga negara Jepang. Mereka yang disebut Zainichi Kankoku adalah orang-orang Korea termasuk keturunannya yang pindah baik secara paksa atau lahir di Jepang diatas tahun 1910.

Hal ini terjadi setelah Korea di aneksasi pada 1910, warga di Korea daratan praktis menjadi warga negara Jepang. Kemiskinan di semenanjung korea membuat gelombang perpindahan orang Korea ke Jepang  untuk mencari kehidupan yang lebih baik meningkat hingga hampir 500 ribu orang pada tahun 1930an. Orang-orang Korea ini mendapatkan diskriminasi yang sangat parah dan hanya dipekerjakan sebagai pekerja kasar di pertambangan atau pelabuhan. Pada tahun 1939, pada perang melawan Tiongkok, pemerintah Jepang mengambil paksa 600 ribu orang Korea untuk dijadikan buruh menyusul kurangnya SDM pada sektor industri dan pertambangan di Jepang, tak jarang juga mereka yang sial dijadikan bahan percobaan di lab milik Shiro Isshi atau sebagai "Jugun ianfu".

Dari 2,4 juta etnis Korea di Jepang pasca Perang Dunia II, hampir sebagian besar dari mereka berhasil pulang dan 600 ribu orang lainnya terpaksa menetap akibat tak punya uang untuk kembali ke Korea pada tahun 1947. Orang-orang inilah kemudian yang dianggap sebagai generasi pertama dari "Zainichi Kankoku" atau orang-orang Jepang keturunan Korea. Gelombang imigrasi kembali terbuka setelah banyaknya pengungsi Korea Selatan yang kabur dari persekusi Syngman Rhee yang sedang melakukan "pembersihan". Awalnya mereka dianggap sebagai warga negara Jepang. Hingga perjanjian San Fransisco yang di tandatangani tahun 1952 membebaskan secara resmi Korea dari pendudukan Jepang sehingga orang-orang Korea ini dianggap sebagai orang asing dan pengusiran bagi mereka yang menjadi "beban negara" mulai dilakukan (sebagian orang Korea yang dapat berasimilasi tetap dipertahankan).


Sumber Gambar

Di tahun 1965, Jepang dan Korea Selatan menandatangani perjanjian dasar yang membuka hubungan diplomatik mereka. Dari sana pemerintah Jepang mulai memberikan para Zainichi hak khusus untuk menetap di Jepang. Para Zainichi Korea Selatan ini kemudian mendapat kewarganegaraan dari pemerintah Jepang. Sedangkan para Zainichi dari Korea Utara memilih menjadi "chousen-seki" atau tidak punya negara meski pemerintah Korea Utara masih memberikan mereka Passport. Para Zainichi yang berasal dari Korea Selatan memilih mengambil "Takubetsu  Eijusha" atau Kartu penghuni tetap. namun setelah 1991 banyak dari mereka yang memilih untuk di naturalisasi menjadi Warga Negara Jepang agar tidak didiskriminasi dan dapat memperoleh pekerjaan. Kini ada sekitar 400 ribu penduduk Zainichi yang masih memegang kartu penghuni tetap dan memilih kewarganegaraan Korea Selatan ataupun Korea Utara. Kebanyakan dari mereka membentuk Koreatown seperti di Shin-Okubo (Tokyo) ataupun Ikuno-Ku (Osaka).

Di Jepang ada dua organisasi bagi kaum Zainichi, yang pertama adalah "Mindan" yang merupakan perkumpulan para Zainichi Korea Selatan dan "Chongryan" yang merupakan perkumpulan Zainichi Korea Utara yang diketahuo malah dibiayai aktif oleh Suprime Leader yakni Kim Jong Un dan menjadi Kedutaan Besar De Facto bagi Korea Utara yang tidak memiliki hubungan Diplomatik dengan Jepang. Berbeda dengan Mindan, Cheongryan memiliki kegiatan yang lebih aktif untuk tetap mempertahankan propaganda dan nilai dari Jucheisme bagi penduduk Zainichi Korea Utara. Mereka juga mendirikan sekolah-sekolah dan universitas yang masih dengan kental mengajarkan propaganda khas Korea Utara dan melarang penggunaan bahasa Jepang di Sekolah. Chongryan juga diduga terlibat dalam penculikan beberapa orang warga negara Jepang yang dilakukan oleh Intelegent Korea Utara pada 1970an dan 1980an. Chongryan bahkan menerbitkan passport khusus bagi para Zainichi Korea Utara yang ingin mengunjungi Korea Utara.


