• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Perlu Mental Baja Untuk Naik Bus di Wilayah Tapal Kuda dan Cirebon

deni.ka
TS
deni.ka
Perlu Mental Baja Untuk Naik Bus di Wilayah Tapal Kuda dan Cirebon
Bagi TS naik bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) dan AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi) merupakan sebuah rutinitas yang harus dijalani setelah mendapatkan pekerjaan di luar kota, karena domosili TS di jalur selatan Jawa Timur, maka Sumber Group dan Mira adalah tunggangan langganan. TS tak pernah pilah-pilih, kalau yang datang Sumber ya naik, kalau yang datang Mira pasti ikut naik juga.

Bus yang TS biasa naiki adalah kelas Ekonomi, karena ongkosnya yang lebih bersahabat dengan dompet. Kalau ada rejeki lebih ya naik bus Patas, itu pun sebenarnya jarang-jarang gan sist. Bus Patas selalu ada di daftar ke-2 kalau TS hendak melakukan perjalanan di sekitar Jatim, Jateng dan Jogja. Beruntung operator bus di wilayah TS menerapkan tarif kawasan, jadi tarif tersebut dihitung berdasarkan jarak tempuh dari satu kota ke kota yang lain.

Misalnya TS pergi dari Solo ke Maospati, maka tarifnya Rp 27 ribu. Jika pergi dari Maospati ke Madiun tarifnya Rp sekitar Rp 15 ribu. Jika jarak dekat tarifnya tentu akan murah, jika jaraknya jauh tarifnya akan bertambah sesuai jarak tempuh bus. Dan itu pun hitungannya masih murah. Tapi tidak semua bus menerapkan tarif kawasan, masih ada beberapa bus yang masih menerapkan tarif seenaknya sendiri. Entah karena memang peraturan dari manajemen atau dari krunya yang "nakal."

Berikut ini adalah dua daerah di pulau Jawa yang wajib membutuhkan "nyali tinggi dan mental baja", terutama ketika kita memutuskan untuk naik bus di wilayah tersebut. Semoga sedikit saran dan pengalaman dari TS ini semoga bisa dijadikan referensi bagi yang mau naik bus di beberapa wilayah tersebut. Kita mulai dari daerah sebelah timur di Jawa Timur emoticon-Cendol (S)


Quote:


Jika kalian pergi ke daerah Tapal Kuda dan memilih naik bus, gan sist patut waspada. Pasalnya di jalur ini tarif busnya tergolong sadis, dan tak jarang jika bus yang kita naiki sepi penumpang, maka akan ada kemungkinan kita akan dioper ke bus lain. Jika kalian mau pergi ke Jember misalnya atau daerah lain di Tapal Kuda, TS sarankan untuk mencari bus bernama AKAS, Restu, Rosalia Indah Sugeng Rahayu dan Tentrem.

Bus-bus yang TS sebut di atas setidaknya sudah punya tarif tetap. Artinya tarif tersebut memang sudah disesuaikan dengan aturan yang berlaku, untuk bus selain yang TS sebut harus agan hindari. Karena bus yang tidak disebutkan memakai sistem setoran, jadi kondektur bisa seenaknya mematok tarif. Kalau gan sist punya nyali lebih dan jago berdebat, kalian bisa nego harga karcisnya supaya sesuai dengan isi dompet.

Namun, rata-rata kondektur bus tersebut jarang ada yang mau dinego tarifnya. Jadi pilihan realistis naik bus yang sudah jelas tarifnya gan sist, biasanya bus yang TS rekomendasikan di atas melayani kelas Patas; kecuali Rosalia Indah (Rosin). Yang unik dari Rosin adalah kita bisa naik bus Eksekutif/Eksekutif Plus ke Surabaya. Namun, dengan tarif parsial. Tarif ini berkisar Rp 75 sampai Rp 100 ribu, tergantung bus yang akan kita naiki.

Sebenarnya untuk tarif bus ke arah Tapal Kuda memang terkenal bermasalah, terutama tarif dari PO yang jarang terdengar namanya, jadi kita harus pintar-pintar dalam menawar. Jika pergi ke ujung Jawa Timur seperti ke Banyuwangi atau Situbondo memakai bus, lebih aman memang naik Akas atau Mila Sejahtera. TS bukan promosi gan sist, tapi hal ini berdasarkan pengalaman dan fakta di lapangan. Ya harapannya semua bus di Tapal Kuda bisa menerapkan tarif kawasan seperti bus di jalur Sby-Jogja, TS rasa tarif ini lebih adil untuk semua penumpang.


