Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

swasta706Avatar border
TS
swasta706
ISTIKHOROH


Asma adalah gadis tercantik di desanya. Setelah tamat mondok di Kediri, dia membantu mengajar di madrasah dekat rumahnya. Rencana Pak Mansur, bapaknya, Asma akan dinikahkan dengan laki-laki yang baik. Tentunya baik lahir batinnya. Pak Mansur juga tidak merasa kuatir akan jodoh putrinya itu. Gadis yang insyaallah cantik luar dalam siapa yang tidak mau?

Benar saja, belum genap setahun di rumah sudah banyak yang datang melamar Asma. Kang Ahid melamar untuk dirinya sendiri. Mas Izzy melamar untuk kakaknya. Kyai Somad melamar untuk dijadikan istri ketiga. Banyak lagi yang lain. Melihat hal ini Pak Mansur takut menyakiti hati orang. Orang yang nanti dia tolak lamarannya. Maka dari itu waktu ada yang melamar Pak Mansur selalu menjawab,

" Terima kasih atas lamarannya. Kami akan istikhoroh dulu. "

Dan kata "istikhoroh" ini selalu menjadi kartu as Pak Mansur untuk menolak lamaran yang dikira tidak cocok.

" Maaf. Setelah kami istikhorohi ternyata tidak tampak isyarahnya. Kayaknya tidak jodoh. "

Kalimat tersebut biasanya jadi jawaban Pak Mansur setelah beberapa hari kemudian pada setiap pelamar Asma.

***

Suatu hari ada seorang pemuda datang ke tempat Pak Mansur. Pemuda begajulan desa itu. Dul namanya. Abdullah lengkapnya. Hamba Allah artinya.

" Pemuda yang sedang keblinger jadi hamba setan itu ke sini. "

Batin Pak Mansur sambil melirik pemuda itu yang sudah masuk halaman rumah.

" Kulo nuwun pak. "

Dul permisi minta izin bertamu.

" Wa'alaikumussalam. "

Pak Mansur menjawab tanpa beranjak dari kursinya.

" Boleh masuk pak? "

" Mmm.. masuklah. "
Jawab Pak Mansur malas-malasan. Dul pun duduk di kursi. Di depan Pak Mansur.

" Ada apa Dul? "

Tanya Pak Mansur memasang wajah galak.

" Begini pak.. "

Dul kelihatan gelagapan.

" Ayo ada apa? "

Pak Mansur tidak sabar.

" Saya datang melamar Asma pak. "

Dul akhirnya menyampaikan maksud kedatangannya.

" Apaaa??? "

Tanpa sadar Pak Mansur meninggikan suaranya, kaget.
Dul pun melonjak, juga kaget.

" Ken.. kenapa pak? "

Pak Mansur berusaha menyabarkan hatinya. Dia harus tenang. Harus bisa mengatasi keadaan.

" Ohh.. gitu ya Dul. "

Kata Pak Mansur sejenak kemudian.

" Ya pak. "

Dul tersenyum.

" Begini Dul. Boleh saja kamu melamar Asma. Tapi bapak harus istikhoroh dulu. "

Dengan berlagak tenang Pak Mansur menjelaskan.

" Isti.. isti.. apa pak? "

" Istikhoroh Dul. "

Pak Mansur menjelaskan lagi. Walau dalam hatinya menggerutu.

" Istikhoroh saja tidak tahu. Mau jadi suami Asma. Apa kata Denia? "

Dunia maksudnya.

" Buat apa pak isti.. isti.. pokoknya itu pak? "

" Buat minta petunjuk sama Allah. Benarkah Kamu itu jodoh Asma? "

Kata "kamu" diucapkan Pak Mansur dengan penuh tekanan. Menahan gusar.

" Ohh.. gitu ya pak. Saya tunggu itunya. Berapa hari hasilnya keluar? "

Dul bertanya.

" Tiga hari kamu ke sini lagi. Insyaallah sudah ada jawabannya. "

Jawabannya memang sudah ada. Sekarang pun sudah ada. Tapi Pak Mansur ingin menolak dengan halus. Untuk menghilangkan hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.

" Ya sudah pak. Kalau begitu saya pamit dulu. "

Kata Dul sambil bangkit dari kursinya.

Pak Mansur cuma menganggukkan kepala. Tidak mau meladeni lagi.

***

" Siapa pak? "

Bu Siti, ibunya Asma, keluar sambil bertanya. Bu Siti pun duduk di sebelah Pak Mansur.

" Bukan siapa-siapa bu. Cuma sales kipas angin. "

Jawab Pak Mansur.

" Owh.. Cuaca panas gini, bapak ngga' beli? "

" Buat apa beli. Kalau panas tidur saja di kamar mandi. "

Pak Mansur menggerutu.

" Ealah. Ditanya baik-baik malah gitu. "

" Kalau tidak mau gitu, ibu pasti mau gini. "

Kata Pak Mansur sambil membuat tampang lucu. Kumis lebatnya itu dia gerak-gerakkan. Bu Siti tersenyum.

" Ngomong-ngomong kenapa istikhoroh kita belum baik ya pak. Padahal kalau dilihat yang datang melamar, banyak yang pantas jadi suami Asma. "

Bu Siti membuka obrolan lagi.

" Mungkin belum jodoh bu. "

" Iya sih. Contoh saja lamaran Mas Izzy. Entah siapa nama kakaknya itu. Ibu lupa. Tapi denger-denger dia ganteng, pinter dan banyak kelebihannya. Tapi setelah kita istikhorohi ternyata kosong. "

Bu Siti membeberkan keterangan tentang seseorang. Walau entah benar atau tidak.

" Jangan putus asa bu. Tunggu saja. ".

" Iya pak. ".

***

Dua malam berlalu. Malam ketiganya Pak Mansur bangun. Setelah wudhu, Pak Mansur shalat malam dan berdzikir. Bermunajat. Sudah jadi kebiasaan. Setengah jam kemudian Pak Mansur tiduran di kursi panjang sambil menanti shubuh. Pak Mansur tidak shalat istikhoroh karena sudah yakin jawabannya. Pak Mansur akhirnya tertidur.

Di dalam tidurnya Pak Mansur bermimpi. Dia berada di tempat yang dipenuhi cahaya. Dia lihat Asma. Asma tampak anggun dengan pakaian serba putih sedang duduk berhadapan dengan seorang pemuda. Mengobrol dengan pemuda itu. Pemuda yang juga berpakaian putih. Asma menghadap Pak Mansur dan pemuda itu memunggunginya.Tidak kelihatan wajahnya. Tapi terpancar jelas keagungan dari tubuhnya.

Saat melihat bapaknya, Asma tersenyum dan melambaikan tangannya. Pak Mansur pun mendekat. Soalnya juga ingin melihat wajah pemuda itu. Ingin tahu siapa. Setelah dekat, pemuda itu pun berpaling. Memandang ke arah Pak Mansur. Tersenyum.

Pak Mansur pun tergagap. Bangun.

" Ya Allah Gustiii.. "
" Kenapa bisa diaaa.. "

Sebuah rahasia. Yang tersingkap.
Diubah oleh swasta706 29-05-2019 19:34
2
5.2K
52
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.