• Beranda
  • ...
  • Health
  • PENGGUNAAN HEARING AID BAGI LANSIA PENDERITA GANGGUAN PENDENGARAN

zalfakamilaAvatar border
TS
zalfakamila
PENGGUNAAN HEARING AID BAGI LANSIA PENDERITA GANGGUAN PENDENGARAN
Zalfa Kamila Rafifah

Program StudiS1 Keperawatan, STIKes Mitra Keluarga, Kota Bekasi, Jawa Barat


Lanjut usia atau biasa disebut dengan lansia adalah kondisi saat tubuh memasuki usia rentan terkena penyakit akibat proses penuaan. Seseorang disebut lansia ketika berusia 60 tahun keatas(Kholifah, 2016).Menua adalah kondisi tubuh saat menghadapi rangsangan dan terjadi perubahan kumulatif secara perlahan. Beberapa penyakit yang timbul akibat proses penuaan seperti gangguan pendengaran yang akan mempersulit penderita melakukan komunikasi.

Penderita gangguan pendengaran berdasarkan data World Health Organization(WHO) 2018 menunjukkan bahwa sekitar 6,1%  orang dari seluruh dunia.Riskesdas (2013)mencatat jumlah penderita gangguan pendengaran di Indonesia memiliki pravalensi cukup tinggi yaitu sebanyak 2,6 persen. Dari data diatas, Kementerian Kesehatan memperingati Hari Pendengaran Sedunia (World Hearing Day) pada tanggal 3 Maret dengan harapan penderita gangguan pendengaran berkurang dimasa yang akan datang.

Dampak dari gangguan pendengaran adalah penderita kesulitan melakukan komunikasi dengan keluarga dan teman karena tidak bisa mengekspresikan diri secara verbal, kepercayaan diri menurun, dan aktivitas sehari-hari terganggu. Alat bantu pendengaran (hearing aid)dapat digunakan penderita saat berkomunikasi dan mendengar dengan lebih jelas. Alat tersebut memiliki beberapa tipe yaitu completely in the canal (CIC), in the canal, in the ear, behind the ear, receiver in the ear dan open fit(Nurin, 2021). Perbedaan dari tipe alat bantu pendengaran terletak pada lokasi pemasangan dan tingkat pendengaran yang dialami penderita. Oleh karena itu diperlukan konsultasi ke audiologis ataupun dokter sebelum membeli alat tersebut dan meminta rekomendasi produk yang sesuai dengan masalah pendengaran pasien.

Maidment, D. W., Barker, A. B., Xia, J., & Ferguson (2018)mengatakan hearing aidkonvensional sebagai produk non-medis dapat digunakan untuk meningkatkan pendengaran dan komunikasi bagi penderita gangguan pendengaran. Terdapat beberapa keuntungan hearing aid yaitu terhubung dengan smartphone yang bisa digunakan sebagai mikrofon jarak jauh, mampu mendeteksi dan memperkuat suara, kejelasan suku kata. Adapun efek samping yang dialami penderita adalah nyeri, ketidaknyamanan dan iritasi kulit.

 PenelitianTao et al (2020)membahas teleaudiologyyaitu konsultasi jarak jauh bersama tenaga kesehatan untuk membandingkan pengguna baru hearing aid dengan pengguna berpengalaman minimal satu tahun pemakaian. Hasil menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan secara statistik antara pengguna baru dan berpengalaman untuk hasil utama yang menarik (komunikasi peserta, masalah yang sesuai, dan kepuasan dengan layanan). Tindak lanjut penelitian ini adalah melihat efektifitas, kualitas, durasi pemakaian, dan hasil akhir dari pemakaian alat tersebut.

Masalah kualitas dan kinerja suara hearing aiddiantaranya adalah adanya keterbatasan teknologi saat ini dan kurangnya pemahaman pengguna mengenai apa yang diklasifikasikan(Bennett et al., 2018). Ketika pasien menyatakan keprihatinan mengenai aspek psikososial untuk mendapatkan alat bantu dengar, dokter sering mengabaikan kekhawatiran mereka atau memberikan informasi spesifik alat bantu dengar dan jarang memberikan tanggapan empatik, meskipun pasien terus-menerus menilai kembali kekhawatiran mereka(Ekberg et al., 2014).

REFERENSI

Bennett, R. J., Laplante-Lévesque, A., Meyer, C. J., & Eikelboom, R. H. (2018). Exploring Hearing Aid Problems: Perspectives of Hearing Aid Owners and Clinicians. Ear and Hearing, 39(1), 172–187. https://doi.org/doi: 10.1097/AUD.0000000000000477

Ekberg, K., Grenness, C., & Hickson, L. (2014). Addressing Patients’ Psychosocial Concerns Regarding Hearing Aids Within Audiology Appointments for Older Adults. American Journal of Audiology, 23(3), 337–350. https://doi.org/https://doi.org/10.1044/2014_AJA-14-0011

Kholifah, S. N. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan : Keperawatan Gerontik. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Keperawatan-Gerontik-Komprehensif.pdf

Maidment, D. W., Barker, A. B., Xia, J., & Ferguson, M. A. (2018). A Systematic Review and Meta Analysis Assessing The Effectiveness of Alternative Listening Devices to Conventional Hearing Aids in Adults with Hearing Loss. International Journal of Audiology, 57(10), 721–729. https://doi.org/10.1080/14992027.2018.1493546

Nurin, F. (2021). Bagaimana Cara Kerja Alat Bantu Dengar?https://hellosehat.com/tht/telinga/a...implan-koklea/

Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2013/Laporan_riskesdas_2013_final.pdf

Tao, K. F. M., Moreira, T. de C., Jayakody, D. M. P., Swanepoel, D. W., Brennan-Jones, C. G., Coetzee, L., & Eikelboom, R. H. (2020). Teleaudiology Hearing Aid Fitting Follow-Up Consultations for Adults: Single Blinded Crossover Randomised Control Trial and Cohort Studies. International Journal of Audiology, 60(S1), S49–S60. https://doi.org/10.1080/14992027.2020.1805804

 


Diubah oleh zalfakamila 11-01-2022 06:06
0
345
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Health
HealthKASKUS Official
24.6KThread9.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.