ashibnuAvatar border
TS
ashibnu
John Edward Jones dan Misi Penyelamatan Yang Sia-sia

Sekitar pukul 8:00 malam pada tanggal 24 november 2009 John Edward Jones, seorang penjelajah gua amatir, memasuki gua Nutty Putty di selatan Salt Lake City, Utah. Dia ditemani oleh sebagian besar keluarga dan teman-temannya yang menjelajai gua tepat sebelum perayaan Hari Thanksgiving. Perjalanan itu dimaksudkan sebagai petualangan singkat yang bisa mereka bagikan sebelum memasuki masa liburan. Penjelajahan itu berubah menjadi mimpi buruk yang akan merenggut nyawa John Edward Jones.

Mengenal Cara Hidup Suku Indian Sioux

Gua Nutty Putty pertama kali ditemukan pada tahun 1960 dan diberi nama sesuai karakteristik tanah liat coklat yang melapisi lorong-lorongnya. Gua itu memiliki sistem yang terdiri dari lusinan ruang yang dihubungkan oleh lorong sempit berlangit-langit rendah. Meskipun akses gua membutuhkan banyak gerakan meringkuk dan merangkak untuk menjelajahinya, namun hal itu dianggap sebagai sistem gua yang baik untuk pemula dan dikunjungi oleh ribuan penjelajah setiap tahunnya.

Para pengunjung tersebut dapat menikmati fitur-fitur gua termasuk The Big Slide, sebuah ruangan di mana lantainya landai dengan sudut 45 derajat. Ada juga The Maze, kumpulan ruangan kecil yang membingungkan dengan koridor sempit yang menantang untuk dijelajahi dan ada juga batu berlubang yang konon bisa mengeluarkan suara seperti lonceng saat dipukul. Sebagai gua yang seharusnya ramah bagi pemula, Nutty Putty bukannya gua yang tanpa masalah.


Dari tahun 1999 hingga 2004 sejumlah orang, termasuk dua pramuka, terjebak di bagian gua yang sempit dan harus diselamatkan oleh para profesional. Insiden-insiden tersebut menyebabkan beberapa perubahan dalam cara pengelolaan gua. Setelah ditutup selama beberapa tahun, gua dibuka kembali dengan sistem pendaftaran. Sebuah kelompok harus memesan secara online untuk memastikan bahwa manajemen gua tahu siapa yang akan menjelajahinya dan pengunjung gua tidak terlalu ramai.

Itulah situasi ketika John Edward Jones dan teman-teman serta keluarganya memasuki Gua Nutty Putty pada tanggal 24 November 2009. Di antara kelompok itu adalah saudara laki-laki John yang bernama Josh. Di antara mereka juga ikut dua saudara kandung John yang memiliki banyak pengalaman dalam menjelajahi gua. Sejak masa kanak-kanak, mereka telah melakukan banyak petualangan bawah tanah melintasi negara bagian Utah, meskipun mereka belum pernah mengunjungi Gua Nutty Putty.


Hampir satu jam penjelajahan mereka berjalan lancar. Kelompok itu merangkak dan meringkuk melewati celah-celah gua, senang dengan setiap penemuan baru. Sekitar pukul 21:00 John menemukan apa yang dia pikir adalah pintu masuk ke Birth Canal, ruangan gua terkenal yang dinamai demikian karena sempitnya lokasi didalamnya. Lorong yang dijelajahi John sekilas mirip dengan gambaran tempat itu.

Dia merangkak masuk ke dalam gua dengan menggeliat. Ketika celah sempit itu berbelok ke bawah, sejenak dia kemudian sedikit ragu-ragu. Lorong sempit itu nampak seolah akan terhubung sedikit lebih jauh ke bawah, selain itu John yakin bahwa dia berada di Birth Canal, sebuah lorong yang dia tahu bisa dijelajahi dengan aman jadi dia harus tetap berani.


Sayangnya John salah perkiraan dan dia bukan menuju ke Birth Canal. Dia terus menggeliat menggerakkan badannya menyusuri terowongan yang belum dipetakan di bagian gua yang berbeda, terowongan yang belum pernah dipetakan secara khusus karena terlalu kecil. Tidak menyadari akan adanya bahaya, John terus merangkak maju sampai akhirnya dia tidak bisa bergerak. Ketika dia menyadari dia terjebak, dia terhimpit lorong vertikal yang diameternya lebih kecil dari ruang mesin cuci. Dia tidak bisa bergerak satu inci pun.

Josh yang berada dekat di belakangnya, segera menyadari ada yang tidak beres. Ketika dia mengetahui bahwa John telah terjebak, dia awalnya berusaha mencoba untuk menariknya keluar, tetapi hanya mampu menggesernya beberapa inci. Menyadari bahwa situasinya berada di luar jangkauan mereka, Josh berlari keluar dari gua untuk mencari bantuan sementara teman yang lainnya tetap menunggu di dalam gua.


Dalam beberapa jam tim penyelamat berada di lokasi. Mereka menghadapi operasi penyelamatan yang sangat sulit. Waktu yang sudah tengah malam dan membuat area gelap gulita di luar gua maupun di dalam. Tempat di mana John terjebak sangat sempit, yang berarti bahwa berapapun banyak sumber daya yang tersedia, hanya satu orang yang bisa cukup dekat untuk mengaksesnya pada satu waktu.

