Kaskus

News

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Bunga Tidur TNI AD Itu Bernama Osprey
Bunga tidur bisa diartikan sebagai mimpi atau juga angan-angan, nah berkaitan dengan mimpi atau angan-angan; TNI AD rupanya harus melupakan mimpinya untuk memiliki salah satu alutsista nomor wahid milik Amerika. Alutsista yang dimaksud adalah pesawat tilt-trotor MV-22C Osprey.

Berkaitan dengan pengadaan Osprey, TS sendiri juga cukup heran; mengapa TNI AD ingin membeli alutsista satu ini ? Apakah spesifikasinya sudah sesuai untuk kebutuhan TNI AD ? Atau mereka hanya mengikuti perintah atasan, artinya bisa jadi pengadaan Osprey bukan benar-benar karena kebutuhan. Sebagai matra TNI yang kiblat senjatanya ke AS, rasanya agak berlebihan jika Angkatan Darat menginginkan Osprey.

Menurut artikel Shephard, Boeing mengatakan jika tidak ada lagi pembicaraan lanjutan terkait pengadaan MV-22 Osprey oleh Indonesia. "Tidak ada yang mati, tetapi tidak ada aktivitas tambahan yang terjadi saat ini dan pelanggan harus membayar tagihan akibat COVID-19,” kata Randy Rotte, Direktur Senior Pengembangan Bisnis Boeing untuk kawasan Asia-Pasifik dan India dalam media briefing pada 15 Februari di ajang Singapore Airshow 2022.



Quote:



Kabar minat pembelian Osprey ini tentu saja tidak menghebohkan kita para pemerhati militer di Indonesia, tapi juga menghebohkan media internasional; pasalnya Osprey sendiri baru berhasil diekspor ke Jepang. Menjadikan negara itu sebagai satu-satunya pengguna Osprey di luar AS. Menurut rilis resmi Defense Security Cooperation Agency (DSCA) pada 6 Juli 2020, Indonesia dikabarkan meminta pembelian sejumlah 8 unit MV-22 Osprey Block C. Data rinci terkait proposal pembelian Osprey bisa agan baca di bawah ini, untuk artikel lengkap DSCA terkait pembelian Osprey bisa agan baca di sini.


Quote:


Total perkiraan biaya yang dibutuhkan Indonesia adalah US$ 2 miliar (Rp 28,9 triliun), sudah termasuk suku cadang dan berbagai peralatan dan pelatihan lebih lanjut. Dalam keterangan resmi di websitenya, DSCA menambahkan jika penjualan Osprey merupakan bagian kebijakan luar negeri dan tujuan keamanan nasional Amerika Serikat dengan meningkatkan keamanan mitra regional penting yang merupakan kekuatan untuk stabilitas politik, dan kemajuan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik. Sangat penting bagi kepentingan nasional AS untuk membantu Indonesia dalam mengembangkan dan memelihara kemampuan bela diri yang kuat dan efektif.

Usulan penjualan pesawat tilt-rotor ini dan dukungan lainnya akan meningkatkan kemampuan misi kemanusiaan dan bantuan bencana Indonesia serta mendukung operasi amfibi. Penjualan ini akan mempromosikan pembagian beban dan interoperabilitas dengan Pasukan AS. Indonesia diperkirakan tidak akan kesulitan memasukkan pesawat-pesawat ini ke angkatan bersenjatanya.

Usulan penjualan peralatan dan dukungan ini tidak akan mengubah keseimbangan dasar militer di wilayah Asia Tenggara, di mana kekuatan militer terkuat masih akan dipegang Singapura. Kontraktor utama adalah Bell Textron Inc., Amarillo, Texas dan The Boeing Company, Ridley Park, Pennsylvania. DSCA menambahkan jika tidak ada kesepakatan offset yang diusulkan sehubungan dengan potensi penjualan MV-22 Osprey Block C ini.



Presentasi Osprey dari Bell, Bisa Tempuh Jarak Semarang-Lombok Tanpa Transit


Si situs resmi Bell yakni bellflight.com, bahkan mereka sudah membuat semacam presentasi singkat terkait Osprey yang akan dipesan Indonesia. Bell juga sudah membuatkan ilustrasi MV-22 Osprey dengan warna kamuflase loreng khas TNI AD dan tanda insigna berupa bintang dan segi lima yang jadi ciri khas alutsista TNI AD. Bell mengatakan jika Osprey telah menempuh lebih dari 500.000 jam terbang untuk dukungan operasi khusus, pencarian dan penyelamatan tempur, dan banyak lagi.

Menariknya pada 5 Oktober 2020, Bell mengeluarkan rilis resmi terkait analisa penggunaan Osprey di Indonesia. Analisa itu berkaitan dengan potensi bencana alam di Indonesia, di mana Osprey diprioritaskan untuk membantu evakuasi korban bencana alam serta pengiriman logistik.


