Assalamualaykum warahmatullahi wa barakatuh

Tradisi menjelang Ramadan di negeri kita banyak sekali macamnya. Namanya tradisi, tentu berasal dari orang-orang terdahulu atau nenek moyang dengan filosofi yang beragam pula.

Ane kebetulan berdomisili di Jawa Timur, ada salah satu tradisi di daerah ane, yaitu megengan. Kata Megenganitu asal mulanya adalah mengagungkan. Karena bagi orang jawa menyebut mengagungkan sedikit belibet, akhirnya kata itu berubah menjadi megengan.

Tradisi megengan, di daerah ane, identik dengan dua makanan, yaitu buah pisang dan kue apem.

Dua makanan itu memiliki arti tersendiri dalam tradisi megengan, berharap agar #RamadanBerkah.

Buah pisang, kita ketahui bersama berasal dari pohon pisang, ia akan tumbuh cukup sekali. Pohon pisang hidup hanya sekali, setelah berbuah maka pohon itu akan mati.

Dari sini, kita bisa ambil pelajaran menjadi sebaik-baik manusia yaitu dengan memberikan manfaat kepada orang lain sebelum meninggal.

Maka di bulan Ramadan tahun ini, berharap dapat memberi banyak kemanfaatan untuk orang lain. Apalagi di bulan yang setiap amal salih akan dilipat gandakan, maka kita semua akan raup keuntungan berupa pahala yang berlipat-lipat.


Sedangkan kue apem, berasal dari kata afwan bahasa arab yang berarti maaf. Maksudnya adalah memohon maaf baik kepada sesama, apalagi kepada yang maha kuasa.

Memohon maaf, supaya hati lebih bersih dan suci sebelum masuk bulan suci, tidak hanya akan dapati keberkahan tetapi kelak akan raih kemenangan yaitu sebuah ketakwaan. Cita-cita tertinggi dari rangkaian ibadah Ramadan yang akan dijalani.

Tidak hanya itu, jika pisang dan apem digabung akan berbentuk seperti payung. Simbol payung itu kita tahu bahwa benda yang sederhana itu mampu memberikan faedah tersendiri bagi seseorang saat dibutuhkan. Itu sebagian dari gambaran mengapa pisang dan apemlah yang menjadi simbol dari tradisi megengan.



Meski belum diketahui secara pasti tradisi megengan berasal dari mana, tetapi hampir semua mengarahkan bahwa tradisi megengan itu berasal dari Sunan Kalijaga.

Semua mengarah kepada beliau karena selama ini perpaduan agama dan budaya, Sunan Kalijagalah yang awal kali memunculkannya.

Kita tahu bersama, adat selamatan berasal dari jawa. Sehingga megengan ini tradisi perpaduan. Biasanya megengan ini diadakan setelah salat magrib dengan di dahului membaca tahlil dan istighosah.

Setelah itu semua makanan yang dibawa tadi, baik nasi, lauk pauk, buah, tentu buah pisang yang mendominasi, juga kue-kue terutama apem, digelar, lalu semua akan makan bersama-sama.

Berharap sebelum bulan yang mulia dan suci itu, diri ini sudah suci terlebih dahulu baik terhadap manusia maupun di hadapan yang maha kuasa.

Sehingga saat menjalani ibadah di bulan Ramadan, semua akan lancar, penuh keberkahan dan puncaknya kita semua menjadi insan bertakwa.

Hanya saja, di tahun ini karena masih kondisi pandemi dan masih pembatasan interaksi sosial, sehingga tradisi itu sedikit dimodifikasi. Bahkan diadakan hanya dengan berkirim makanan dari satu rumah ke rumah yang lain. Isi makanan tentu tidak dapat tertinggal yaitu pisang dan apem.

Baik gansis, itulah tradisi menjelang ramadan di daerah ane. Megengan dengan simbol pisang raja dan apem yang penuh filosofi di baliknya. Bagaimana dengan di daerah gansis? Apakah sama dengan di daerah ane? Nama dan tata caranya? Yuk ah, saling berbagi info dan pengalaman.

Wassalamualaikum warahmatullah

Tulisan : NovellaHikmiHas
Narasi : Oppri
Sumber gbr: google & sdh tercantum di setiap gbr.
Sumber: link.
link.