Presiden Jokowi semringah lantaran sepanjang 2021 nilai ekspor Indonesia naik signifikan mencapai 49,7 persen. Kenaikan ini menurut Jokowi merupakan dampak positif dari larangan penjualan nikel mentah yang telah diterapkan Indonesia.

Adapun larangan ekspor nikel mentah ini dilakukan sebab menurut Jokowi Indonesia sudah bisa mengolahnya menjadi besi baja yang memiliki nilai tambah 10 kali lipat dibandingkan jika hanya dijual dalam bentuk mentah.

“Ekspor kita naik 49,7 persen year on year, impor baik impor bahan baku, impor bahan penolong naik 52,6 persen. Dan ekspor kita kenapa naiknya setinggi itu karena kita hentikan ekspor raw material dari bahan mentah nikel,” ujar Jokowi dalam Peresmian Pembukaan Perdagangan BEI Tahun 2022, Senin (3/1).

Hasilnya saat ini nilai ekspor Indonesia mengalami lompatan yang tinggi. Pada bulan Oktober 2021 lalu, nilai ekspor Indonesia mencapai USD 16,5 miliar. Jokowi pun membeberkan hingga akhir tahun 2021 nilai ekspor Indonesia akhirnya berhasil tembus target USD 20 miliar.

“Saya lihat biasanya USD 1-2 miliar. Akhir tahun 2021 nilai ekspor mencapai USD 20,8 miliar. Keberanian kita setop itu, hasilnya kelihatan,” ujar Jokowi.

Untuk itu, Jokowi pun berencana melanjutkan kebijakan serupa pada bahan mentah lain seperti tembaga, timah, dan bauksit. Jokowi menegaskan bahwa hilirisasi menjadi kunci ekspor Indonesia bisa naik signifikan.

Baca Juga

Menyusul Nikel dan Bauksit, Jokowi Mau Setop Ekspor Seluruh Bahan Mentah Minerba

“Oleh karena itu kita akan lanjutan dengan stop bauksit, stop tembaga, stop timah dan lain-lain. Hilirisasi menjadi kunci dari kenaikan ekspor kita,” tandasnya.

m.kumparan.com/amp/kumparanbisnis/jokowi-ekspor-kita-naik-tinggi-karena-indonesia-berani-setop-jual-nikel-mentah-1xEdodiqayE