ashibnuAvatar border
TS
ashibnu
Pertunjukkan Yang Berakhir Tragis di Victoria Hall

 Pada pukul 15:00 tanggal 16 Juni 1883 pertunjukan sulap untuk anak-anak dimulai di Victoria Hall, sebuah gedung teater di Sunderland, Inggris. Tempat itu dipadati oleh anak-anak dari segala usia, sebanyak 1.500 anak laki-laki dan perempuan masing-masing membayar tiket seharga satu sen untuk melihat pertunjukan itu. Saat para penghibur naik ke panggung dan pertunjukkan dimulai, tidak ada yang tahu bahwa ratusan penonton tidak akan pernah meninggalkan gedung itu hidup-hidup.

Sengkubak, Micin Alami Dari Kalimantan

Victoria Hall dibangun 10 tahun sebelum bencana itu terjadi. Bangunan megah itu dibangun dengan gaya arsitektur gothic yang populer pada masa itu. Auditorium utama memiliki balkon penonton dengan tiga tingkat area tempat duduk, area dasar, area tengah dan area atas atas. Karena kapasitasnya yang besar, tempat itu dengan cepat menjadi populer untuk kegiatan pertemuan umum, pertemuan keagamaan dan berbagai jenis pertunjukkan hiburan.

Berbagai acara dari mulai pertunjukan teater dan konser, semuanya diselenggarakan di gedung Victoria Hall. Pertunjukan sulap untuk anak-anak adalah pertunjukkan yang sudah biasa diselenggarakan di tempat itu. Pertunjukan tersebut menampilkan keluarga Fay yang berasal dari luar kota. Selebaran dibagikan sebelum acara tersebut, pertunjukkan akan menampilkan patung lilin yang bisa berbicara, boneka hidup dan sesuatu yang dikenal sebagai Ilusi Hantu.


Selain itu dijanjikan bahwa setiap anak yang memasuki ruangan akan mendapat kesempatan untuk menerima hadiah menarik berupa buku kecil dan mainan. Hanya sedikit anak yang tidak tertarik iming-iming pertunjukan semacam itu. Sementara ratusan anak membujuk dan meminta orang tua mereka untuk menonton pertunjukkan tersebut. Ketika Fay naik ke panggung pada tanggal 16 Juni, tempat itu adalah panggung yang ramai akan penonton.

Sebelumnya keluarga Fay sudah beberapa kali menampilkan sihir mereka di tempat-tempat lain yang telah menghibur ribuan anak di seluruh Inggris. Sebagian besar pertunjukan berakhir tanpa adanya insiden besar. Memang ada insiden kecil yang pernah terjadi di pertunjukkan keluarga Fay, yaitu ketika kepulan asap dari salah satu ilusi tidak sesuai rencana yang membuat anak di barisan depan tidak nyaman dan menyebabkan satu, dua dari mereka sakit.


Selain itu, penonton yang hampir seluruhnya terdiri dari anak-anak dengan sedikit orang dewasa yang hadir, sangat terhibur dengan pertunjukan tersebut. Sebagai promosi Fays mengumumkan bahwa anak-anak yang memegang tiket dengan nomor tertentu akan diberikan hadiah kecil saat mereka keluar dari teater. Pertunjukkan keluarga Fays dimulai di gedung Victoria Hall dengan penonton penuh sesak yang sebagian besar terdiri dari anak-anak.

Pada saat yang sama mereka mulai melemparkan beberapa mainan dan permen ke kerumunan anak-anak. Dan semuanya menjadi tidak terkendali. Keluarga Fay melemparkan mainan dan permen ke bagian penonton area dasar, yang tidak mencapai balkon area tengah dan balkon area atas. Anak-anak yang duduk di area atas, tentu saja kecewa dengan hal itu dan banyak yang meninggalkan tempat duduk mereka untuk lari ke area dasar mengambil hadiah tersebut.


Anak-anak sangat bersemangat menyaksikan pertunjukan yang menghibur, sebagian dari mereka akan mendapatkan nasib yang jauh lebih dramatis. Anak-anak yang masih polos dan tanpa pengawasan orang tua menjadikan mereka tidak dapat menahan diri. Mereka menyerbu menuruni tangga secara massal secepat yang mereka bisa.

Di bagian bawah tangga ada sebuah pintu yang memberikan akses ke area dasar. Pada hari itu pintu tersebut telah dikunci pada posisi yang hanya terbuka sebagian, menyisakan celah sempit 50 sentimeter yang dapat dilewati oleh anak-anak yang bersemangat itu. Hal tersebut dilakukan, untuk memeriksa tiket masuk ke ruang auditorium pada awal pertunjukan. Sekarang pintu sempit itu akan menjadi jebakan maut.


Saat anak-anak mengantri untuk masuk, tidak lama kemudian salah satu tersandung dan jatuh. Lebih banyak lagi anak yang tersandung teman mereka yang kemudian jatuh sementara ratusan anak-anak lain mendesak masuk dari belakang. Dalam hitungan menit, anak-anak yang jatuh ditumpuk seperti kayu di ambang pintu, dengan yang di bagian bawah menerima banyak beban yang di atas.

