Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

fiksyauAvatar border
TS
fiksyau
Dapur kenangan || Clasic banyak cerita


Dapur Clasic kake tak mengenal gas hanya dengan sederigen minyak tanah alat bakan bakar dan korek kayu yang sering kali aku pakai main petasan selalu ada disamping kompor minyak sudah lebih seru pada waktu itu.

Mengasikan dikala pagi aku bangun untuk berangkat sekolah selalu tercium aroma khas dari kompor minyak di dapur. Dan dijaman itu masih ada tukang servise kompor minyak keliling mengunakan sepeda, kini mungkin sudah jarang.

Sepintas melihat belakang dapur kenangan itu teringat story ketika alm kake dan alm nenek mengabiskan waktu ditempat duduk samping "Lueng" Kompor kayu, tempat duduk itu biasa kita sebut "Bale" bangku dari bambu, mereka menghabiskan waktu dan saling berbicara satu sama lain.

Lueng adalah kompor jadul sebelum adanya kompor minyak pada jaman nya, lebih rumit menyalahkan api dengan Lueng, pagi mencari kayu bakar dan sering kali harus mengampak salah satu kayu yang besar. Tak jarang ketika nenek membeli panci bagus dari tukang keliling sehari kemudian usai panci itu diatas lueng langsung menghitam dan gosong.

Tak terbayang si kalau kompor kayu masih di gunakan sekarang ini, mungkin milenial tak joget atau tak menjadi kaum rebahan melainkan meyusupi kebun mencari kayu dan mengampak kayu hingga menyalahkan api yang berujung panas dan gerah.

Dapur kake memang tak seindah dapur gedongan kala itu, tapi didikan yang nyata yang diajarkan kepada aku cucu nya. Sedikit nostalgia ni, membeli minyak tanah di warung dan membunyikan dirigen dengan dengkul, mencari kayu bakar tapi maintak umpet, membeli sumbu kompor yang dikira rambut gimbal dan banyak yang lain nya.

Kultur jaman dulu ternyata asik apalagi pas mau malam jum'at rumah nenek ku kedapatan pengajian ibu² yang biasa di sebut "Ratiban" ibu² sekitar datang pagi² membantu masak ramai bisa sampai 10 orang dan sebagian mereka mengirimkan makanan kerumah nah biasanya usai pulang sekolah aku langsung dihidangkan makanan seperti : bakwan, sayur arem, tempe dan sambel itu disuguhkan tapi nasi belum matang, disetiap kesempatan selalu begitu
Teringat ucapan salah satu ibu tetangga yang menawari "Makan tong yang ada dulu, heehhhh makan itu makan" huhhh seru kalu di ingat.

Miris hatiku melihat kebelakang dapur itu, terlihat kake dengan keadaan lemas kedinginan di didepan lueng menghangatkan tubuh nya. Diajak kedokter selalu nolak, "apa cara orang dulu seperti itu yaa Menghangatkan badan didepan api dengan jarak yang cukup dekat"

Kini lueng sudah tidak ada, bentukan nya sudah dibongkar dan diratakan oleh semen, tapi napak tilas itu masih bisa aku lihat, karna belakang dapur ku menyatu dengan belakang dapur milik kake dulu. Tak ada lagi kompor minyak sekarang iyalah kompor gas dan sudah tidak pakai korek untuk menyalahkan api hanya cetek saja nyala Tapi, kenangan itu takan kembali lagi, kultur jaman itu hangat walau ekonomi sedang dingin.

Kultur telah berubah tapi kenangan masih membekas dan takan berubah!

sumber gambar: google
bukhorigan
pangjay.03
phyu.03
phyu.03 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
930
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.