Cangkeman.net - Manusia adalah tempatnya salah dan khilaf, tapi justru dari kekhilafan dan kesalahan itu, kita menjadi pribadi yang mampu belajar, untuk kemudian memperbaikinya di masa depan. Manusia yang merasa dirinya waras akan merasa menyesal jika melakukan sebuah kesalahan san sesuatu yang tidak berguna. Normalnya sih seperti itu. 

Namun ada beberapa hal yang justru menjadi lingkaran setan. Sudah tau itu salah dan sampai disesali, akan tetapi masih saja diulangi. Tidak dipungkiri, hal-hal ini meskipun mengakibatkan rasa menyesal terhadap pelakunya, tapi sangat candu untuk dilakukan. Hal-hal tersebut adalah sbb.

1. Mengonsumsi Makanan Tidak Sehat
Tidak ada yang bisa mengalahkan godaan dari kuah seblak yang merekah. Apalagi jejeran seblak yang dijual di pinggir jalan, alias belum tersentuh moderenisasi upgrade tempat fancy. Belum lagi dengan kenyalnya mie instan asli Indonesia yang sudah mendunia yang didukung telur rebus atau goreng setengah matang. Tak ketinggalan saus sambal sebagai pelengkap pemuja rasa pedas. Belum memakannya, baru mencium baunya atau bahkan baru membayangkan sambil membaca tulisan ini saja sudah bikin perut seolah lagi tawuran minta dituruti jajanan tidak sehat itu.

Sebenarnya, konsumsi seblak ataupun mie instan dan deretan panganan sejenis lainnya, tidak apa-apa, kawan. Asalkan tau batasan, tidak untuk dinikmati setiap saat dan setiap waktu. Karena tubuh kita memerlukan asupan menyehatkan yang dapat memnuhi gizi dalam tubuh.

Magis makanan cepat saji memang sulit ditolak, sehingga meskipun tau jika itu tidak sehat, tetap saja akan bolak-balik dikonsumsi. Parahnya, tidak memperhatikan rentang waktu atau jeda yang tepat supaya tidak berlebihan. Ingat, sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, teman-teman.

2. Mengerjakan Tugas dengan Mepet Deadline
Ada dua tipe pelajar jika dilihat dari prinsipnya. Ada pelajar yang mempunyai prinsip seperti Mbak Ema  Watson, yaitu "Kalau tidak sekarang, kapan?" Namun ada pula pelajar yang mempunyai prinsip seperti saya, ini justru yang dominan. Yaitu punya prinsip, "Jika bisa dikerjakan besok, kenapa harus sekarang?"

Sungguh rasa malas dan mager itu selalu menggelendoti raga dan jiwa saat tugas baru saja launching serta memiliki deadline waktu yang cukup lama. Pengaruh mager ini pun bisa datang dari mana saja, ada yang memang belum paham dan menunggu bestie-nya mengerjakan terlebih dahulu. Ada pula yang emang mager aja dan lebih asyik scroll tiktok daripada mengerjakan tugas cepat-cepat.

Saat jadwal sudah mepet deadline, otak-otak pelajar dengan tipe sepertiku akan berubah seolah-olah seperti Einsten. Ada saja ide-ide cemerlang yang bermunculan di waktu kepepet itu. Entah teori dari mana, namun otak manusia akan berpikir lebih kreatif dan lebih cepat dari biasanya ketika jiwa mereka terancam. Semepet apapun waktu pengumpulan tugas, pasti akan selesai saat mengerahkan segala daya upaya untuk menyelesaikannya.

3. Begadang
"Begadang jangan begadang, kalau tiada artinya."
Begitulah sepotong lirik yang dinyanyikann oleh penyanyi dangdut legendaris asal Indonesia, Haji Rhoma Irama. Beliau bahkan sudah jauh-jauh hari mengingatkan untuk jangan tidur larut kalau memang tidak ada hal darurat yang perlu dikerjakan saat itu.

Namun, orang-orang, khususnya remaja masa kini menganggap bahwa tidur larut itu hal yang keren untuk dijadikan pengakuan, bahkan mereka bangga menyebut dirinya terkena insomnia, padahalmah bukan sepenuhnya insomnia, hanya gabut scroll sosmed sampai larut malam.

Bisa juga begadang karena mengerjakan tugas atau kejar deadline, namun karena keseringan dari hari ke hari, jadi tubuh sudah terbiasa diajak terjaga sampai larut malam. Hingga mereka sampai pada titik menjadi manusia kalong nan puitis yang memegang prinsip, "Tetaplah  begadang, karena pagi tak setenang malam."

Rumit memang melihat segala permasalahan anak muda saat ini, termasuk saya juga sih. Padahal sebelum kita mengenal apa itu overthinking, tidur larut malam adalah hal yang paling dihindari supaya bisa bangun pagi dan lebih produktif menjalani aktivitas layaknya manusia normal.

4. Check Out Belanjaan
Ini dia racunnya para wanita. Saat jari mereka sudah berselancar ke aplikasi berlogo salah satu marketplace dan umumnya adalah aplikasi seperti kucing oyen kesayangan sejuta perempuan. Keinginan menggebu-gebu untuk mengeluarkan isi keranjang selalu merasuki alam bawah sadar. Apalagi jika ada banjir promo menarik beserta tawaran gratis ongkirnya. Udah dah pasti kalap untuk mencheckout barang-barang lucu nan tidak berguna.

Pemborosan di atas seringkali mereka sebut sebagai self-reward. Padahal seringkali setelah melakukan self-reward merasa menyesal karena yang dibeli hanya sebatas keinginan dan rasa penasaran saja. Namun penyesalan itu seringkali diulangi.

Bagi kalian yang ingin mengurangi kebiasaan tersebut, tanamkanlah prinsip "mencintai tak harus memiliki".

5. Jatuh Cinta dengan Orang yang Tidak Bisa Dimiliki
"You still falling in love with people you can't have." Itulah sepenggal kalimat puitis yang pernah saya baca di novel Wattpad berjudul "Daniel and Nicolette"

Ini adalah puncak kekhilafan yang paling membuat candu. Entah kenapa ada sebuah tantangan sendiri saat memutuskan untuk membuka hati pada orang yang sebetulnya tidak bisa membalas perasaan kita. Masa-masa berusaha mendekati dengan sebelumnya melakukan berbagai riset untuk melancarkan pendekatan adalah hal yang paling seru.

Meskipun tak jarang jika jatuh cinta yang dilakukan sering berujung pada patah hati karena si dia ternyata hanya penasaran dan tidak ingin menjalin hubungan hingga pergi meng-ghosting bagaikan Casper. Namun anehnya, hal itu tetap diulangi. Saya pun sebenarnya bingung kenapa bisa begitu. Ah, urusan manusia sejak kapan sih tidak memiliki kerumitan tingkat tinggi?


Tulisan ini ditulis oleh Yunita Devika Damayanti di Cangkeman pada 28 Desember 2021