Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan fakta yang mengejutkan. Ini mengenai kondisi kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mendapatkan suntikan modal melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) dalam periode 2005-2021.

Menurutnya, dari sekian banyak BUMN yang suntik dana hanya 60% yang mencatatkan untung. Sedangkan sisanya mengalami kerugian sejak tahun 2005-2021 ini.

"Kalau kita lihat dari kinerja BUMN (yang dapat PMN) hanya 60% yang datangkan laba sedangkan 40% rugi," ujarnya dalam rapat kerja komisi XI, Rabu 915/12/2021).

Meski demikian, ia tidak menjelaskan rincian BUMN mana saja yang mengalami kerugian terbesar. BUMN yang mendapatkan PMN diharapkan kembali sehat bukan justru semakin sakit.

"Ini menjadi salah satu buat kita untuk memperhatikan, makanya sebagian kemudian diminta untuk scale down (menurunkan) atau dilakukan PMN dan menyehatkan kembali agar tidak over leverage," kata dia.

Sri Mulyani ingin memonitor lebih ketat, agar setiap rupiah yang dikeluarkan negara digunakan dengan sebaik-baiknya. "Kami akan monitor untuk menjaga kinerja BUMN terutama dalam penggunaan PMN," pungkasnya.

Sebagai informasi, pemerintah menambah PMN Rp 43,2 triliun kepada beberapa BUMN di semester II tahun ini. Juga pada tahun depan dana sebesar Rp 182,32 triliun disiapkan untuk membantu BUMN melalui PMN.

https://www.cnbcindonesia.com/news/2...telah-disuntik