Kembali lagi kita membahas tentang pendidikan, karena hal itu cukup menarik untuk diulas. Maklum pendidikan di Indonesia katanya belum merata, belum bisa menciptakan sumber daya manusia yang siap pakai.

Padahal jumlah penduduknya banyak, bahkan kekayaan alamnya juga cukup berlimpah namun yang mengelola kok pihak asing? Memangnya tenaga kerja di Indonesia kurang dalam SDM nya?



Jelas membahas tentang ini ternyata cukup penting! Hal ini dimulai dari Pendidikan.

Namun sebagai rujukan pendidikan yang baik kita harus melihat pendidikan di negara maju, karena pada dasarnya pendidikan di Indonesia bermasalah.

Kita lihat sistem pendidikan di negara skandinavia dan asia timur, sepertinya cocok untuk dijadikan rujukan tentang masalah pendidikan di Indonesia.



Di dunia ini, ada 2 filsafat atau aksiologi tentang pendidikan. Untuk apa tujuan dilaksanakannya pendidikan?

Ada negara yang menganut pendapat, bahwa pendidikan itu untuk kepentingan negara. Jadi siswa didik diarahkan pada sistem tertentu yang bisa membuat negaranya bangga dan negara itu tujuannya menjadi besar dimata dunia.



Contohnya seperti negara Jepang dan Korea, dimana tipenya itu memaksa pendidikan warganya untuk mencapai level tertentu dan nantinya digunakan untuk kepentingan negara.

Maka bentuknya itu seragam semuanya, sekolahnya ketat, mereka pendidikannya juga keras dan tegas dengan target kkm tertentu, ujian akhirnya pun bikin stress maka tak jarang banyak yang meninggal dunia karena lelah, stress dan bunuh diri.



Tetapi hasilnya SDM mereka berkualitas, tak heran kalau disana banyak yang pintar karena tekanan yang dilakukan oleh sistem pendidikannya.

Yang kedua ada pendidikan dimana negara yang hanya menjadi fasilitator, agar siswa didik menemukan jalannya sendiri agar menjadi orang besar dimasa depan.



Contohnya negara skandinavia, seperti Denmark, Finlandia, Norwegia, Swedia dan yang lainnya. Sistem mereka sebaliknya tidak memaksa siswa didik untuk mencapai kualitas tertentu karena negara hanya memberikan sarana dan fasilitas untuk peserta didik lalu selanjutnya terserah siswa didik ingin berkarya di mana.

Maka sistem belajarnya pun santai, tidak ada tuntutan ujian nasional, tidak ada kkm, tidak usah memakai seragam, setiap anak bebas mengembangkan bakatnya masing-masing. Apakah sistem itu bisa maju?



Ternyata bisa membuat SDM yang berkualitas juga, walau bukan di bidang industri karena negara eropa yang industrinya maju adalah Jerman, Inggris, Perancis dan Italia. Sedangkan negara skandinavia itu dingin, jadi mereka tidak memikirkan sebagai negara industri namun lebih memikirkan soal kerusakan lingkungan, mereka lebih peduli dengan alam jadi penduduknya itu relatif damai, walaupun susah senyum hehehe...

Nah dari kedua model pendidikan ini ternyata sistem pendidikan keduanya bisa membuat SDM yang berkualitas.



Lalu bagaimana dengan Indonesia?

Konsep Indonesia ini unik, ambil yang baik buang yang buruk apalagi dengan sistem non blok efeknya dua sistem ini digunakan namun setengah matang! Sistem di Indonesia bersifat ekletik (memilih yang terbaik dari berbagai sumber) hasilnya berada di tengah-tengah, bersifat abu-abu dan ga jelas.

Jadi ada akan ada pertanyaan yang simple tapi menohok, jadi pendidikan di Indonesia untuk siapa?



Karena di Indonesia kurikulum pemerintah yang atur, jadi wajib belajar ilmunya itu sudah ditentukan negara. Bakatnya apa mereka tak perduli, yang penting harus sesuai dengan kurikulum biar bisa lulus UN dengan baik.

Kalau dijawab pendidikan untuk Siswa kenapa harus negara yang mengatur ilmunya?

Sebab kalau untuk siswa atau anak didik harusnya dibiarkan saja anak itu mengembangkan bakatnya sendiri, jadi negara tidak usah mengatur pendidikan si anak hanya memfasilitasi agar anak bisa menyalurkan bakatnya secara proffesionalisme, misal sekolah musik, sekolah seni, sekolah teknologi, sekolah kedokteran, sekolah industri itu sudah dibuat berjenjang dari tingkat dasar sesuai bakat si anak.



Kalau dijawab pendidikan itu untuk negara, lantas kenapa harus siswa yang bayar?

Karena kalau untuk kepentingan negara tentu negara bertanggung jawab penuh semua biaya dari fasilitas sarana, seragam hingga asrama kalau diperlukan itu semua difasilitasi agar nantinya mendapatkan value SDM yang berkualitas tinggi dan siap pakai untuk BUMN, Militer atau apapun itu untuk kepentingan negara kedepannya.

Inilah yang menyebabkan sistem ekletik ini bermasalah dan tak jelas arah dari sistem pendidikan kita saat ini, karena ujungnya siswa yang menggunakan sistem dengan kurikulum ternyata tidak bisa dipakai untuk menjadi SDM berkualitas, karena ujungnya pengangguran merajalela mereka tidak bisa mengembangkan bakatnya dari dasar.



Bayangkan kalau ada sekolah dasar Petani dan Peternakan, mungkin akan banyak tercipta petani handal dengan bibit unggul berbagai macam versi. Berapa banyak anak petani yang ingin jadi Sarjana malah jual sawah dan kebun mereka?

Kalau kita buka kitab pertanian bukan hanya teori menanam saja, tapi ada ilmu akuakultur, agrofisika, agronomi, ilmu lingkungan, ilmu pangan, geografi pertanian, diversifikasi pertanian, irigasi dan management air, tehnik pertanian dan banyak sekali ilmu lainnya yang membahas tentang pertanian.

Jadi sistem pendidikan yang terbaik apakah yang sebenarnya bisa kita ambil?



Sistem ekletik bolah saja tapi disesuaikan dengan kultur yang ada di Indonesia, jadi pendidikan berjenjang dari dasar sudah diarahkan bakatnya untuk menunjang kemampuan mereka dimasa depan.

Jadi tak ada lagi lulusan SMU ujungnya narik becak, tapi lulus SMU diharapkan bisa menciptakan becak otonom. Seperti itulah kira-kira, lantas bagaimana dengan pendapat agan?



Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi : [URL=https://fahmirizkifahroji.S E N S O Rcritical-pedagogy-marketing-school-or-schooling-market-e6c3eced917]klik[/URL], klik, klik
Pic : google