Cerita saya seluruhnya hampir sama seperti ini: Viral, Tak Dibiayai Kuliah & 80 Persen Gaji Dikasih ke Ortu, Masih Disebut Durhaka

Sebelumnya saya pikir cuma saya mengalami nasib seperti ini. Saya ga nyangka ada orang yang bernasib sama dengan saya. Bedanya, kalau saya, bukan cuma ortu, tapi paman, nenek, sama kakak saya minta duit gajian terus ke saya.

Sekilas profil saya:
- Laki-laki.
- Usia 28 tahun.
- Belum menikah.
- Masih single.
- Gaji 20jt. (Selalu habis tiap bulan tanpa sisa sedikitpun. Orang-orang tidak percaya saya punya gaji segitu karena saya terlihat seperti orang tidak punya, pake kaos lusuh, hape murahan, tidak punya motor (saya kasih motornya ke ayah saya), dll.)
- Hampir gila.

Ayah
Kakak ke-dua saya memberi uang ke saya untuk biaya hidup saya, melalui perantara ayah saya. Namun, ayah saya malah memberikan uang tersebut ke kakak pertama. Tentu saja, kakak kedua dan saya sendiri merasa emosi dengan kejadian itu. Sehingga waktu keluar SMA, saya tidak punya uang sepeserpun. Ayah saya selalu menganak emas kan kakak pertama. Sehingga apa kemauan dia selalu dituruti. Sementara saya... haaah.... sudahlah....

Beberapa tahun kemudian, saya akhirnya punya pekerjaan. Pada saat ini, Ayah sudah tidak lagi bekerja. Saya berikan sebagian uang gaji saya ke ayah saya, kalau di total itu sudah ratusan juta, bahkan motor pertama yang saya punya pun saya berikan ke dia, tapi dia tidak pernah mengakui saya sekalipun. Tapi, jika kakak pertama saya yang memberi dia uang, tidak banyak paling cuma 100rb, ayah saya senengnya minta ampun. Saya yang kasih lebih dari itu, dia tetep saja musuhin saya, tapi dia tetep ambil uang saya. Karena itu, saya sering bertengkar dengan ayah saya. Dan sejak saat itu, saya tidak pernah bertemu lagi dengan dia. Dan dia mencap saya sebagai anak durhaka.

Kakak ke-tiga
Kakak ke-tiga sudah menikah dan mempunyai 3 anak. Dia sudah bekerja tapi dengan gaji yang sedikit. Gaji tersebut tidak cukup untuk membiayai keluarganya. Otomatis dia selalu minta uang ke saya, yakni adiknya, setiap bulan. Dia lumayan mempunyai banyak hutang. Yang paling parahnya lagi, dia punya gadget yang mahal-mahal dari hasil kredit. Dan kredit nya itu sebagiannya saya yang harus bayar. Sementara saya, hape saya cuma hape nokia android murahan. Gak adil banget. 

Istri Kakak Pertama
Dia sangat matre. Dan juga tukang bohong yang sangat profesional. Dan juga pake hijab. Dan suka solat. Kalau kalian baru pertama kali bertemu dengan si wanita bajingan ini. Pasti kalian akan tertipu.

Istri kakak pertama ini sudah mencuri uang kakak ke-tiga saya seniliai 50 juta (dulu waktu kakak ke-tiga saya masih kuliah, itu uang kuliah dia). Akibatnya kakak saya di DO karena tidak bisa membayar uang kuliahnya. Sehingga hidup kakak ketiga saya ini sangat melarat sekarang.

Istri kaka pertama juga mencuri KTP saya 3 tahun yang lalu (entah untuk tujuan apa saya ga tahu, mungkin untuk pinjaman online, apa bisa???). Sehingga selama 3 tahun ini saya tidak punya KTP, setiap mau bikin KTP, pasti selalu dikasih SUKET (Surat Keterangan). Jadi karena itu, sampai sekarang saya tidak punya KTP gara2 dia.

Pada suatu hari, dia kepergok mencuri uang saya. Tentu saja saya marahin habis-habisan. Setelah itu, istrinya ngadu ke suaminya, yakni kakak pertama saya. Entah apa yang dia katakan, kakak pertama saya marah-marah ke saya. Uang saya dicuri, tapi malah saya yang dimarahin? Kakak pertama saya tidak membela saya, dia malah membela istrinya yang tukang bohong itu. Sampai sekarang kakak saya masih memusuhi saya gara-gara itu.


Paman
Paman saya tidak bekerja, dia pengangguran, dan seorang duda beranak satu. Oke, tidak apa-apa. Saya bantu. Saya kasih dua juta tiap bulan dari gaji saya. Saya berharap suatu saat nanti dia akan cari kerja dan bisa membiayai hidupnya sendiri. Satu bulan, dua bulan, tiga bulan. Satu tahun kemudian. Dia masih minta uang ke saya. Yang paling parahnya lagi, dia malah ingin menikah lagi, dengan janda beranak satu, yang juga pengangguran.

Tanggal pernikahan sudah ditentukan, undangan sudah disebar dari mulut kemulut. Nah, masalahnya itu, dia engga punya uang untuk biaya pernikahan (go***k banget kan?). Terus dia minta uang ke saya. Tentu saja saya emosi dong. Saya tidak kasih. Terus dia menangis dan berjanji akan mencari pekerjaan saat dia telah menikah. Pada hari -1 pernikahan, dia masih belum punya uang. Karena kasihan, dengan bodohnya, saya kasih dia uang.
Pernikahan pun diselenggarakan. Seminggu kemudian, dia masih belum punya pekerjaan. Otomatis dia minta uang ke saya lagi. Jadi, sekarang saya harus membiayai paman saya itu, istrinya, dan anaknya. Yang paling parahnya, paman saya sama istrinya itu, biasa aja, ga ada rasa malu minta-minta ke saya. Tiap hari cuma duduk-duduk manis dan ngobrol doang sambil tertawa. Istrinya tiduran sambil ngerokok! Kalau saya menegur, dia pasti akan marah-marah! Saya emosi banget!!! Arghhhhh........!!!!!!


Ibu
Ibu saya sekarang sedang sakit, dia tidak bisa bergerak jauh. Ibu saya ingin tinggal dekat dengan paman saya yang sudah saya ceritakan diatas. Saya sudah bilang, saya tidak mau memberi uang lagi ke paman, tapi ibu saya selalu menyuruh saya untuk mengasihani paman saya. Karena itu, terpaksa saya harus memberi paman saya uang. Dan juga saya memberikan 80% gaji saya ke ibu saya. 20% ke paman dan kakak ke-dua saya. Saya tidak pegang uang sepeserpun.

-----

Akhir kata
Saya hampir gila karena semua masalah ini. Saya ingin pergi sejauh mungkin. Saya tidak ingin lagi kenal dengan keluarga saya. Saya sudah capek. Saya sudah akan berumur 30 tahun dan masih belum menikah, tidak ada waktu cari jodoh, juga uang saya selalu habis tiap bulan, tidak ada sisa uang untuk saya