Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

bajer.dinar212Avatar border
TS
bajer.dinar212
Kontroversi Wakil Menteri Inggris Ngaku Dipecat karena Seorang Muslimah



Jakarta - Nusrat Ghani, Wakil Menteri Transportasi Inggris jadi sorotan setelah mengungkapkan pemecatan dirinya lantaran agama Islam yang dianutnya. Disebutkan rekan-rekannya di bawah pemerintahan Perdana Menteri Boris Johnson merasa tidak nyaman soal keyakinannya itu.

Seperti dilansir Reuters, Minggu (23/1/2022) dalam wawancara dengan surat kabar Sunday Times, wanita berusia 49 tahun itu mengaku kehilangan pekerjaannya sebagai Wakil Menteri pada Februari 2020 lalu. Ghani diberi tahu oleh penegak disiplin parlemen bahwa status "Muslimah" yang diyakininya dianggap sebagai masalah dalam pemecatannya.

"Saya diberitahu pada saat pertemuan reshuffle di Downing Street bahwa status 'Muslim' diangkat sebagai 'isu'. Dan status 'Menteri Wanita Muslim' saya membuat rekan-rekan tidak nyaman," demikian pernyataan Ghani, yang dikenal sebagai Menteri Muslimah pertama Inggris.

"Saya tidak ingin berpura-pura bahwa ini tidak menggoyahkan kepercayaan saya pada partai. Saya kadang-kadang mempertimbangkan apakah akan melanjutkan sebagai anggota parlemen," katanya.

Hingga kini belum ada tanggapan dari Kantor Perdana Menteri Downing Street soal pemecatan tersebut. Namun Kepala Penegak Disiplin Parlemen Mark Spencer mengatakan dirinyaa adalah orang yang menjadi pusat tuduhan Ghani.

"Tuduhan ini sepenuhnya salah dan saya menganggapnya sebagai fitnah," kata Spencer di Twitter. "Saya tidak pernah menggunakan kata-kata yang dikaitkan dengan saya."

Spencer juga menyebut Ghani telah menolak untuk membawa masalah ini ke penyelidikan internal formal ketika masalah tersebut pertama kali diungkap pada Maret 2021 lalu.

Pemimpin oposisi utama Partai Buruh Keir Starmer mengatakan Partai Konservatif harus segera menyelidiki tuduhan Ghani.

"Ini mengejutkan untuk dibaca," katanya di Twitter.

Pernyataan Ghani muncul setelah salah satu rekan dari partai Konservatif lainnya William Wrag mengatakan dia akan bertemu polisi awal pekan depan untuk membahas tuduhan bahwa komite disiplin pemerintah telah berusaha untuk "mengintimidasi dan memeras" sejumlah anggota parlemen. Para anggota parlemen ini dicurigai mencoba menggulingkan Johnson turun dari jabatannya imbas kemarahan publik terkait pesta-pesta yang diadakan di di Downing Street selama lockdown Covid-19.

"Nus sangat berani untuk berbicara. Saya benar-benar terkejut mengetahui pengalamannya," kata Konservatif senior William Wragg di Twitter.

Johnson mengatakan dia tidak melihat atau mendengar bukti apa pun untuk mendukung klaim Wragg. Kantornya mengatakan akan melihat bukti semacam itu "dengan sangat hati-hati".

"Seperti halnya tuduhan semacam itu, jika tindak pidana dilaporkan ke Met, itu akan dipertimbangkan," kata juru bicara Kepolisian Metropolitan London.

Akibat skandal-skandal yang terjadi, dukungan publik terhadap Johnson dan partainya menurun.

Sebelumnya, Partai Konservatif juga menghadapi tuduhan Islamofobia. Dalam sebuah laporan pada Mei 2021 lalu, mereka dikritik karena caranya menangani keluhan diskriminasi terhadap Muslim.

Laporan itu mendorong Perdana Menteri itu meminta maaf. Bahkan komentarnya di masa lalu tentang Islam kembali disinggung, termasuk ketika dirinya menyebut wanita yang mengenakan burqa sebagai kotak surat yang berjalan.


Sumber : https://news.detik.com/internasional...limah?single=1
37sanchi
Cucigosok
Cucigosok dan 37sanchi memberi reputasi
2
3K
26
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar NegeriKASKUS Official
79.2KThread10.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.