Bingkisan Lebaran Untuk Sahabat Di Negeri Seberang

Beranda

...

Stories from the Heart
Bingkisan Lebaran Untuk Sahabat Di Negeri Seberang

berzan

15-05-2018 04:17

Bingkisan Lebaran Untuk Sahabat Di Negeri Seberang

Melihat dirimu bersama pangeran kecilmu tersenyum, tertawa dengan gembira adalah sepotong kebahagiaan yang masih teringat sampai hari . emoticon-rose

Sebagai sukarelawan kemanusiaan yang telah menghentarku sampai di pulau nunukan nan panas kala itu sebenarnya apa urusannya denganmu yg bermukim di negeri seberang sana...? emoticon-Big Grin

Namun curahan hatimu kepadaku di dunia maya selama ini sebagai seorang tenaga kerja yang tak bersurat resmi tlah membulatkan keputusanku untuk dapat menjumpaimu di realitanya kehidupan.
Sebuah parcel lebaran yang beberapa hari sebelumnya kubeli berisikan kue lebaran dengan bungkus cantik khas hari kemenangan serta beberapa baju lebaran untuk menyambut hari kemenangan siap digenggaman menemani dalam perjalanan untuk sahabat di negeri sebrang.

Quote:

"Buras.. Buras.. Mak cik!"
"Tukar ringgit tukar ringgit!" "Pakai buruh?" "Pulsa-pulsa... Isi kredit... Maxis... Digi" "Cepat mak cik, labuan sudah akan berangkat!"

Hiruk pikuk pelabuhan speed ke tawau (malay) sejurus membuyarkan lamunanku tentangmu 'sahabat' sederhana!

Setelah membayar karcis masuk pelabuhan Rp. 15.000,. Kubergegas menuju loket pemberian stempel di imigrasi pelabuhan.

Quote:

"Baru pertama kali nih mak cik?"
Sapa petugas imigrasi dengan ramah sambil memeriksa barang bawaan.
"Ya, pak" jawabku singkat.

Sesudah basa-basi singkat itu setengah berlari kumenuju kapal cepat labuan yg rencananya kan menghentarku ke tawau dengan jarak waktu tempuh 1 jam jika cuaca cerah tak berangin.

Gugusan pulau-pulau terlihat cantik berbaris memanjakan pandangan mataku dari balik jendela labuan. Kapalpun terus membelah lautan menuju pelabuhan tawau.

Hampir jam 10 pagi labuan merapat di dermaga. Satu demi satu penumpang turun untuk kemudian berbaris menuju loket imigrasi. Nampak seorang petugas imigrasi malaysia mengatur barisan kami. Tak butuh waktu lama untuk aku tersenyum senyum sendiri karena membaca tulisan tulisan yang tertera dimana mana.
'Ketibaan' yang maksudnya kedatangan, 'tandas' yang maksudnya toilet, 'bilik hawa dingin' yang maksudnya ruangan ber-ac, dan masih banyak lagi. emoticon-Ngakak (S)

Ah semoga parcel lebaran bisa sebagai pengobat rindu karena tidak bisa mudik ke indonesia....
Waktu itu tepatnya pertengahan puasa 2017 yang lalu aku telah menjejakkan kaki dan hatiku disina di negerimu... Semua karena rasa peduliku dan rasa sayangku sebagai sesama wanita, sesama istri, sesama keluarga dan sesama ibu yang berusaha menyelami apa yang kau rasakan dan alami. emoticon-rose

Quote:

"Maju mak cik ke loket 4!"
Sebuah perintah lagi lagi membuyarkan lamunanku.

"Mau kemana mak cik?"
Tanya petugas imigrasi berjilbab dengan seragam hitam hitamnya dari balik kaca

"Silahturahmi ke saudara di tawau" jawabku

"Untuk visa lawatan jangan lebih dari 30 hari ya. Silah dua jari telunjuk untuk di scan" ujar petugas imigrasi.

Selepas loket cek passport, aroma ikan dari pasar ikan yang bersebelahan dengan pelabuhan menyengat penciumanku. Segera kuayun langkah mencari taksi, setelah sebelumnya membeli nomor perdana malaysia untuk menelpon si 'keluarga sekaligus sahabat di negeri seberang'.

