Di tengah keributan antara Rusia dan Barat, diam-diam Iran telah memperlihatkan rudal balistik terbarunyapada hari Rabu (09/02/2022). Nama rudal balistik tersebut adalah "Kheibar Shekan." Upacara peresmian rudal Kheibar Shekan dihadiri oleh Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayor Jenderal Mohammad Bagheri dan Komandan IRGC Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh. Upacara peresmian rudal itu bertepatan dengan perayaan nasional untuk menandai ulang tahun ke-43 kemenangan Revolusi Islam di Iran.

Rudal jarak jauh baru ini menggunakan bahan bakar padat, diklasifikasikan di antara rudal IRGC generasi ketiga dan unik dalam hal bobot dan penembakan. Berat rudal Kheibar Shekan berkurang sepertiga dibandingkan dengan rudal serupa yang dulu sempat dipublikasikan. Dan waktu yang dibutuhkan untuk meluncurkannya telah berkurang enam kali lipat dibandingkan varian sebelumnya.

Menurut Iran, rudal Kheibar Shekan memiliki kemampuan manuver yang tinggi dalam menghadapi sistem anti-rudal, dan kelincahan serta kecepatan ekstrim. Jarak jangkauan rudal ini mencapai 1.450 km. Sistem, ide hingga produk rudal telah dirancang dan dibangun oleh para ilmuwan Angkatan Udara IRGC.





Mengutip informasi Janes.com, Kheibar Shekan merupakan varian dari keluarga Fateh-110, jenis rudal yang juga menggunakan bahan bakar padat. Jangkauan dari Kheibar Shekan juga lebih jauh dibandingkan rudal Dezful yang diluncurkan pada Februari 2019, rudal ini diklaim memiliki jangkauan 1.000 km.

Dalam video yang diposting media Iran juga menunjukkan delapan kendaran transport erector launcher (TEL) di fasilitas bawah tanah yang masing-masing tampaknya membawa dua rudal Kheibar Shekan. Meskipun sudah ada 8 kendaraan yang membawa rudal Kheibar Shekan, akan tetapi sampai saat ini belum diketahui apakah rudal baru ini sudah diproduksi dalam jumlah banyak.





Sementara itu nama Kheibar diambil dari nama Khaybar, sebuah oasis yang ada di wilayah Hijaz, sekitar 153 kilometer utara Madinah, Arab Saudi, saat ini. Sebelum bangkitnya Islam, orang-orang Yahudi menghuni daerah tersebut. Daerah tersebut kemudian jatuh ke tangan pasukan Muslim pada 629 Masehi.