"Ujan, pergilah mandi lalu ganti baju kemudian berangkat shalat ke mesjid", ujar seorang bapak yang sementara asyik menghisap rokok di teras rumah.
Si ujan pun segera bergegas mandi lalu ganti baju dan siap-siap berangkat ke mesjid. Si ujan pun pamit kepada bapaknya sambil cium tangan. Si Ujang berlalu, namun si Bapak tetap asyik dengan kepulan asap rokok yang bertebaran di mana-mana dan dari kejauhan terdengar suara Adzan, namun si Bapak tak bergeming.
Setelah 1 jam berlalu, Si Ujang pun datang dari mesjid.
"Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh", si ujang ucapkan salam untuk si Bapak yang masih betah duduk di teras rumah.
"Waalaikum salam", jawab si Bapak.
"Langsung masuk kamar dan belajarlah ujang", sambung si Bapak.
"Iya pak", jawab ujang.
30 menit berlalu, tiba-tiba kesunyian dihentikan oleh suara keras si Bapak yang memanggil Ujang.
"Ujangggg, ambilkan kacamata Bapak", teriaknya yang pertama.
Dan Ujangpun belum datang.
"Ujangg, ambilkan kacamata Bapak", teriakan yang kedua tak kalah kerasnya.
Dan ujangpun belum nampak batang hidungnya, sehingga si Bapak mulai kesal.
"Ujangggg, ambilkan kacamata Bapak, Jika tidak datang lagi akan kupukul kau ujang" teriakkan semakin keras disertai nada emosi yang teramat tinggi.
Untuk sesaat si Ujang belum nampak. Dan akhirnya si Ujang muncul dari balik pintu.
"Ini Ayah, kacamatanya" ucap Ujang sambil menyerahkan kacamata si Bapak.
"Kemana saja kau Ujang, saya sudah panggil tiga kali tidak muncul-muncul" ujar si Bapak dengan nada emosi.
"Saya sengaja tidak mau datang ayah", jawab si Ujang dengan polosnya. Dan sikap si Ujang menambah emosi si Bapak.
"Apa?, lain kali akan saya pukul kau Ujang", ancam si Bapak.
Dengan tenang si Ujang menyahut, silahkan ayah, saya siap menerimanya.
Sambil berdiri tenang si Ujan melanjutkan perkataannya,"Ayah baru 3 kali memanggil dan Ujan tidak datang, Ayah sudah sangat marah bahkan mau pukul Ujan".
Lalu, Bagaimana dengan Allah SWT?? Yang memanggil Ayah 5 kali sehari tapi Ayah tidak datang-datang.
Bagaimana ayah?"
"Apakah Ayah mau jika Allah marah dan murka kepada Ayah"?
sontak saja si Ayah terdiam dan langsung memeluk si Ujang sambil mengucapkan Istigfar.

"Banyak orang bisa memberi contoh, tapi tak banyak yang bisa menjadi contoh"