Tak terasa Ramadhan memasuki hari yang ke-15. Tentunya setiap mukmin yang menjalankan ibadah puasa berdoa dengan segenap hati agar amalan puasanya diterima di Sisi Allah. 
 
Kalau sudah memasuki pertengahan bulan, biasanya hari-hariku mulai disibukan dengan kegiatan Buka Puasa Bersama (Bukber). Mulai dari temen SD, SMP, SMA, temen komplek, temen kampus, temen kampus beda jurusan, temen kantor, temen kantor lama, dan….. seterusnya, sampai bingung sendiri dan ujung-ujungnya nggak ikut. 
 
Ya wajar sajalah, karena perkembangan jaman membuat kegiatan seperti itu semakin mudah untuk terakomodir. Dengan adanya media seperti WhatsApp, Facebook, Instagram, dll. Komunikasi menjadi semakin cepat dan mudah.
 
Ada satu etika berpuasa yang sering luput dari ingatan. Kelihatannya sih tidak penting, padahal memiliki dampak yang cukup besar terhadap kekhusukan dalam menjalankan ibadah di Bulan Ramadhan. Etika tersebut adalah Tidak Makan Secara Berlebihan. Terutama saat berbuka puasa bersama teman atau rekan, dimana pada momen tersebut sulit sekali untuk mengendalikan nafsu makan. (Apalagi kalau Bukbernya ala Buffet).
 
Allah telah meminta kita untuk menahan diri dari subuh sampai menjelang malam, dan orang orang yang sukses berpuasa dalam cara yang paling benar di bulan ramadhan adalah mereka yang tidak makan berlebihan.
 
Hal tersebut diterangkan dalam Al-Quran dan Hadits :



 
 
Mungkin semua itu sulit untuk dilakukan terutama jika didepan mata ku tersaji banyak hidangan dengan berbagai macam jenis dan rasa yang menggugah selera. Ditambah lagi keceriaan berkumpul bersama kawan, sehingga menyantap makanan menjadi lebih nikmat.
 
Sewaktu-waktu ada kalanya kita semua khilaf,
Tapi ingatlah…


 

Sempat aku termenung dan bertanya pada diriku sendiri, apa yang membuat ibadahku tahun ini tidak lebih baik daripada tahun sebelumnya. Padahal jika berkaca pada aspek spiritual, kegiatan keagamaanku tahun ini jauh lebih padat dari tahun sebelumnya. Seharusnya itu menjadi faktor pendorong untuk beribadah lebih giat.
 
Akhirnya aku menemukan satu jawaban dari seorang  Mubalig yang aku temui di acara Taklim bulanan. Jawaban yang singkat, padat, jelas, dan sangat ngena di hati. Beliau hanya berkata “Potong Porsi Makanmu”
 
Kelihatannya sepele,
Kelihatannya tidak penting,
Tapi ternyata memang benar adanya.
Untuk mencerna semua makanan tubuh membutuhkan banyak energi. Serapan energi membuat kadar gula darah meningkat dan merangsang produksi insulin. Insulin yang berlebihan membuat kita menjadi cepat lelah dan ngantuk.

*Mau shalat tarawih….. tapi perut masih begah.
Istirahat sebentar, eh ketiduran.
Akhirnya nggak jadi tarawih,
hilanglah satu pahala Ramadhan.
 
*Ikutan shalat tarawih ternyata tidak juga khusuk.
Baru takbir pertama sudah 2 kali nguap. Pengennya cepat selesai tapi sayang sekali itu baru takbir Shalat Isya. (Masyaallah)

Asupan yang “overload” memembuat gas gas berkembang di perut yang akhirnya menimbulkan sendawa.
Lucunya, sendawa itu menimbulkan efek domino. Satu jamaah memulai, maka jamaah lain juga ikutan. Suasana di masjid jadi kayak kompetisi. Shalat tidak khusuk, mengganggu jamaah yang lain pula.
 
Ternyata ada benarnya juga kata si Mubalig, selain karena faktor kesehatan ternyata makan yang berlebihan juga memiliki dampak yang tidak baik. Kalau ibadah mau maksimal tentu porsi makan harus dijaga.
Sayang sekali jika hanya menuruti hawa nafsu yang membuat kita kehilangan kesempatan emas dalam menimbun pahala. Padahal bulan suci ini adalah ajang bagi kaum muslimin untuk mencari dan menggali pahala sebanyak mungkin. Apalagi di Ramadhan semua pahala dilipatgandakan. Rugi besar jika mereka hilang hanya karena “faktor perut”.

 

 

Menjaga porsi makan saat puasa tidak hanya dilakukan pada saat berbuka. Melainkan juga saat sahur. Sahur menguatkan kita dalam berpuasa, tetapi bisa juga sebaliknya, bisa membuat puasa lebih berat jika polanya tidak diatur dengan baik. Dengan segala ke-Agungannya Rasulullah telah memberikan tips agar perut tidak keroncongan di siang hari. Ia mengingatkan kita agar hanya sedikit makan  saat sahur.
 
Loh memangnya kenapa kalau makan banyak saat sahur? Menurut banyak pakar nutrisi, yang mungkin terjadi adalah enzim bekerja dengan cepat sehingga banyak energi yang dibutuhkan untuk mencerna makanan, kemudian tingkat keasaman meningkat, sehingga pada pukul 10 pagi, perut bisa ‘teriak’ kelaparan karena ia meminta-minta makan.
 
Sahur tidak memiliki filosofi “Aku tidak makan sampai maghrib, jadi aku harus makan sebanyak mungkin saat sahur”. Namun tujuan utama sahur adalah untuk keberkahan.
 
Seperti yang disabdakan Rasulullah melalui Anas Bin Malik :




Sungguh mulia Bulan Ramadhan ini. Bahkan untuk menjaga tubuh agar tetap sehat, Allah masih melimpahkan pahala dan keberkahan melalui ibadah berpuasa.
 
Inilah rahasia beretika dalam menjalankan puasa.
Rahasia bukan berarti orang tidak tahu tapi bisa jadi ada yang tahu namun banyak tidak menyadarinya.






Baiklah… sebentar lagi Adzan berkumandang, waktu berbuka puasa hampir tiba.

Teman-temanku pun sudah mulai berdatangan.
Kebetulan hari ini adalah jadwal ku Berbuka Puasa Bersama dengan teman kampusku.
 
Didepanku tersaji manis Salmon Head Garlic, wangi bawangnya sangat menusuk hidung.
Ada Baked Potatoesdan Dory Fish Chip sebagai Appetizer, rasanya tidak mungkin aku lewatkan.
Dipojok kiriku ada aneka salad, sedikit Prawn Salad cukup untuk menjaga asupanku.
Hmmm… Kurang puas rasanya jika tidak ada kue tradisional. Aku ingin bergegas mencari kue talam dan biji salak untuk takjilannya, ditambah segelas Es Dawet cukup untuk melepas dahagaku.
 
 
Ahh……….
 
Jadilah orang yang bertanggung jawab!


 







Sumber Cerita : Pengalaman Pribadi TS
Sumber Gambar : http://dreamhillhotel.com/