John tetap tenang dalam situasi tersebut. Ketika petugas penyelamat pertama tiba di lokasi kejadian, dia berterima kasih kepada mereka karena telah datang dan meminta tolong agar mereka segera menyelamatkan dirinya. Membuat permintaan itu hampir mustahil dilakukan. Petugas penyelamat berusaha untuk mengebor batu di sekitar John, tetapi hanya dapat memperlebar sebagian kecil dari lorong itu, hanya beberapa inci, bahkan setelah berjam-jam bekerja.


Meninggalkan cara pertama, penyelamat kemudian memasang sistem tali dan katrol, memasang tali di sekitar kaki John, satu-satunya bagian dari tubuhnya yang bisa mereka jangkau, mereka memulai proses itu dengan hati-hati yang juga menyakitkan untuk menarik John keluar. Pada awalnya cara kedua ini seperti hampir berhasil. Mereka mampu menariknya dengan jarak yang cukup jauh dari celah vertikal di mana dia terjebak, meskipun hal itu menyebabkan John sangat merasa kesakitan.

Sementara tim penyelamat berhenti untuk beristirahat sejenak, sebuah radio diturunkan ke John sehingga dia bisa berkomunikasi dengan istrinya yang sedang hamil, yang menunggunya di luar gua. Sampai tahap ini John telah terjebak selama 19 jam, hampir sepanjang hari posisi John terbalik di ruang yang sangat kecil sehingga sulit bernapas. Terjebak dalam posisi terbalik untuk waktu yang lama bukanlah posisi yang nyaman.


Hal tersebut menyebabkan darah terkumpul di kepala yang dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah atau memberikan banyak tekanan pada mata sehingga menyebabkan kebutaan. Organ-organ lain menekan paru-paru, mengakibatkan kesulitan bernapas dan sering mengakibatkan pingsan. Bagi sebagian orang, bertahan dalam posisi terbalik selama 10 menit bisa berakibat fatal. John telah terjebak seperti itu selama hampir sepanjang hari. Meskipun demikian, dia tetap cukup tenang.

Setelah beberapa tarikan lagi, posisinya cukup renggang sehingga dia bisa melakukan kontak mata dengan salah satu penyelamat. Pada tahap ini, kelelahan dan kesakitan mulai dirasakan John, namun kemungkinan untuk selamat nampak di depan mata. Sedikit bisa bernafas lega, perhatian medis, kontak dengan teman-teman dan keluarganya, semua hal itu begitu dekat sehingga mereka pasti hampir bisa menyelamatkannya.


Pada titik inilah semuanya menjadi sebuah kesalahan. Saat tim penyelamat sekali lagi menarik tali, sesuatu terlepas menghentak terlempar keras. Penolong yang paling dekat dengan John terpukul oleh sesuatu di wajahnya dan kemudian pingsan sebentar. Ketika dia sadar, yang bisa dilihatnya hanyalah debu dan kegelapan. Butuh beberapa menit baginya untuk menyesuaikan diri dan mengetahui apa yang terjadi, ternyata John telah terlepas dan kembali ke celah sempit.

Sebuah batu yang dipasangi katrol dan baut telah pecah, menyebabkan tali kendur dan membuat John jatuh kembali ke posisi semula. Baut dan pecahan batu itulah yang mengenai wajah penyelamat dan membuatnya pingsan. Petugas penyelamat yang terluka segera dievakuasi dari gua untuk perawatan, seorang pengganti menggeliat masuk ke dalam lubang yang sempit. Mereka berusaha berbicara dengan John tetapi tidak mendapatkan jawaban, terdengar bahwa napas John terengah-engah dan putus-putus. Mereka menggeliat ke dalam gua sempit untuk mencoba melingkarkan tali lain di pinggangnya tetapi malah terjebak sendiri dan harus dibantu penyelamat lain.


Seorang dokter dibawah ke dalam gua untuk memeriksa kondisi John. Dokter tersebut membawa berita buruk dengan kemungkinan bahwa John telah meninggal. Meskipun upaya penyelamatan sepanjang hari melibatkan puluhan pekerja, usaha penyelamatan menjadi sia-sia. John dinyatakan meninggal pada tengah malam pada tanggal 25 November. Teman-teman dan keluarganya, tentu saja merasa hancur mendengar berita itu.

John baru berusia 26 tahun saat itu, bugar dan sehat, dengan seorang anak dalam proses kelahiran telah kehilangannya dalam sistem gua yang dianggap relatif aman untuk pemula adalah berita yang mengejutkan bagi semua orang. Dengan cepat dinyatakan bahwa setiap usaha untuk mengambil tubuhnya akan sangat sulit dilakukan dan berbahaya.


Pemilik tanah, yang terkejut dengan kejadian itu, pada awalnya ingin meledakkan gua-gua tersebut, rela untuk menghancurkan semuanya, tetapi dihalangi untuk melakukan hal tersebut. Sebaliknya gua-gua itu ditutup rapat dengan sumbatan beton dan mengubahnya menjadi makam bagi John Edward Jones. Sebuah plakat dipasang di pintu masuk untuk mengenang tempat peristirahatan terakhir seorang pemuda luar biasa, yang telah tersesat jauh di dalam gua.


KOLEKSI THREAD MENARIK

Quote:
Diubah oleh ashibnu 09-12-2021 05:38
wesly771
screamo37
sapiontel
sapiontel dan 7 lainnya memberi reputasi
8
8.8K
38
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.