tim2oneAvatar border
TS
tim2one
Habis Delik Viral, Terbitlah Polri Harus Bubar, Setuju Kah?
Sumber : hops.id

Sekitar semingguyang lalu, publik Indonesia kembali dikejutkan dengan kabar meninggalnya seorang wanita yang bernama Novia Widyasari (23). Almarhumah ditemukan bunuh diri di samping makam almarhum ayahnya. Usut punya usut, alasan almarhumah melakukan bunuh diri tentu dikarenakan dia tak tahan mengalami kekerasan seksual secara terus-menerus yang dilakukan oleh mantan pacarnya yang sekaligus mantan perwira Polri, Randy Bagus (21).

Bicara soal reaksi, tentu banyak masyarakat yang simpati sama kejadian yang dialami oleh almarhumah Novia tersebut, sampai-sampai hashtag#SaveNoviaWidyasari pun sempat ramai diperbincangkan di dunia maya. Pasca kasus itu viral ke publik dan diproses oleh polisi, akhirnya Randy Bagus dijebloskan juga ke penjara Mapolres Mojokerto sejak 4 Desember kemarin.

Sumber : jurnalmakassar.pikiran-rakyat.com

Beberapa hari setelah kasus Randy Bagus itu mencuat, muncul lagi tuh kasus pemerkosaan di Bandung yang dilakukan oleh seorang pemilik pesantren bernama Herry Wirawan (36), terhadap belasan santriwati yang menumpang di pesantrennya.

Dilansir dari kompas.com, Herrysendiri sudah melakukan pemerkosaan tersebut sejak 2016 silam. Mirisnya, beberapa korban pemerkosaannya telah melahirkan bayi dan bayinya sendiri pun "diperalat" juga sama si Herry. Per-thread ini dibuat, Herry telah ditahan di Rutan Kebonwaru, Bandung, Jawa Barat, dengan ancaman hukuman penjara 15 s/d 20 tahun penjara.

Kedua kasus tersebut tentunya sudah ditindak dengan cukup baik (semoga saja ke depannya menjadi “sangat baik”), namun apa jadinya jika kedua kasus barusan tak ramai diperbincangkan di dunia maya? Apakah polisi bakalan sigap juga dalam menindak kedua kasus tersebut? Kalau menurut saya sih, belum tentu juga.

Apa itu delik viral?

Sumber : klikhukum.id

Fenomena “delik viral” polisi ini akhir-akhir ini makin banyak bermunculan. Buat yang tak tahu apa itu delik viral, delik viral itu semacam delik aduan yang lumayan ramai diperbincangkan di dunia maya. Semakin viral delik tersebut, entah kenapa malah semakin cepat ditindak pula delik tersebut. Beda halnya kalau delik tersebut tidak viral di dunia maya, bakalan makin lama aja diprosesnya.

Fenomena “delik viral” tersebut bukannya malah bikin masyarakat makin percaya sama Polri, yang ada malah makin membuat “jurang” antara kepolisian dan masyarakat makin melebar saja. Sampai-sampai pas beberapa bulan yang lalu, muncul tuh hashtag#PercumaLaporPolisi yang sempat ramai di dunia maya.

Ya, habisnya mau gimana lagi? Masa polisi pilah-pilih kasus begitu. Bukankah sebuah kasus itu bisa muncul kapan aja yah, terlepas itu viral di dunia maya atau tidak?

Reaksi masyarakat yang gusar sama “delik viral” tersebut pun bermacam-macam, ada yang kepikiran supaya Polri mending dibubarkan sekalian daripada ke depannya makin ngaco aja.

Polri bubar aja….!”, setuju kah?

Terkhusus opini “Polri bubar aja….!”, saya merasa hal tersebut tak perlu lah dilakukan. Karena pada dasarnya, Polri itu kan lembaga kepolisian resmi di Indonesia, kalau mereka dibubarkan, siapa lagi nanti yang bakal menjaga keamanan Indonesia dari serangan internal?

Mau nyuruh TNI yang jaga? Lah, bukankah TNI sekarang lebih difokuskan untuk menjaga Indonesia dari serangan luar (sembari membantu masyarakat ketika bencana alam juga kadang). Mau minta tolong sama ormas? Lah, emang kalian mau teringat lagi gitu sama fenomena “Pamswakarsa” tahun 1998 silam?

Lantas, solusi terbaiknya gimana dong?

Pada intinya, kita selaku rakyat biasa, mending suruh Polri untuk melakukan reformasi internal secara besar-besaran aja deh. Lagipula, bukankah Kapolri yang sekarang, Jenderal (Pol.) Listyo S. Prabowo, pernah berjanji untuk mereformasi Polri supaya menjadi lebih baik dari yang sudah-sudah tuh? Kalau begitu maunya, alangkah baiknya mending kita dukung dan awasi aja.

Lagipula, Polri yang sekarang memang harus direformasi juga sih, soalnya banyak juga kebijakan aneh yang ada di lembaga tersebut, macam ujian praktik SIM C aja salah satunya. Bayangin aja, kita musti mengendarai sepeda motor sambil mengikuti pola yang ada tapinya kaki gak boleh menginjak tanah sama sekali.

Oleh karena kebijakan blunder tersebut, para calo pembuatan SIM jadi makin bertebaran aja selama bertahun-tahun, terlepas Polri sendiri sudah berbusa-busa teriak “Tolak Calo….Tolak Calo Sekarang Juga….!”

Belum lagi kebijakan aneh lainnya macam pelatihan siswa/siswi SPN yang cuma 6 bulan itu, terus lapor pembuatan surat kehilangan barang terkadang dibikin bertele-tele juga, dan masih banyak lagi kebijakan ngaco ala Polri yang tak bisa disebutkan satu-persatu.

Sekali lagi, pesan saya buat Polri, tetaplah bereformasi menjadi lebih baik lagi. Buat kita selaku masyarakat pada umumnya, tetap dukung dan awasi reformasi Polri tersebut, supaya reformasinya berjalan dengan baik juga.

Referensi

https://regional.kompas.com/read/202...en-di?page=all
Diubah oleh tim2one 12-12-2021 04:36
nurarif14
Negrod
leathergoodsnow
leathergoodsnow dan 36 lainnya memberi reputasi
31
16.3K
225
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.