Meski Omicron cenderung bergejala ringan pada mereka yang sudah divaksinasi COVID-19, bukan berarti setiap orang 'santai-santai' saja dan membiarkan diri terpapar. Banyak yang keliru menjadikan Omicron seperti influenza pada umumnya, padahal dampak dan risikonya jelas berbeda.

Dari gejalanya, memang Omicron menyerupai pilek biasa, Namun, bahaya muncul saat seseorang lantas tak sadar membawa atau menularkan virus pada lansia dan kelompok rawan lainnya yang berisiko meninggal dunia saat terinfeksi.

"Kalau menganggap ini seperti flu dan dibiarkan terinfeksi saja itu bahaya sekali, yang harus kita lakukan adalah melindungi kelompok berisiko," imbau Dicky saat dihubungi detikcom Senin (31/1/2022).

Dicky mewanti-wanti jumlah kasus Corona di Indonesia kini sebenarnya 10 kali lipat dari angka resmi yang dilaporkan. Lantas mengapa ada selisih yang jauh berbeda?

"Itu kan karena masalah kapasitas testing yang belum memadai, dan mayoritas kan memang nggak bergejala, (jadi banyak yang tidak melakukan tes)," bebernya.

"Dan kalau bicara jumlah kasus di masa puncak, dan saat ini pun sebenarnya sudah 10 kali lipat dari yang dilaporkan, itu sudah ada. Iya setidaknya di atas 100, 200 ribu per hari itu ada, kalau pada masa puncak ya bisa sampai
300-500 ribu."

Sayangnya, Dicky tak yakin pemerintah bakal bisa menemukan jumlah kasus sebanyak yang diproyeksikan. Di tengah keterbatasan testing, maksimal kasus yang bisa ditemukan paling banyak berkisar 50 ribu orang saja.

"Paling banyak 50 ribuan, kalau bagus lagi testingnya ya masih bisa 100 ribu, tapi kalau di atas itu ya kita belum mampu menemukan sebanyak itu," pungkas dia, sembari menekankan masyarakat wajib untuk meningkatkan kewaspadaan dengan mematuhi protokol kesehatan, meskipun sudah divaksinasi.

https://health.detik.com/berita-deti...-ribu-per-hari