Quote:


Kita geser ke sebelah barat, persisnya di jalur utara Jawa Barat. Di wilayah Kuningan dan Cirebon memang sudah dari dulu dikenal dengan tarif bus yang berubah-ubah, bahkan penumpang dalam satu bus yang sama dengan tujuan sama memiliki harga karcis yang berbeda.Sama seperti beberapa bus di wilayah Tapal Kuda, di wilayah Cirebon dan Kuningan rata-rata memang menganut sistem setoran. Jadi harga karcis bus ditentukan oleh kondektur, bukan oleh manajemen bus.

TS masih cukup bernyali untuk naik bus Sumber Group atau Mira, tapi jika harus disuruh naik bus Cirebonan, jujur saja nyali TS akan ciut. Beberapa teman menyarankan jika naik bus Cirebonan kita harus nego tarif dulu dengan kondektur di luar, nego dilakukan sebelum bus berangkat. Hal ini dilakukan agar saat sudah naik bus kita tidak digetok harga. Tetapi terkadang proses negosiasi tidak sesuai rencana, ketika bus berangkat kondektur tetap memasang tarif sesuai mood-nya. Hal itu terkadang membuat para penumpang jadi gundah gulana.

Memang di jalur utara Jawa Barat tidak banyak pilihan bus dengan tarif yang wajar, mungkin si putih Primajasa atau Sinar Jaya bisa menjadi pilihan jika pergi ke Cirebon dan sekitarnya. Selain itu beberapa bus pribumi seperti Luragung Group mungkin saat ini bisa jadi pilihan, di mana mereka mulai menerapkan sistem agen untuk penumpang jurusan Jakarta dan sekitarnya. Hal ini setidaknya akan memberi calon penumpang rasa aman.

Selain masalah tarif, tradisi oper mengoper penumpang juga masih jadi tradisi di beberapa bus Cirebonan. Di mana bus yang membawa sedikit penumpang akan mengoper penumpang tersebut ke bus lain yang penumpangnya lebih banyak. Ditambah masih ada bus yang melayani trayek tidak sesuai tujuan, menjadikan bus di jalur ini punya ciri khas tersendiri. Kenyamanan adalah hal yang dicari orang ketika naik bus, saat sudah duduk di bangku penumpang, mereka hanya ingin pulang dengan selamat, nyaman dan tenang. Tanpa perlu memikirkan tarif yang mahal atau diturunkan di tengah jalan.



Sistem Setoran yang Masih Jadi Masalah Transportasi Bus di Indonesia


Sistem setoran memang menjadi masalah tersendiri bagi transportasi bus di Indonesia saat ini, sebenarnya sistem ini bisa diterapkan dengan baik, dengan catatan kru yang bertugas menerapkan tarif yang masuk akal bagi para penumpang. Tapi terkadang kru di lapangan justru mematok tarif sesuai keinginan mereka, inilah yang membuat bus dengan sistem setoran identik dengan citra negarif.

Sebenarnya ada bus dengan sistem setoran yang masih memasang tarif wajar, misalnya bus gunung rute Solo-Tawangmangu atau bus Rela jalur Solo-Purwodadi. Meski memakai sistem setoran, tapi kedua bus ini masih memasang tarif yang wajar. Sebenarnya untuk jalur Cirebon-Jakarta ini jaraknya setara dengan Surabaya-Jogja. Jadi TS rasa memasang tarif normal tidak jadi soal, pasalnya hampir setiap hari pasti ada penumpang di jalur tersebut, jadi kebutuhan setoran bisa dipenuhi oleh kru. (cmiiw, opini TS).

Bisnis jasa transportasi di era sekarang sudah semakin ketat persaingannya, apalagi dengan adanya media sosial, maka para penumpang jadi bisa memilih bus sesuai dengan keinginan mereka. Penumpang juga bisa mencari tahu kelebihan dan kekurangan sebuah bus dari media sosial. Jadi untuk bus yang masih "nakal", TS rasa kini mereka tinggal menunggu waktu saja. Jika tidak segera berbenah, mereka akan tenggelam dan ditinggalkan.

Itu dia beberapa tempat yang harus diwaspadai saat kita hendak naik bus, khususnya di Pulau Jawa. TS sebenarnya ingin memsaukkan Merak-Jakarta, tapi rute ini sepertinya sudah semakin baik dari segi tarif dan armadanya. Dan tidak banyak orang memberi komentar negatif akan pelayanan bus di rute tersebut. Lalu, apakah agan dan sista juga punya pengalaman kurang menyenangkan saat naik bus ? Silakan nanti berkomentar di bawah emoticon-Angkat Beer


---------



Sumber Tulisan: pengalaman teman dan pengalaman pribadi
Sumber Foto: sudah tertera
dayoldchickEriksaRizkiMjintuang
jintuang dan 25 lainnya memberi reputasi
22
10.1K
105
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
icon
922.4KThread81.3KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.