Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

cangkeman.netAvatar border
TS
cangkeman.net
Orang Tua yang Senang Batitanya Nakal Berharap Apa Sih?
Orang Tua yang Senang Batitanya Nakal Berharap Apa Sih?

Cangkeman.net - Sore tadi, Bhre, anak saya yang berusia 22 bulan sedang asik nonton Upin-Ipin di TV. Sembari nonton TV, dia memainkan mobil-mobilannya di lantai. Tak lama berselang, kompatriotnya sesama Batita -sebut saja Bro- datang membawa mobil mainannya sendiri. Si Bro ini lebih tua 6 bulan dari Bhre. Otomatis secara fisik dia lebih kuat dan gesit daripada Bhre.

Semua tampak normal saja. Mereka memang kerap bermain bersama. Kadang Bhre yang nyamperin Bro di rumahnya, di lain waktu gantian Bro yang menhampiri Bhre. Hingga di satu momen, Bro melemparkan mainannya ke kepala Bhre. Tanpa prolog ba bi bu, tepat mengenai jidat Bhre. Laiknya Batita kebanyakan, sontak Bhre menangis karena kesakitan (atau mungkin malu tidak bisa melawan). Sedangkan si Bro kalem saja melihat korbannya mewek. Dia malah mengeluarkan kata mutiara sebagai epilog:janc** sambil ngeloyor pergi. Saya hanya melongo, bingung mesti bereaksi bagaimana.

Ortu si Bro bukannya tidak tahu kelakuan anaknya. Mereka seringkali mendapati anaknya melakukan aksi serupa kepada siapa saja. Bahkan kepada orang dewasa. Anehnya -setidaknya dalam pandangan saya- si ortu terlihat fine-fine saja. Malah acapkali nyengir dengan wajah sumringah melihat anaknya beraksi. 

Saya juga kerap melihat si ortu menyuruh Bro memaki seseorang. Meski dalam konteks bercanda, tetap saja bagi saya kurang bagus untuk perkembangan jiwa anak. Si Bro ini, kecil-kecil kosa kata pisuhannya lumayan lengkap lho. Coba sebut makian ala Jawa Timur, apa saja. Si Bro akan fasih melafalkannya dengan penjiwaan sempurna bak aktor drama. Klop, sudah agresif secara fisik, brutal secara verbal pula.

Saya jadi berandai-andai, berusaha menempatkan diri pada posisi ortunya si Bro. Jangan-jangan mereka memang ingin memupuk perangai agresif si anak sebagai bekal menjalani profesinya kelak. Hmm memangnya ada profesi yang membutuhkan watak agresif sebagai kualifikasi utama? Eh jangan salah, ada beberapa. Jom kita tengok!

Alternatif pertama yang bisa saya bayangkan adalah profesi sebagai preman. Ya siapa tau aja ortu si Bro memang menghendaki anaknya kelak menjadi preman. Modal tampang sangar dan perangai agresif saja saya kira cukup. Jika kelak bisa menguasai 10 saja lahan parkir, dijamin tajir melintir.

Lha iya kan? Di jaman yang serba tak pasti begini, investasi uang biaya pendidikan anak itu high risk lho. Jangankan berharap uang segera kembali, tekor yang hampir pasti. Apalagi kalau jurusan yang dipilih bukan jurusan populer, jurusan filsafat, misalnya. Setahu saya cuma dua orang dari jurusan filsafat yang mapan, Dian Sastro dan kepala suku Mojok. Nah, daripada berinvestasi gak jelas membiayai anak untuk kuliah, melatihnya untuk mreman bisa menjadi pilihan.

Mungkin juga ortu si Bro bercita-cita agar anaknya menjadi atlet MMA. Modal nyali itu pasti. Beserta nilai plus berupa mulut yang fasih menyemburkan kata-kata kotor. Tinggal menambah jam terbang dalam perkelahian. Mungkin bisa juga diikutkan magang terlebih dahulu ke kakak-kakak SMA dan STM yang hobi tawuran. Yakin deh, sebelum usia 20 tahun aja sudah akan berasa seperti McGregor. Ya walaupun nantinya kalahan dengan muka nyonyor, yang penting bisa kesohor.

Jika 2 alternatif tadi gagal tercapai, masih ada pilihan profesi yang lain. Menjadi anggota ormas pembela apa aja. Apalagi kalau yang dibela itu agama, kualifikasinya pasti sesuai. Anggotanya mutlak harus agresif dan intimidatif. Yah meskipun di tahun 2021 lalu, laskar semacam itu sudah dibubarkan, tapi 10 atau 20 tahun lagi, tepat di usia produktif si Bro, siapa tahu mereka dibangkitkan lagi. Ormas attack dog selalu punya prospek kok dalam politik. Lumayan lho, minimal bisa dapet nasi bungkus gratis.

Lebih dari semua laternatif tersebut, kemungkinan terbaik yang bisa saya angankan adalah menjadi pemain sepak bola. Di mana sikap agresif, bernyali, brutal secara verbal, dan kuat secara fisik adalah paket komplit yang sangat dibutuhkan di Liga Indonesia. Urusan skill mah nomor sepuluh atuh...

Tulisan ini ditulis oleh Rois Pakne Sekar di Cangkeman pada tanggal 5 Januari 2022
sekkar
sekkar memberi reputasi
1
2.4K
18
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.6KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.