Rusia berhasil mendapatkan bangkai drone paling terkenal dan dicari saat ini, yaitu Bayraktar TB2. Meski Rusia mendaptkannya dalam wujud yang tidak utuh, tapi dengan mempelajarinya akan menjadi hal yang sangat bermanfaat untuk industri drone dalam negeri. Laporan mengenai diperolehnya bangkai drone ini pertama kali dipublikasikan oleh topwar.rupada Sabtu (18/12/2021).

Dalam sebuah foto diperlihatkan sebuah drone Bayraktar TB2 yang difoto bersama jurnalis Rusia Alexander Rogatkin, telah muncul di media sosial. Bagaiamana cara Rusia mendapatkan drone ini masih belum jelas, akan tetapi artikel topwar.ru mengatakan jika drone tersebut telah ditembak jatuh di wilayah suatu negara, entah negara mana yang dimaksud media tersebut juga belum mengetahuinya.

Sayangnya, sulit untuk menentukan siapa pemilik drone ini karena wujudnya sudah tidak utuh lagi, topwar.ru menambahkan jika jeroan drone Angkatan Udara Turki berbeda dari versi ekspor, jadi Rusia tidak tahu apakah bangkai yang mereka peroleh adalah versi original Turki atau versi ekspor yang dipakai negara lain. Satu set ekspor Bayraktar TB2 terdiri dari 6 UAV, 2 stasiun kontrol bergerak, 200 amunisi dan peralatan tambahan. Paket ekspor ini berharga US$ 69 juta.





Bayraktar buatan menantu Presiden Erdogan ini telah menjadi drone kombatan paling sukses selama setahun belakangan, drone ini mencapai puncak popularitas saat digunakan selama perang di Nagorno-Karabakh dan masih digunakan di Libya serta Suriah. Selain itu, Ukraina juga menggunakan drone ini di Donbas untuk menyerang pasukan pro-Rusia

Saat ini Bayraktar TB2 dalam pelayanan dengan Turki, Azerbaijan, Ukraina, Qatar, Turkmenistan, Libya, Maroko, Arab Saudi, Polandia dan Tunisia. Saat ini Turki juga sedang bernegosiasi untuk penjualan drone tersebut kepada Irak, Pakistan, Kazakhstan, Kirgistan, Ethiopia, Oman, Nigeria, Lithuania, Latvia, Hongaria, Bosnia dan Herzegovina, Albania dan Serbia. Yang terbaru Inggris juga menyatakan minatnya untuk membeli drone ini, meski belum tentu mereka akan membelinya.

Sekilas informasi tambahan tentang Bayraktar TB2, Turki sendiri menghadapi beberapa masalah setelah keberhasilan TB2 di perang Nagorno-Karabakh. pada Oktober 2020, Turki menghadapi embargo dari Rotax, perusahaan asal Kanada ini menghentikan pasokan mesin untuk Bayraktar TB2. Mereka mengembargo Turki karena mesin yang terpasang pada drone tersebut digunakan untuk berperang. Perusahaan asal Inggris, Andair Ltd juga melakukan embargo. Andair Ltd merupakan perusahaan memasok sistem fuel pumps, check valves dan water holders untuk TB2.





Meski diembargo, Turki tidak kehilangan akal. Untuk mengganti mesin buatan Rotax, mereka memakai mesin produksi dalam negeri, PD170 buatan TEI (TUSAS Engine Industries Inc). Sementara untuk menggantikan kamera WESCAM yang juga buatan Kanada, drone ini telah menggunakan kamera beresolusi tinggi CATS FLIR produksi Aselsan. Sementara untuk menggantikan komponen buatan Inggris, Turki kemudian memproduksi komponen pengganti buatan dalam negeri.

Bayraktar TB2 dapat membawa muatan senjata maksimum 150 kg. Drone ini dapat terbang hingga ketinggian maksimum 6.858 meter dan punya endurance terbang 24 jam. Drone Bayraktar TB2 sendiri masuk dinas militer Turki pada tahun 2014.Drone ini memang sangat dicari oleh Rusia, pasalnya Bayraktar TB2 digunakan untuk menghancurkan sistem pertahanan udara Pantsir S1 di Suriah dan Libya. Dan kini giliran Ukraina yang dikabarkan telah memesan total 48 unit Bayraktar TB2 buatan Turki, Angkatan Udara dan Angkatan Laut Ukraina dikabarkan akan menggunakan drone tersebut.

Drone ini juga sempat tampil di acara peringatan hari kemerdekaan Ukraina pada 24 Agustus 2021 lalu. Saat ini Angkatan Udara Ukraina sudah menerima 6 unit, sementara Angkatan Laut Ukraina baru menerima satu unit drone buatan menantu Presiden Erdogan tersebut. Dengan potensi serangan TB2 kepada pasukan Rusia di perbatasan Ukraina di tengah ketegangan yang terus memuncak, mendapatkan bangkai drone buatan Turki ini tentu menjadi keuntungan besar untuk Rusia.