Setelah menunjukkan kesuksesannya di konflik Nagorno-Karabakh pada tahun 2020 lalu, kini industri kendaraan tak berawak terus menunjukkan geliat produksinya. Selama ini kita mengenal kendaraan tak berawak berwujud menyerupai pesawat tempur yang biasa dikenal dengan nama "Unmanned Aerial Vehicle (UAV)." Namun, kini juga mulai dikembangkan kendaraan tak berawak yang bergerak di darat, Chuna adalah salah satu negara di Asia yang mulai mengembangkan jenis kendaraan tersebut. Selain China, Korea Selatan juga mulai mengembangkan kendaraan tersebut.

Pada kesempatan kali ini TS akan membahas sekilas tentang kendaraan tempur tak berawak yang sedang dikembangkan oleh Korea. Kendaraan tempur tersebut diberi nama "Unmanned Ground Vehicle (UGV 6x6)." Yang menarik adalah drone versi darat ini menggunakan platform penggerak roda 6x6, biasanya drone berbasis darat memakai platform penggerak roda rantai. UGV ini dibuat oleh manufaktur Hyundai Rotem.

Mengutip artikel Army Recognition, pada tanggal 10 Januari 2022 lalu, pasukan Korea Selatan telah menerima unit UGV tersebut. Pihak manufaktur mengatakan jika tes yang dijalani prototype UGV tersebut sudah selesai. Di mana tes dimulai pada 7 Juli 2021 dan berlangsung selama 6 bulan. Sebelumnya pada November 2020, Hyundai Rotem memenangkan kontrak untuk memproduksi kendaraan tempur berbassis darat baru untuk kebutuhan pasukan Korea Selatan di era modern. UGV ini telah diuji dalam berbagai medan, dan UGV ini berhasil memenuhi persyaratan militer yang telah ditetapkan.



Kendaraan militer tak berawak ini menggunakan tenaga listrik, sehingga akan mengurangi kebisingan dari UGV ini ketika sedang dioperasionalkan. UGV ini memiliki kecepatan jelajah maksimal 10 sampai 40 km/jam, sementara untuk daya tahan operasionalnya mencapai 6 jam.. Dirancang sebagai kendaraan serbaguna untuk misi pertempuran, pengintaian dan pengawasan, UGV 6x6 buatan Hyundai ini juga dibekali beberapa kamera untuk kondisi siang dan malam. Kamera itu bisa mendeteksi objek pada jarak 4 km. Semua gambar yang direkam ditampilkan secara real-time melalui monitor terpisah dari jarak jauh.

Kendaraan ini juga dibekali sistem stasiun senjata kendali jarak jauh (RCWS) dengan bekal senjata berupa senapan mesin kaliber 5,56 mm atau 7,62 mm untuk bertempur. Pada bagian belakang kendaraan ini juga tersedia ruang yang mampu membawa muatan sekitar 200 kg. Atau digunakan untuk mengangkut seorang prajurit yang terluka. Prototype UGV ini dibuat berdasarkan pada HR-Sherpa, merupakan prototype kendaraan tak berawak yang pernah dipamerkan dalam ajang Robot World, Oktober 2018 di Kintex, Goyang, timur laut Seoul. Kendaraan memiliki panjang total 2,7 m, lebar 1,7 m, dan tinggi 0,9 m sementara berat kosongnya adalah  1,6 ton.

Dengan tuntutan konflik dan perkembangan teknologi militer yang terus berkembang, maka beberapa negara mulai mengembangkan kendaraan tempur tak berawak. Dengan begitu bisa meminimalisir korban jiwa dari para tentara yang bertugas. Tak bisa dipungkiri, kelak tugas tentara akan sedikit berkurang. Di mana sebagian tugas mereka akan mulai digantikan kendaraan tak berawak.

Sementara itu dibuatnya kendaraan tempur tak berawak karya anak bangsa tersebut juga menjadi bukti bahwa, pemerintah Korea Selatan sangat mengapresiasi produk lokal. Sehingga karya dalam negeri tersebut tidak hanya berakhir sebagai prototype semata.