Budaya merupakan kebiasaan yang terjadi di masyarakat, entah itu kebiasaan secara perilaku individu maupun secara interaksi antar individu. Kebiasaan atau budaya ini ada yang sifatnya baik, ada yang kurang baik, bahkan ada yang toxic atau yang tidak baik. Anehnya budaya toxic terus ada dan berlanjut dilakukan oleh masyarakat. Entah mereka tidak tau atau memang sengaja tetap dipertahankan.
Biasanya sih kalo suatu budaya tetap dipertahankan walaupun sudah tau kalau budaya itu toxic, pasti ada embel-embel "takutnya", yang sebenarnya tidak logis. Misal cowok itu harus pandai berolahraga, harus jiwa pemimpin, kuat dan tidak cengeng. Memang visi nya bagus, tapi lantas kalau ada cowok yang tidak pandai olahraga apakah hilang kejantanannya? Berikut ane ulas beberapa poin budaya toxic yang ada di masyarakat kita.
Let's talk about it.
Quote:
1. Menghakimi orang lain tanpa tau faktanya
"Kamu ya kalo di kantor ngantuk terus.. mbok ya fresh gitu jadi kerjaan juga bisa cepet kelar". Padahal kita gak tau mengapa dia bisa ngantuk. Bisa saja begadang karena anak nya masih bayi dan malam itu mendadak sakit. Atau bisa aja karena hal urgen lain yang faktanya belum kita tau. Tapi begitulah budaya orang indonesia. 'judge dulu, masalah benar apa salah belakangan'. Takutnya budaya seperti ini terus ada dan di moment yang membahayakan dirinya sendiri.
Yang sering juga dilakukan oleh masyarakat kita atau netizen itu ke artis-artis yang gak disukainya. Misal ada yang gak suka sama kelakuan sedikit nyeleneh dari si otong misalnya. Si otong baru jadi artis terus langsung beli mobil seharga 5 miliar. Netizen yang gak suka tuh pasti ada aja hujatannya. Sombong lah, kalap lah, pesugihannya lah, ini dan itu padahal kita gak tau apa sebenarnya yang terjadi sebelum si otong beli itu mobil. Bisa aja itu adalah investasi dia atau dia udah dari kecil pengen punya mobil itu. Kita gak tau makanya jangan menghakimi orang lain dulu sebelum tau faktanya.
Quote:
2. Kesehatan mental dipandang sebelah mata
Sering dipandang sebelah mata, khususnya oleh generasi tua keyak orang tua kita mungkin, paman, bibi, kakek, nenek, bahkan guru atau dosen kita. Ketika mental kita butuh sehat eh malah dikaitkan sama agama atau malah dibandingkan dengan orang lain. Misal, "kamu ini jangan lemah gitu, harus optimis, kamu ni kayak gak punya Tuhan aja" atau "kenapa merenung gitu? Harus tetap optimis dong. Lihat tuh si otong mampu bangkit dan sukses".
Quote:
3. Budaya gak enakan
Ini nih budaya paling mengakar dan turun temurun. Karena orang kita otentik dengan unggah ungguh nya. Gak mau bikin orang lain gak nyaman, padahal diri kita aja juga gak nyaman. Sebenarnya yang lebih penting didahulukan adalah diri kita, baru lah orang lain. Tapi karena gak enakan tadi malah diri sendiri tersakiti. Gak enak mau pulang duluan kalo lagi ngumpul ama keluarga. Padahal mah ya kalo emang udah ngantuk atau apa ya pulang aja kan gak usah nunggu orang lain yang kemampuannya berbeda dengan kita.
Quote:
4. Tuntutan terhadap masing-masing gender
Ini juga sering nih. Dan juga jadi issue yang lumayan toxic. Biasanya cowok dan cewek dikaitkan dengan kebiasaan gender. Misal cowok gak boleh nangis, harus kuat, gak boleh cengeng, padahal kalo sedih secara kesehatan diluapkan dengan tangisan justru akan bikin lega dan sehat. Emang kenapa kalo cowok nangis? baik nya ilang gitu? Terus cewek katanya gak boleh nikah lewat dari umur 30. La terus kenapa kalo lewat umur 30? Di deportasi gitu dari bumi? Ada-ada aja kadang budaya toxic nih.
Oke segitu dulu untuk thread ane kali ini, thread ini sifatnya entertainment yang bersumber dari keresahan ane saat observasi sosial aja ya. Kalau kurang informatif ya tolong dimaklumi. Kalau menyinggung ya mohon maaf. Jumpa lagi di thread ane selanjutnya.
Referensi: Opini pribadi & [URL=https://S E N S O RbFF8mdhkUB] Googling[/URL]
Sumber gambar: Tertera
@abdulqadirz©2021