Jakarta, CNBC Indonesia - Cengkareng dan Kalideres di Jakarta Barat adalah kawasan pinggiran Jakarta. Sebelum adanya Bandara Soekarno-Hatta, yang mulai beroperasi pada 1985, kawasan itu tak seramai sekarang.

Cengkareng punya reputasi juga sebagai tempat 'jin buang anak' di masa lalu karena belum dilirik. Kini Cengkareng dan Kalideres tak hanya punya daerah yang padat penduduk, tapi sebagian wilayahnya kini ada perumahan elite seperti Citra Garden yang digarap oleh pengembang Ciputra. Ada daerah yang kini masih disebut Pinggir Rawa, konon pada masa lalu sebagai habitat buaya liar.

"...Citra Garden di Kalideres adalah sudut yang tak terjamah yang sering dibilang tempat jin buang anak. Dan Bintaro? siapa yang peduli dengan Bintaro sebelum kami membangun di sana. Semua bisa berubah," kata Ciputra dalam Alberthiene Endah, "Ciputra The Entrepreneur: The Passion of My Life" (2019) (hal: 349).

ad
Ciputra melekat sebagai pengembang yang mengubah 'kotoran' jadi emas, termasuk mengangkat kawasan yang awalnya tak bernilai. Setelah 1970-an, nama Ciputra kian meningkat di sektor perumahan. Setelah proyek Pondok Indah berjalan, dirinya terlibat dalam proyek perumahan di Serpong, Bintaro dan lainnya.

Proyek-proyek itu tak hanya miliknya, dia pernah menjalankan proyek bersama Salim Group, Jaya Group dan Sinar Mas Group. Ciputra kemudian membangun benderanya sendiri.

"Nama perusahaan itu PT Citra Habitat Indonesia atau PT CHI. Tepat tanggal 22 Oktober 1981 saya meresmikan perusahaan ini," kata Ciputra seperti dicatat Albertine Endah dalam Ciputra The Entrepreneur: The Passion of My Life (2019:262). Proyek pertama CHI adalah membangun kawasan perumahan di Cengkareng.

Cengkareng, juga daerah yang diramal Ciputra bakal bermasa depan cerah. Ketika Ciputra meramalkannya, kawasan itu masih becek dan berlumpur. Ciputra ikut menyusurinya. Pembebasan lahan dilakukan dan dalam dua tahun 50 hektare sudah dikuasainya. Luas tanah yang digarap CHI terus berkembang.

"Pembebasan tanah tidak akan mengalami kesulitan karena pada saat itu nyaris tak ada orang yang menginginkan kawasan tersebut untuk dijadikan proyek," kata Ciputra (2019:268). Penduduk kawasan itu hanya menginginkan harga pantas saja atas tanah mereka.

Sekitar 1985, Ciputra merekrut beberapa sarjana dari kampus lokal yang usianya masih muda untuk CHI. Mereka memimpin para pekerja di lapangan. Kala itu proyek CHI yang digarap di Cengkareng sangat jauh dari keramaian. Kawasan yang dibangun CHI itu bernama Citra Garden.

Beberapa tahun setelah bandara dibuka, penjualan perumahan Citra Garden terlihat bagus pada 1989. Setelah sukses awal itu, perumahan Citra Garden 2 pun dibangun, yang letaknya agak berjauhan dari yang pertama. Citra Garden jilid-jilid berikutnya pun menyusul. Tak heran jika Citra Garden yang berjilid-jilid itu lalu muncul Citra Garden City, yang luasnya 450 hektar.

Anak-anak Ciputra yang sudah lulus kuliah di luar negeri lalu masuk ke CHI. Pada pertengahan 1990-an, CHI berkembang menjadi Ciputra Development. Menurut Hermawan Kertajaya dalam Kompas 100 Coporate Marketing Cases (2013:178), Ciputra Development berdiri untuk mengembangkan diri ke luar Jakarta dan luar Jawa.

Bendera yang dipegang Ciputra cukup sukses menggarap perumahan juga di luar Jakarta dan Pulau Jawa. Citraland yang tersebar di beberapa kota adalah warisan dari Ciputra yang tutup usia pada 27 November 2019.

https://www.cnbcindonesia.com/news/2...aign=cmssocmed