ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Main Hakim Sendiri adalah Bukti Orang-Orang Sudah Terlalu Stress


Belum lama ini saya melihat berita tentang seorang kakek yang dituduh maling dan kemudian dikeroyok hingga tewas. Beberapa hari setelahnya saya melihat berita seseorang diteriaki maling dan juga dokeroyok hingga tewas. Beberapa jam yang lalu saya juga melihat berita seorang kurir cod yang nyaris dibacok hanya karena telah mengantar barang. Well, banyak sekali ya?

Anehnya kasus-kasus ini punya satu kesamaan yakni korban yang sebenarnya tidak bersalah. Mereka hanya sekedar diteriaki maling dan orang-orang langsung berbondong untuk mengeroyok tanpa peduli siapa sebenarnya yang salah. Mereka bahkan tidak mempertanyakan siapa orang yang berteriak tersebut.



Istilah main hakim sendiri memang bukan lagi hal baru di masyarakat. Setiap kali seseorang tampak berbuat kesalahan maka massa akan berkumpul memberikan penghukuman tanpa memperdulikan apa, kenapa, siapa, dan bagaimana keadaan itu bisa tercipta. Berlindung di balik keramaian, beralasan bahwa korban memang bersalah, dan memukul sekeras-kerasnya tanpa peduli pukulan itu bisa saja merenggang nyawa. Kira-kira seperti itulah definisi main hakim sendiri.

Ironisnya, main hakim sendiri adalah bukti nyata kebodohan masyarakat. Hanya dengan mendengar separuh cerita lalu merasa paling benar, cuma berani saat keroyokan, nggak pakai mikir yang penting serang. Haduuhh, pantas aja gampang kemakan hoaks, emang dasarnya malas berpikir. emoticon-Cape d...



Tapi kenapa orang-orang jadi semakin malas berpikir? Saya curiga ini berhubungan dengan stress, terutama akibat PPKM dan covid. Terus dikurung dan dibatasi membuat seseorang menginginkan pelampiasan agar bisa bernafas lega dan saat ada pelaku kejahatan di depan mata maka apa lagi yang kurang? Hajar! Percaya nggak percaya, berolahraga dan berkeringat memang sanggup mengurangi stress.

Mendadak saya jadi teringat akan film 12 Angry Men yang menceritakan 12 juri pengadilan yang membahas apakah terdakwa bersalah atau tidak. Dalam film tersebut 11 juri langsung memutuskan terdakwa bersalah namun satu juri menolak mengambil keputusan cepat dan mendiskusikan semua fakta yang ada. Film itu menceritakan orang-orang yang langsung mengambil keputusan, orang yang malas berpikir, dan orang yang hanya ikut arus. Meski nyawa seseorang dipertaruhkan namun mereka seolah tidak peduli, toh itu bukan urusan mereka.



Cerita dalam film itu cocok dengan keadaan masyarakat. Beberapa orang mengambil keputusan hanya dari satu pihak saja, beberapa orang tak mau repot-repot berpikir, beberapa orang tak punya pendirian, dan beberapa yang lain hanya ingin perhatian. Ironis sekali, serius, apa sih yang salah dari masyarakat?

Dan untuk Anda yang membaca ini, jika Anda melihat pengeroyokan massal di tengah jalan, tolong berpikirlah dahulu sebelum bertindak. Jika Anda ikut mengeroyok maka Anda bisa ditangkap dengan pasal main hakim sendiri dan jika Anda membiarkannya begitu saja Anda akan merasa bersalah jika ternyata si korban tidak bersalah. Karnanya, tolong lerailah atau setidaknya hubungi yang berwajib.

Sekian dari saya mari bertemu di thread saya yang lainnya.
krisnasp
areszzjay
6666661234
6666661234 dan 34 lainnya memberi reputasi
33
5.4K
132
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.