Laporan menyebutkan bahwa tumpukan mayat di koridor mencapai kedalaman 5 meter dari lantai hingga langit-langit. Situasi yang mengerikan ini diperparah oleh fakta bahwa ada belokan di tangga masuk tersebut. Anak-anak di area atas tidak bisa melihat apa yang terjadi di area bawah dan terus melompat ke depan, semakin menyiksa dan mencekik mereka yang terperangkap di depan.


Beberapa orang dewasa menyaksikan peristiwa horor tersebut. Salah satu yang pertama menyadari apa yang terjadi adalah juru kunci teater yang bernama Frederick Graham. Pria ini melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan anak-anak ke tempat yang aman melalui lubang sempit, tetapi dia menemukan bahwa mereka terlalu banyak sehingga dia tidak dapat membebaskan mereka. Dia berlari menaiki tangga lain dan membawa sekitar 600 anak ke tempat yang aman melalui pintu keluar alternatif.

Beberapa tekanan menjadi berkurang, orang dewasa lain yang tiba di tempat kejadian mulai menarik anak-anak ke tempat yang aman. Pintu itu sendiri akhirnya terlepas dari engselnya dan dalam waktu setengah jam setiap anak, yang hidup maupun mati dipindahkan dari lorong tangga. Para korban selamat dilarikan ke rumah sakit sementara korban tewas dibaringkan di trotoar. Ada banyak sekali korban dan banyak yang berada dalam kondisi yang mengerikan, karena tercekik dan tertindih.


Ketika berita tentang tragedi itu menyebar, orang tua segera datang ke teater untuk mencari anak-anak mereka. Banyak orang tua yang menemukan anak mereka sudah terbujur kaku. Menurut hasil laporan ada salah satu orang tua yang menangis dan meratapi, karena dia telah kehilangan bukan hanya satu anak. Diketahui juga bahwa insiden tersebut telah merenggut nyawa setiap anak di satu kelas di sekolah setempat.

Total ada 183 anak tewas dalam kecelakaan tersebut, sebagian besar akibat terinjak-injak dan sesak napas. Insiden itu menjadi berita utama di seluruh negeri, bahkan sampai ke telinga Ratu Victoria. Ratu menyatakan belasungkawa, bersama dengan bantuan yang telah disiapkan setelah bencana. Dana tersebut untuk membayar pemakaman semua 183 anak, yang berlangsung selama satu minggu penuh.


Semua kegiatan bisnis di Sunderland tutup selama peristiwa itu sebagai tanda penghormatan bagi para korban. Penyelidikan dilakukan setelah bencana itu, tetapi gagal menemukan siapa pelaku yang akan disalahkan. Penyelidikan kedua, yang dipicu oleh kemarahan publik, berakhir dengan hasil yang sama. Tidak ada yang tahu siapa yang mengunci pintu dan meninggalkan celah yang begitu sempit atau siapa yang lupa membukanya setelah tiket diambil.

Terlepas dari kengerian tragedi itu, Victoria Hall terus berdiri dan beroperasi selama lebih dari 50 tahun. Gedung itu pada akhirnya dihancurkan oleh ranjau parasut Jerman selama Perang Dunia II. Bangunan yang pada saat itu sudah berkesan buruk, terus diingat oleh penduduk setempat. Keluarga Fay dikritik selama pemeriksaan, tetapi tidak disalahkan atas bencana tersebut.


Setelah amarah publik mereda, keluarga Fay terus bekerja sebagai penghibur keliling, meskipun mereka tidak pernah lagi menampilkan acara untuk anak-anak dan tidak pernah kembali ke Sunderland. Sebuah peringatan untuk para korban didirikan di Mowbray Park, dekat dengan lokasi Victoria Hall. Ada patung marmer yang menggambarkan seorang ibu menangis sambil menggendong jasad anaknya.

Tempat tersebut selama bertahun-tahun telah mengalami beberapa restorasi, tetapi tetap berdiri terletak di Taman Mowbray. Namun ada hikmah besar dari peristiwa Victoria Hall. Robert Alexander Briggs, seorang anak laki-laki yang tinggal di Sunderland pada saat bencana, sangat terkejut dengan kejadian itu sehingga dia memutuskan bahwa hal seperti itu tidak boleh terjadi lagi.


Hanya selang delapan tahun kemudian, setelah belajar dan menjadi seorang insinyur, dia mematenkan jenis baut khusus yang akan menjaga pintu tetap aman dari luar, tetapi akan selalu memungkinkan siapa pun di dalam gedung untuk keluar. Baut itulah yang sekarang selalu dipasang di hampir setiap pintu keluar darurat di gedung publik. Penemuan itu, selama bertahun-tahun telah digunakan, telah menyelamatkan tidak hanya ratusan nyawa, tetapi ribuan. Penemuan itu mungkin menjadi penghormatan terbaik yang dapat diberikan kepada korban di peristiwa Victoria Hall pada hari itu di tahun 1883.


KOLEKSI THREAD MENARIK

Quote:
Diubah oleh ashibnu 16-12-2021 05:16
indrag057
bulumata.tanpak
3182424
3182424 dan 27 lainnya memberi reputasi
28
8.7K
39
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.