Quote:



Dalam artikel yang dirilis Bell dan bisa agan baca nanti di sini, mereka menganalisis efek gempa bumi dan tsunami di lepas pantai selatan Indonesia di Lombok dan Sumbawa Barat. Menurut analisi itu Osprey menonjol sebagai pesawat yang paling mampu untuk mendukung bantuan bencana jarak jauh. Dalam skenario ini, pesawat akan bekerja dari Bandara Internasional Ngurah Rai selama 24-48 jam sambil menilai dampak bencana di Lombok dan Sumbawa. Kemudian akan beralih ke operasi bantuan ke daerah sekitar bencana, mengirimkan pasokan penting dan mengevakuasi personel yang berisiko.

Dibandingkan dengan platform lain, MV-22 dapat pergi langsung ke daerah bencana tanpa berhenti untuk pengisian bahan bakar. Jangkauan, kecepatan, dan daya tahannya menghasilkan sorti pengiriman kargo hampir dua kali lebih banyak dan lebih dari dua kali lebih banyak penumpang yang dievakuasi dibandingkan helikopter angkat sedang. Lebih lanjut Bell mengatakan jika V-22 Osprey telah membuktikan keberhasilannya sebagai aset evakuasi kemanusiaan dan medis dalam skenario kritis yang sebenarnya. Studi Bell ini kemungkinan dilakukan guna meyakinkan Pemerintah Indonesia untuk akuisisi V-22 sebagai pesawat yang ideal untuk misi bantuan bencana di sejumlah besar medan.

Bell juga memberi perbandingan Osprey dengan dua helikopter angkut sedang lainnya, meski Bell tidak menyebut nama dua helikopter yang dijadikan perbandingan; akan tetapi hasil analisis mereka ternyata menyebutkan. Bisa agan lihat pada ilustrasi di bawah ini.


Quote:



Ilustrasi di atas adalah perbandingan jarak yang bisa ditempuh Osprey VS 2 helikopter angkut sedang lainnya, yang kemungkinan menurut Bell bisa jadi opsi bagi Indonesia seliain Osprey. Dalam grafis di atas diseknariokan terjadi bancana alam di Lombok. TNI AD harus melakukan pengiriman bantuan bencana dari Pusat Penerbangan Angkatan Darat di Pangkalan Ahmad Yani, Semarang.

Kita mulai dari helikopter angkut sedang yang diberi tanda biru, untuk menuju Lombok helikopter ini harus transit pengisian BBM dulu di Banyuwangi. Setelah itu baru bisa melanjutkan penerbangan ke Lombok.

Sementara helikopter kedua yang berwarna cokelat bahkan harus transit dua kali, pertama di Surabaya, kedua di Denpasar. Setelah itu baru menuju Lombok.

Sementara MV-22 Osprey jika terbang dari Puspenerbad di Semarang, pesawat tilt-rotor ini bisa mencapai Lombok tanpa perlu transit terlebih dahulu. Berarti jarak Semarang-Lombok masih berada dalam jangkauan Osprey, dan tentu akan lebih efisien untuk melakukan misi kemanusiaan dibanding helikopter angkut sedang yang ada saat ini di pasaran.


Biaya Operasional Osprey Tidak Murah


Sudah menjadi rahasia umum jika biaya operasional Osprey itu tidak murah gan, harga Osprey di pasaran diperkirakan per unitnya sekitar US$ 72 dengan biaya operasionalnya sekitar US$ 11 ribu per jam terbangnya. Kalau misal dibeli pun, apakah Indonesia masih bisa menyediakan dana untuk perawatannya ? Osprey adalah lompatan yang terlalu jauh bagi Indonesia. Ibaratnya TNI AU ditawari F-22 Raptor.

Terlebih lagi, negara sekutu AS tidak banyak yang tertarik dengan Osprey. Mereka juga sadar jika biaya Osprey itu terlalu mahal dan akan buang-buang anggaran. Dibandingkan Osprey, sekutu AS masih lebih memilih CH-47 Chinook yang secara harga per unit dan biaya operasional lebih murah untuk kebutuhan segmen helikopter angkut sedang. Dan sejauh ini, baru Jepang yang memesan Osprey sebanyak 5 unit. Sementara negara lain, seperti India, Israel, Korea Selatan dan UAE, hanya berstatus sebagai potensial customer.


Sebenarnya Osprey Tak Pernah Masuk Daftar Beli


Sebenarnya untuk segmen helikopter angkut sedang, TNI AD lebih tetarik kepada CH-47 Chinook buatan Boeing. Namun, sampai saat ini kabar pengadaan Chinook juga tak pasti. Harga Chinook varian terbaru sekitar US$ 39 juta, dan helikopter ini sebenarnya dapat mengangkut payload yang lebih besar. Misal untuk mengangkut pasukan, Chinook dapat memuat 55 pasukan infanteri; sementara Osprey hanya bisa menngangkut 32 pasukan. Sementara untuk biaya operasionalnya mencapai US$ 4.500 juga lebih murah dibandingkan Osprey. Jika memang Pemerintah ingin membeli helikopter angkut sedang, Chinook lebih realistis untuk dibeli karena sudah dipakai 18 negara hingga saat ini. Yang menarik meski kiblat alutsista TNI AD adalah US Army, justru US Army sendiri tidak memakai Osprey. Mereka lebih suka memakai Si Semok Chinook. Di AS, Osprey bertugas bersama USAF, USMC dan US Navy.


