Assalamualaikum wr wb

Bismillahirrohmanirrohim

(Sorry aku ngg intro, klo penasaran silahkan baca lihat profil)

tertanggal 10 November 2011, aku menikmati secangkir teh pesananku di sebuah warteg. duduk diam sambil meneliti setiap tulisan yang muncul dalam sebuah smartphone peninggalan kakakku saat itu. Disana sangat tentram, sekitar 4 orang, termasuk diriku menikmati waktu senggang di sebuah tempat makan.

sebenarnya aku tidak tahan dengan asap rokok, aku bukan perokok walau ayahku adalah perokok aktif, terkadang kami berdua berdebat karena asap rokok. sebuah masa lalu yang menyenangkan, kurasa.

aku melihat sekitar ruangan, tidak ada yang spesial dari ruangan itu, mungkin 4 x 6 meter luasnya. aku tidak pandai dalam hal mengira. 3 orang berkumpul bersama di pojok sambil merokok dengan asyiknya, didepan mereka tentu saja ada 3 gelas kopi hitam yang hampir habis. semoga mereka lekas pergi dari sini. 

"mas, ini nasi telornya" sebuah piring berisi pesananku hadir juga, walau terkesan lama sih.

akhir bulan ini, aku hampir kehabisan uang untuk makan, jadi ya mau nggak mau harus berhemat dengan cara seperti ini sambil menahan rasa tidak nyaman. aku bisa saja membungkusnya tapi nanti akan menambah biaya tunjangan yang lain, seperti air dan sabun cuci piring.

kuletakkan smartphoneku ke meja dan meraih sendok beserta garpu dan mulai makan.

saat mengunyah makanan, di pikiranku memikirkan tentang apa yang sedang terjadi di masyarakat, berita hoax. sebenarnya itu sedikit mengganggu. coba deh, di grup wa keluarga besar, isinya membahas berita yang nggak jelas kebenarannya dan juga ada aja yang yakin dengan berita begituan.

aku tidak menyalahkan pihak pemilik sosial media maupun orang yang membuat berita yang begituan, yang kupermasalahkan adalah bagaimana cara berita itu tersebar. masyarakatlah yang harus lebih bijak dalam menyikapi hoax, bukannya semakin tua seseorang maka semakin bijak pula pemikirannya tapi anehnya berita yang membuat ricuh masih saja menjadi buah bibir masyarakat.

aku tidak bermaksud menyinggung siapapun disini, tapi pemikiranku adalah pr bagiku menjadi contoh orang dewasa bagi anak anak maupun orang lain dan juga menjadi guru bagi siswa. Menjadi teladan memang bijak tapi alangkah baiknya jika aku bisa mengajak orang lain menjadi lebih baik lagi, bukan?

oleh karena itu, saat ini aku ingin menjadi pribadi yang bisa dicontoh oleh masyarakat dan menjadikan masyarakat Indonesia menjadi lebih baik dari sekarang. cobalah bayangkan, jika seluruh rakyat Indonesia bisa bersatu padu menjadi kesatuanya yang diidamkan oleh para leluhur kita dulu.

sebuah mimpi yang terus diidamkan di masa lalu akan menjadi kenyataan.

kesimpulannya, yang terjadi dimasyarakat sangat mengkhawatirkan, oleh karena itu aku ingin memperbaikinya dengan menjadi guru kelak.

selesainya opini ini, begitu pula makanan yang terjadi kini menjadi hampa tak lupa teh manis sudah habis terminum olehku.

sekian dan terimakasih.