Quote:

"Hai Eva, I'm here now" kataku

"Alya? Welcome to u. Saya tunggu di rumah, ok!" Seru eva

"Ok, saya sudah berikan address kepada driver, see u"

Tidak sampai 20 menit, aku sudah berada di depan rumah Eva. Nampak ia sudah duduk menanti di beranda rumah. Kini aku dapat melihat sosoknya lebih jelas. Ternyata semua penampilannya sekarang jauh lebih cantik daripada foto terakhir yang dia kirim padaku. Ia nampak begitu cantik dan anggun pada kenyataannya. Kami segera berpelukkan bahagia walau aku tau dia masih sangat sedih karena tidak bisa ambil libur lebaran tahun ini.

Quote:

"U datang on the right time Alya. My husband sedang duty di luar kota" ujar Eva

"Eva, I don't have many time. U know, my schedule padat sekali bulan puasa ini" balasku

"I know, kau langsung pulang sore ini kan setelah sholat azhar?"

"Where is you're son?" Tanya ku

"Pangeran sedang tidur. Selepas sahur tadi pagi, bentar ku bangunkan dia?" Ujar Eva sambil menuntunku ke kamarnya

"So, how about u?" Tanyaku lagi yang khawatir akan rasa kecewanya gagal mudik.

"Aku sedih, kuinggin kumpul bersama keluarga di indonesia" ujarnya sedih

Sesampainya kami berdua di kamar tidur putranya yang masih berusia 7 tahun, jantungku berdetak lebih cepat, karena kini akan kusaksikan langsung sebuah realita kehidupan. Seorang ibu muda dengan putra tampannya yang berjuang hidup di negara orang untuk meraih mimpi mendapatkan penghidupan yang lebih baik mengikuti sang suami.

Dibangunkannya sang pangeran kecilnya saat itu, dia menatapku dengan bingung sesaat itu juga ku berikan bingkisan sederhana berupa baju lebaran lengkap dengan sandal bermotif kartun kesukaannya yang sudah kupersiapkan untuknya.
Sebuah senyum dan tawa bahagia tercipta di raut wajahnya,

Quote:

”Coba dipakai, pasti cocok untukmu !” kataku

“iiyyyaa….” Dia berkata dengan terbata dan suara pelannya.

Dicobalah baju lebaran terbarunya untuk beberapa saat dan setelah itu kuberikan juga coklat kesukaannya untuk camilan sewaktu berbuka puasa.

Sebuah bingkisan berupa parcel lebaran membuat seseorang yang dalam kehidupan sehari-hari berjuang jauh dari tanah air tampak tersenyum bahagia, sedikit melupakan kerasnya kehidupan dengan tawa lepas dan kegembiraan.

Quote:

"Eva... I suggest... Tidakkah kau bisa membujuk suamimu kembali ke indonesia demi dirimu dan putramu yang selalu jauh dari keluarga besar kita. Can u imagine? Jika hidup dekat dengan keluarga?" Kataku

Eva mulai menitikkan air mata, namun wajah dan matanya di arahkan keluar jendela kamar. Kuraih kedua telapak tangannya, menggenggamnya sangat erat mencoba mentransferkan energi positif yang kupunya. emoticon-Frown

"Eva, follow me... Ikutlah bersamaku balik ke Indonesia. U bring pangeran juga. Don't worry about the financial, bujuklah suamimu"

"Alya, life is a choice. But, please give me a time" balas eva dengan lemah

"Eva, aku akan sangat menyesal bila sampai something happen pada kalian semua" ucap ku
"Please pray for me" balas eva lemah
"Kau pikir doa sajah cukup? Action va...!" Tegasku
"Hampir pukul 3, aku harus kembali ke port. Aku akan selalu merindukanmu. Remember we are sisters. Keep in touch ya"

Eva hanya dapat memelukku erat tanpa kata kata. Berat rasa diri ini meninggalkannya, bahkan aneh sekali perasaan ini... Begitu berkecamuk dan terluka. Kulambaikan tangan dari balik jendela taksi sampai bayangan tubuh ringkihnya menghilang dari pandangan mataku. "Semoga kita masih dapat bertemu lagi saudariku..." Batinku. emoticon-Mewek

Labuan kembali memacu lajunya meninggalkan tepian tawau menuju Nunukan. Ada seonggok rasa sayang yang kutinggalkan di tawau. Ada sebongkah harap ku kemas rapi di sudut hati. Antara nunukan dan tawau... Janjiku kan kembali... Untuk mengajakmu dan keluarga kecilmu kembali ke Indonesia...

Diubah oleh berzan 15-05-2018 04:57