Sumber Gambar

Selama bertahun-tahun juga para Zainichi mengalami perlakuan diskriminatif dan rasis seperti kesulitan mendapatkan pekerjaan, bullying di sekolah atau bahkan hanya sekedar bersosialisi. Ada beberapa hal yang diungkapkan menjadi penyebab diskiriminasi bagi para Zainichi ini. Pertama karena warga Zainichi yang hanya memegang Tokubetsu Eijusha dan berkewarganegaraan Korea juga memperoleh jaminan sosial yang sama dengan yang warga negara Jepang terima, dimana mereka merasa pemerintah seakan menanggung "orang asing" ketimbang warganya sendiri yang terjebak dalam kemiskinan. Para Zainichi ini juga merubah nama Korea mereka menjadi nama Jepang akibat asimilasi paksa pada masa pendudukan Jepang dan dimasa setelah perang untuk menghindari adanya diskriminasi. Namun kelompok diskriminatif merasa mereka tidak layak mendapat atau menyandang nama Jepang. Belum lagi jika terjadi permasalahan di negara induk seperti demo anti-Jepang di Seoul atau uji coba nuklir oleh Korea Utara, kelompok diskriminatif ini akan menuding bahwa Zainichi ini merupakan mata-mata bagi negara Induk.

Keadaanpun semakin diperparah dengan terbentuknya organisasi sayap kanan ekstrim yang juga dikenal sebagai Ku Klux Klannya Jepang yang bernama "Zaitokukao" oleh seorang aktivis sayap kanan bernama Makoto Sakurai pada tahun 2007. Kelompok ini kerap melakukan aksi demonstrasi dan bahkan meneror sekolah-sekolah Korea di beberapa tempat di Jepang, dengan meneriakan slogan kebenciaan pada orang Korea seperti sebuah insiden disebuah sekolah Korea di Kyoto. Meski begitu, kelompok Zaitokaku yang terdiri dari 15 ribu orang ini merupakan kelompok yang amat dibenci di Jepang sendiri. Mereka kerap bersitegang dengan kelompok anti rasis dalam demonstrasi yang mereka lakukan. Kepolisian Jepangpun bahkan memasukkan mereka ke daftar kelompok yang mengancam publik. Hingga sekarang diskriminasi terhadap Zainichi kebanyakan dilakukan oleh generasi tua. Sedangkan generasi muda cenderung lebih menerima terlebih setelah budaya K-pop juga masuk ke ranah Jepang.

Tokoh-tokoh Zainichi Korea yang banyak dikenal di Jepang antara lain Lee Myung Bak yang merupakan mantan presiden Korea Selatan pada periode 2008-2013. Lee merupakan Zainichi kelahiran Osaka pada tahun 1941 sebelum akhirnya kembali ke Pohang pasca kekalahan Jepang di tahun 1945. Ada pula straiker timnas Korea Utara kelahiran Nagoya yang bermain untuk timnas Korut di Piala Dunia 2010 dan memegang tiga kewarganegaraan yakni Korea Utara (dari Ibunya), Korea Selatan (dari ayahnya) dan Jepang (Tokubetsu Eijusa). Kemudian juga ada Tadanari Lee, yang bernama asli Lee Chung SUng atau Tadanari Oyama, persepakbola Zainichi pertama yang bermain untuk timnas sepakbola Jepang yang gol tunggalnya saat itu membawa Jepang menjuarai Piala Asia 2011. Terakhir ada atlet karate Kyokushinkai, Masutastsu Oyama yang juga merupakan Zainichi bernama asli Choi Yeong Eui kelahiran Gimje, Korea Selatan yang kemudian pindah ke Jepang saat usia remaja.

Nah GanSis itu dia sekilas yang bisa TS jelasin tentang Zainichi Kankoku orang Korea yang berusaha berasimilasi menjadi warga negara Jepang walaupun dalam kehidupan para Zainichi ini mengalami diskriminasi dan rasial dari sebagian penduduk asli Jepang, tapi tetap mereka bisa survive membangun komunitas mereka dengan baik walaupun tidak di tanah air mereka. Mungkin ini juga bisa menjadi pelajaran buat Diaspora Indonesia yang tinggal di Luar untuk membangun Indonesia town atau nusantara town menjadi bagian untuk komunitas diaspora Indonesia di luar negeri.

Oke baiklah GanSis thread yang TS tulis kali ini mohon maaf kalau ada typo atau kalimat yang salah. TS mau ucapin Terimakasih sampai ketemu di thread lainnya.

Spoiler for Sumber dan Referensi:




hoppx
bukan.bomat
thecrawler
thecrawler dan 22 lainnya memberi reputasi
23
5.1K
34
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.