Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Untuk Pertama Kalinya Typhoon Inggris Menembak Drone Musuh di Suriah
Laporan terbaru yang diterbitkan oleh TheDrive.commengatakan jika Kementerian Pertahanan Inggris telah mengkonfirmasi bahwa jet tempur Typhoon FGR4 Angkatan Udara Kerajaan (Royal Air Force/RAF) telah menembak jatuh sebuah drone musuh di atas Suriah pada 14 Desember 2021, insiden tersebut merupakan keterlibatan serangan udara-ke-udara pertama yang dikonfirmasi untuk jenis pesawat ini dalam layanan Inggris. Peristiwa itu juga merupakan pertama kalinya RAF menembakkan rudal udara-ke-udara selama Operasi Shader, sebagai wujud kontribusi Inggris di bawah pimpinan AS guna melawan ISIS di Timur Tengah.

Tampaknya ini juga pertama kalinya sejak akhir 1940-an seorang pilot RAF yang menggunakan pesawat RAF telah menjatuhkan pesawat musuh dalam bentuk apa pun dalam pertempuran udara. Sementara rincian sejauh ini mengenai kejadian itu masih terbatas, pihak berwenang Inggris telah mengkonfirmasi bahwa Typhoon menembak jatuh drone berukuran kecil pada 14 Desember 2021. Kendaraan udara tak berawak itu diperkirakan bakal menimbulkan ancaman bagi pasukan koalisi di daerah tersebut, ada dua drone yang mendekati area pasukan aliansi, di mana satu drone berbalik arah dan berhasil lagi melarikan diri.

Aktivitas drone pada awalnya terdeteksi di pangkalan koalisi At Tanf di Suriah dan kebetulan Typhoon RAF yang melakukan patroli rutin di daerah tersebut ditugaskan untuk menyelidikinya. Jenis drone yang sejauh ini telah ditembak jatuh belum diidentifikasi secara jelas oleh pasukan alinsi. Drone tersebut ditembak setelah pasukan alinasi mengidentifikasinya sebagai ancaman, meskipun tidak jelas apakah drone itu dipersenjatai atau tidak. 


Quote:



Terlepas dari insiden penembakan itu, keterlibatan udara Inggris ini penting untuk sejumlah "pengalaman pertama." Sangat penting untuk dicatat bahwa, drone tersebut ditembak menggunakan MBDA Advanced Short-Range Air-to-Air Missile ( ASRAAM ). Di luar RAF, satu-satunya operator ASRAAM lainnya adalah Australia. ASRAAM akan membutuhkan pancaran inframerah untuk menyerang drone, tetapi rudal ini dikenal memiliki jangkauan yang lebih jauh daripada rudal pencari panas yang setara seperti AIM-9X Sidewinder.

Insiden itu terjadi di dekat At Tanf, yang terletak di dekat perbatasan Irak dan Yordania, di mana sebuah pos terdepan pasukan AS telah menjadi sumber ketegangan sebelumnya. Lokasi yang sama telah diserang oleh pesawat tak berawak sebelumnya, dengan serangan terkoordinasi pada bulan Oktober 2021, di mana Iran atau kelompok milisi yang didukung Iran dituduh sebagai pelakunya. Sebelumnya pada Juni 2017, pesawat tempur F-15E Strike Eagle Angkatan Udara AS juga menembak jatuh sebuah drone setelah melepaskan senjata di luar At Tanf. Sementara itu Typhoon yang terlibat dalam insiden terbaru berasal dari RAF Akrotiri di pulau Siprus di Mediterania timur.

Typhoon telah menjadi pekerja keras untuk armada tempur RAF di Timur Tengah, setelah penarikan pesawat serang Tornado GR4. Pesawat digunakan untuk misi pengintaian serta serangan ke darat. Untuk melakukan misi tersebut Typhoon telah menjalani program dengan nama kode Centurion, yang memungkinkannya melakukan misi serangan yang sebelumnya dilakukan oleh Tornado, termasuk menggunakan rudal jelajah Storm Shadow dan rudal anti-armor presisi Brimstone, serta Paveway IV yang sudah tersedia untuk Typhoon RAF.


Quote:



Sementara Kementerian Pertahanan Inggris menggambarkan insiden penembakan pesawat tak berawak sebagai penghargaan atas keterampilan dan profesionalisme pilot Angkatan Udara Kerajaan. Sementara itu pilot RAF pada masa lalu juga telah mencetak beberapa kemenangan udara saat menerbangkan jet Sea Harrier milik Angkatan Laut Kerajaan melawan Argentina dalam Perang Falkland tahun 1982. Kembali ke tahun 1949 saat konflik Arab-Israel, waktu itu seorang pilot RAF juga berhasil memenangkan pertempuran udara-ke-udara memakai pesawat RAF. Saat itu pesawat RAF yang diterbangkan adalah Spitfire, jauh berbeda dari Typhoon yang dioperasikan di Timur Tengah saat ini.

Sementara insiden serangan drone ke At Tanf bukan yang pertama kali terjadi, wilayah ini dari dulu sudah menjadi sasaran drone, dan serangan terbaru ini serta serangan sebelumnya pada bulan Oktober telah dikaitkan secara langsung atau tidak langsung dengan Iran. Apa pun asal usul dua drone yang terlibat dalam insiden terbaru ini, hal itu menunjukkan kembali ancaman yang ditimbulkan oleh kendaraan udara tak berawak kecil yang dianggap semakin serius oleh Amerika Serikat.

Dengan ancaman pesawat tak berawak yang sekarang menjadi bagian tetap dari dinamika di Timur Tengah, Inggris serta jet sekutu Amerika lainnya akan terus bersiaga untuk berjaga-jaga untuk potensi serangan drone tersebut.





Referensi Tulisan: TheDrive.com
Sumber Foto: sudah tertera di atas
Diubah oleh si.matamalaikat 18-12-2021 13:02
prabas
EriksaRizkiM
pulaukapok
pulaukapok dan 16 lainnya memberi reputasi
17
5.8K
38
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer dan Kepolisian
Militer dan KepolisianKASKUS Official
2.2KThread2.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.