Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

swasta706Avatar border
TS
swasta706
ANTARA GUS DAN MISAN


Zidna berjalan tergesa-gesa. Di sampingnya Kamil mengiringinya. Zidna kelihatan lelah. Kamil tersenyum melihatnya.

" Kalau capek istirahat. Kenapa buru-buru? "

Kamil berkata pada adik misannya itu.

" Huh.. Kamu tahu ga' ini sangat mendadak. "

" Salah sendiri. Kenapa ga' dipikir dulu. "

" Mana berani bapak membantah Kyai Hisyam. Hanya bisa ndherekne. "

" Mungkin kamunya ngebet.. "

Kamil bercanda.

Tiba-tiba diliriknya Zidna. Merasa kata-katanya keterlaluan. Takut menyakitinya.

Benar saja. Muka Zidna kelihatan merah padam.

" Ngiri ya? "

Zidna melengos.

Kamil berdehem.

Langkah mereka sampai di rumah teman Kamil. Kamil pesan undangan di situ. Kata temannya itu, hari ini undangannya jadi. Zidna ngotot ikut. Ingin lihat undangannya seperti apa. Bagus apa cuma lumayan.

Seminggu sebelum hari H undangan telah selesai disebarkan. Pernikahan Zidna dengan Gus Latif putera Kyai Hisyam. Gusnya Kamil, gusnya Zidna, gusnya bapaknya Kamil juga bapaknya Zidna. Keluarga mereka memang sebagian besar alumni Pondok Kyai Hisyam.

Dekorasi, sound system dan semuanya juga telah dipesan. Tidak ada yang terlupa. Tapi saat Kamil bertemu Zidna beberapa kali, gadis itu kelihatan murung.

" Mungkin kecapekan. "

Pikir Kamil.

Besok pagi akad nikah Zidna. Kamil sendirian di kamar. Entah kenapa dia merasa sangat sedih. Sejak ba'da maghrib dia mengunci kamarnya. Pikirannya melayang. Bayangan seorang gadis berkelebat di benaknya. Dia enyahkan bayangan itu. Tapi kembali lagi. Bayangan itu seperti menggoda dirinya. Mempermainkannya.

" Tok.. tok.. tok.. "

" Mil.. Kamil.. "

Tiba-tiba ibunya memanggil. Membuyarkan lamunannya.

" Nggeh bu.. "

Kamil bangkit membuka pintu.

" Mil.. Kyai Hisyam kemari. "

" Owh.. Sudah sampai bu? "

" Belum. Katanya sudah sampai Glodok. "

" Ada apa ya bu? "

" Mana ibu tahu. "

Kamil buru-buru mengenakan baju. Sarungnya juga dia rapikan. Songkoknya juga. Kemudian pergi ke rumah Zidna. Menanti kedatangan Kyai Hisyam.

Tidak lama kemudian Kyai Hisyam sampai. Beliau hanya sendiri. Diantar sopirnya. Gus Latif tidak ikut. Kamil mencium tangan sang kyai.

" Bagaimana kabarmu Mil? "

Tanya Kyai Hisyam.

" Alhamdulillah yi. Baik. "

Kyai Hisyam menepuk bahu Kamil.

" Ya sudah. Kyai masuk dulu. Ada urusan sedikit. "

" Nggeh yi.. "

Kyai Hisyam melangkah ke rumah Zidna. Bapaknya dan bapak Zidna telah menunggu.

Kamil duduk di bawah pohon jambu. Menemani sopir Kyai Hisyam. Ngobrol ngalor ngidul yang kadang juga ngetan ngulon. Disertai dua gelas kopi. Rokok keluaran Kediri tidak lupa menemani. Pembicaraan didominasi sopir Kyai Hisyam. Kamil seperti tidak konsen.

Satu jam kemudian Kyai Hisyam tampak keluar dari rumah Zidna. Diantar oleh semuanya. Wajah Kyai Hisyam nampak lega. Juga wajah semuanya. Entah apa yang mereka bicarakan di dalam.

Persiapan akad nikah selesai. Karpet sudah digelar di musholla samping rumah Zidna. Meja kecil bertaplak cokelat muda terlihat di tengahnya. Kamil sendiri berdandan di kamarnya. Hari ini Kamil diminta sebagai salah satu saksi akad nikah. Sarung dan baju kokonya kelihatan baru. Kamil menyisir rambutnya di depan cermin. Dilihatnya wajahnya. Kelihatan tidak sumringah. Kamil menghela nafas perlahan.

"Aku ikhlas.. "

Katanya lirih.

Di rumah Zidna semua juga sudah berdandan rapi. Bapaknya lagi ngobrol bersama bapaknya Zidna. Ibunya lagi membetulkan kerudungnya. Padahal sudah rapi. Sebagian keluarga besarnya juga sudah berada di rumah pak liknya itu.

Jam tujuh lebih sedikit rombongan Kyai Hisyam datang. Hanya satu mobil.

" Mungkin pengiringnya menyusul. "

Batin Kamil.

Kyai Hisyam berjalan paling depan. Bu Nyai di belakang beliau bersama Gus Latif. Gus Latif tampak ganteng dengan setelan jasnya. Rombongan Kyai Hisyam ditempatkan di kursi paling depan. Kursi yang memang khusus untuk tamu kehormatan.

Zidna keluar dari ruang belakang bersama ibunya. Diiringi beberapa perempuan lainnya. Dia nampak anggun. Zidna ditemani ibunya duduk di ruang depan. Menanti acara akad nikah di situ. Tanpa sengaja Kamil menatapnya. Bertepatan Zidna juga melirik Kamil. Muka Zidna langsung merah. Terus menunduk.

Akad nikah akan dimulai. Gus Latif bangkit berdiri. Berjalan ke arah Kamil. Menghampirinya. Gus Latif berkata,

" Silahkan. Acara dimulai sekarang. Saya jadi saksinya. "

Kamil kaget.

" Jadi saksinya? Terus siapa pengantin prianya? Aku? "

Dilihatnya Kyai Hisyam. Beliau tersenyum sambil mengangguk. Dilihatnya bapaknya, bapaknya Zidna dan semuanya. Semua juga tersenyum dan mengangguk. Diliriknya Zidna. Zidna tersenyum bercampur malu.

" Ya Allah Gusti. Benarkah ini.. "
Diubah oleh swasta706 12-08-2018 16:48
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
772
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.