Short Story Osprey


Rencana pembuatan Osprey sudah mulai digaungkan sejak 1980-an, terutama setelah gagalnya Operasi Eagle Claw di Iran. Akibatnya Amerika menginginkan konsep pesawat baru yang diberi nama Joint-service Vertical take-off/landing Experimental (JVX).Program ini secara resmi dimulai tahun 1981, pada tahun 1983; Boeing Helicopter dan Bell Helicopter dianugerahi kontrak untuk membuat desain pesawat baru ini.

V-22 kemudian terbang pertama kali pada 19 Maret tahun 1989 dan memulai pengujian penerbangan dan perubahan desain; kompleksitas dan kesulitan untuk menjadi tilt-rotor pertama dalam dinas militer menyebabkan pengembangan berlangsung selama bertahun-tahun. Seperti alutsista AS yang lahir di era 80-an, Osprey juga menghabiskan biaya produksi dan pengembangan yang sangat mahal.

Pada tahun 1997, pemerintah AS meminta produksi sebanyak 523 Osprey, dengan yang pertama memasuki layanan selama tahun 1999. V-22 pertama yang dibuat dengan standar produksi melakukan penerbangan pertamanya pada Februari 1997 dan dikirim pada 15 Maret 1997 ke tim penguji di Patuxent River Naval Air Warfare Center di Maryland. Sementara sebelas lainnya diproduksi pada akhir tahun 2000.
Osprey juga tak lepas dari yang namanya celaka, pada tahun 2000 ada dua kecelakaan fatal yang menewaskan total 23 pasukan Marinir AS. Akibatnya V-22 kembali di grounded untuk sementara waktu sampai penyebab kecelakaan diselidiki dan berbagai bagian didesain ulang. Setelah kecelakaan kedua V-22 pada 11 Desember 2000, pesawat tidak kembali terbang sampai 29 Mei 2002.

Pada bulan Juni 2005, V-22 menyelesaikan evaluasi operasional akhir, termasuk penyebaran jarak jauh, ketinggian tinggi, gurun dan operasi kapal; masalah yang sebelumnya diidentifikasi dilaporkan telah diselesaikan. Sejak kembali memasuki layanan USMC dan USAF (tahun 2009), Osprey telah dikerahkan dalam misi operasi angkutan di Irak, Afghanistan, Libya, dan Kuwait.


Quote:



V-22 memiliki kelebihan karena pesawat sayap tetap ini bisa terbang diam layaknya helikopter, saat hendak lepas landas atau mendarat; baling-baling yang menghadap ke depan bisa diputar menghadap ke atas. Sehingga membuatnya akan tampak seperti helikopter, sementara jika Osprey sudah berhasil lepas landas; baling-baling pesawat yang tadinya menghadap ke atas akan diputar kembali ke depan. Sehingga Osprey bisa terbang layaknya pesawat bermesin turboprop. Konsep desain unik kemudian disebut sebagai "Tilt-Rotor."Sementara untuk pasukan dan logistik masuk melalui ramp door di belakang pesawat.

Saya pribadi juga masih bingung, dikategorikan sebagai apa Osprey ini ? Dia bisa lepas landas dan mendarat seperti helikopter, tapi juga punya kemampuan terbang seperti pesawat bermesin turboprop. Ada yang menyebutnya helikopter ada yang menyebutnya sebagai pesawat sayap tetap dengan kemampuan lepas landas dan mendarat vertikal. Tapi umumnya orang-orang menyebut Osprey sebagai "Tilt-Rotor."

Osprey sendiri sudah diproduksi dalam beberapa varian sebagai berikut:

1. Varian CV-22 yang dipakai US Air Force dapat digunakan untuk berbagai misi operasi termasuk infiltrasi, ekstraksi, dan suplai ulang.

2. Varian MV-22B untuk USMC dapat digunakan sebagai pengangkutan personel, logistik dan peralatan tempur.

3. Varian CMV-22B yang digunakan US Navy digunakan untuk mengganti peran pesawat kargo turboprop C-2A Greyhound.


Quote:



Quote:




Referensi Tulisan: bellflight.com, Shephard, boeing.com& DSCA
Sumber Foto dan Ilustrasi: sudah tertera di atas
catros
emineminna
EriksaRizkiM
EriksaRizkiM dan 25 lainnya memberi reputasi
26
9.8K
67
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer dan Kepolisian
Militer dan Kepolisian
KASKUS Official
2.2KThread2.3KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.