Nasib nahas dialami seorang guru di sebuah sekolah di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT.
Guru bernisial S ini menjadi korban pengeroyokan oleh orang tua murid di tempat dirinya mengajar.
Pristiwa nahas itu terjadi pada Kamis, 9 Desember 2021 di ruang belajar kelas 10 MA Ar-Rahman Merombok.
Usman Kardyanto rekan korban menceritakan, jika S dipukuli oleh orang tua siswa beserta dua orang lainnya, yang mengaku keluarga dekat dari siswa yang berinisial K.
“Hal ini dipicu oleh persoalan sepele, yang dimana awal mulanya pak guru S sedang melakukan tugas pengawasan ujian (PAS) di ruang kelas X,” terang Usman Kardyanto.
“Pada saat beliau mengecek kehadiran peserta didik kelas X yang menjadi anak walinya dihari sebelumnya Rabu 8 Desember 2021, terdapat dua orang siswa yang tidak mengikuti ujian, maka dari situlah dipanggil lah dua orang siswa tersebut untuk diberi sanksi berupa hukuman berlutut dan keduanya berinisial H dan K,” imbuhnya.
Diterangkan Usman Kardyanto, bahwa dari dua orang anak yang dihukum salah satu dari mereka tidak mengindahkan hukuman yang diberikan oleh Pak S dengan dalih bahwa ia tidak senang dihukum seperti itu.
“Kemudian siswa K ini langsung berdiri dan keluar dari ruangan ujian sambil mengeluarkan kata kata binatang (…” A*jing kau sambil menunjuk pada Pak S) kau tunggu!, lalu mengambil batu dan melempar atap sekolah sembari memalingkan badan dan pulang memberitahu orang tuanya di rumah.,” terang Usman Kardyanto
Tidak berapa lama, lanjut Usman Kardyanto, siswa K ini pun datang kembali di Madrasah bersama tiga orang lainnya yang tidak dikenal oleh Pak S.
“Dengan menunjuk pak S oleh siswa K dari luar pintu dengan mengatakan ini dia. Maka masuklah ketiga orang yang tak dikenal ini tanpa ampun memukul Pak S berulang kali bahkan tidak cukup dengan pukul mereka pun menendang pak S sampai tersungkur dengan kepala pak S terbentur dengan pintu hingga terjatuh,” kisah Usman Kardyanto.
“Sambil memohon ampun pak S kepada tiga orang ini dengan berlutut untuk mendengarkan duduk persoalannya atas apa yang menimpa siswa K tadi, rupa rupanya itu sia sia saja, berulang kali pula kaki dan tangan mendarat ditubuh pak S sangat miris memang apa yang dialami oleh Pak S pada hari itu,” tambah Usman Kardyanto.
Dijelaskan Usman Kardyanto, setelah semuanya telah terjadi, barulah ada siswa yang melaporkan kejadian itu kepada teman teman guru di kantor.
“Dengan cepat pun, teman teman guru yang lain pun berdatangan untuk melerai dan meminta kejelasan duduk persoalan atas apa yang terjadi di kantor Madrasah Aliyah,” terang Usman Kardyanto.
“Barulah diceritakan orang tua menerima laporan dari anaknya bahwa ia (K) ditendang oleh pak S hingga kakinya patah maka ayah K pun marah, emosi tak karuan mendengar cerita dari anaknya. Tanpa berfikir panjang ia pun mengajak dua orang lainnya untuk mendatangi pak S yang sedang mengawas ujian berlangsung. Masuk ke ruang kelas, tanpa ijin, tanpa mendengar keterangan dari Pak S. Setelah diusut oleh Kepala Madrasah ternyata kaki K yang mengaku pada ayahnya kakinya patah ternyata tidak sama sekali ditemukan patah,” urai Usman Kardyanto.
Saat itu korban H menjelaskan bahwa, jangankan kakinya (Siswa K) patah, tersentuh tangan atau kak saja itu pun tidak ada.
Keterangan ini diperkuat oleh kesaksian siswa/i kelas X yang menjadi saksi atas apa yang menimpa pak S pada hari naas itu.
Dikonfirmasi terpisah, Kasat Reskrim Polres Manggarai Barat, Iptu Yoga Darma Susanto, S.Tr.K membenarkan pristiwa ini.
Kasat Yoga menjelaskan, kasus ini sedang ditangani Polsek Komodo.
“Laporan masuk di Polsek komodo. Dan sementara dalam penanganan proses penyelidikan,” jelas mantan Kapolsek Lembor itu singkat. (*)

https://metro-ntt.id/oknum-guru-di-l...engawas-ujian/

Kelakuan Anak jaman sekarang