Hormat saya buat para guru, para ibu karena telah melahirkan guru-guru yang terhormat namun sayang ilmu dan gajimu bisa dibilang tak imbang, terutama untuk guru di daerah, honorer yang susah payah untuk bertahan hidup di tengah gempuran pandemi.

Terkadang ketika sedang asik kongkow di warung kopi, ada saja celetukan pertanyaan yang menggelitik dari teman-teman pengangguran banyak acara! "Kenapa sih guru sekolah tak sebagus guru bimbel?" Apakah hal itu benar? Sebuah pertanyaan yang menarik untuk dibahas.





Apalagi kalau ada ucapan kalau guru bimbel lebih bagus untuk apa juga pelajar ini bersekolah? Lebih baik menuntut pendidikan saja dengan guru bimbel, toh intinya pendidikan 9 tahun terpenuhi? Bukankah seperti itu gansis? Karena pada dasarnya pendidikan bukan sarana mencari kerja, tapi menuntut ilmu.

Maaf buat para guru di seluruh Indonesia, tapi disini ane hanya ingin bercerita tanpa menghakimi.





Banyak perdebatan, banyak pembelaan dan lain sebagainya tapi yang pasti menurut data Unesco hal ini memang benar adanya,







Hal ini juga dikuatkan oleh Uji Kompetensi Guru (UKG) yang dilakukan ternyata dengan nilai minimal 80 tak lebih dari 30 persen, berarti 70 persennya ini dibawah Kriteria ketuntasan minimal KKM.

Jadi kalau ada siswa yang dikejar nilainya harus KKM, coba ditanya balik nilai UGK pengajarnya berapa, jangan-jangan dibawah KKM? Hehehe...





Sebuah ironi yang harus diakui bersama oleh pemerintah, oleh kepala sekolah, oleh guru, oleh pihak yang terkait bahwa pendidikan di Indonesia itu memang seperti yang diwartakan.

Seperti, para siswa dipaksa harus diatas KKM sedangkan kualitas para gurunya dibawah KKM. Jadi secara tidak langsung pertanyaan guru bimbel lebih bagus dari guru sekolah bisa dibenarkan!





Tapi yang menjadi persoalan apa masalahnya kok bisa seperti itu?

Ini pendapat pribadi, karena banyak teman guru yang sering curhat, bahkan beberapa saudara juga ada guru honorer jadi ane menyimpulkan kenapa guru bimbel lebih bagus dari guru sekolah!

Yang pertama, guru-guru sekolah tidak memiliki soal kesejahteraannya. Dengan banyaknya guru di Indonesia terlebih lagi honorer bayarannya tidak sesuai dengan yang diharapkan, kesejahteraan guru ini bisa disebut kurang. Memang besaran gaji untuk guru PNS di kota besar cukup memadai tapi kalau kita lihat secara umum, tentu hal itu masih kurang.





Kalau ingin hidup sejahtera guru-guru ini ada pekerjaan sampingan, tidak bisa berpatokan hanya dengan menjadi guru. Ketika guru hidup tidak sejahtera otomatis yang dipikirkan bukan soal mengajar atau proffesionalisme, bukan cara bagaimana menjadi inspirasi untuk anak-anak di Indonesia, tapi lebih condong bagaimana cara mendapatkan penghasilan.

Karena fokus mereka untuk mencari penghasilan tambahan, sebab mereka juga punya keluarga, dan perlu hidup sejahtera.



Yang kedua, di Indonesia ini serba formalitas. Maka guru tidak diajarkan mereka cara sebagai profesional namun selalu diajarkan bagaimana cara mereka tertib administratif. Jadi guru tidak dinilai bagaimana dia mengajar, tidak dinilai bagaimana dia memberikan inspirasi, memotivasi anak didik. Satu-satunya yang dinilai adalah tertib administrasi, ada RPP, KKM, Silabus dan sebagainya itu yang dinamakan administrasi. Tentu hal seperti ini akan memecah konsentrasi guru dalam mengajar, hal yang bersifat admin itu harus diselesaikan di awal dan ditagih oleh kepala sekolah, sementara kepala sekolah juga ditagih oleh Dinas Pendidikan.

Jadi jangan heran kalau jam pelajaran siswa hanya disuruh mencatat saja, karena gurunya sibuk mengurusi administrasi.



Sedangkan guru bimbel tentu dilatih untuk mengajar, dilatih untuk memberikan inspirasi, dilatih untuk penjelasan yang lebih akurat dan sesimple mungkin. Dan cepat diterima oleh anak, hingga siswa bimbel mempunyai cara tersendiri untuk menjadi pintar dan mengerti sedang guru sekolah tentu "tidak".

Jadi yang point utamanya itu sistem pendidikan di Indonesia ini yang harus dibenahi, kalau sekarang dengan adanya pandemi anak-anak generasi masa depan secara umum nilai KKMnya bisa lebih jeblok lagi, pembelajaran lewat online dinilai tak efektif untuk mencerdaskan siswa.



Silahkan kalau ada yang ingin menambahkan, salam hormat untuk guru-guru di Indonesia.

Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi : klik, klik, klik
Pic : google