Selamat pagi gan sis, bagaimana ni kabarnya hari ini?? semoga sehat selalu .
Siapa ni yang di sini punya adik, ponakan, anak, cucu yang masih sekolah. Pasti bakalan rame. pengennya nimpukin si anu yang buat peraturan. hehehe sabar... sabar....... insyaallah masuk surga.
Ngomong- ngomong tentang pendidikan saat ini, pasti banyak banget yang pengen speak up dan juga gemes dengan peraturan yang ada. Banyak juga yang menyalahkan pandemi dan juga pemerintah.
Dilema pendidikan tidak hanya terjadi di lingkungan orang tua dan guru saja tapi juga anak. Banyak kasus depresi, kenakalan remaja dan masih banyak lagi permasalahan yang muncul.

Memang melihat keadaan saat ini sangat miris, tidak bisa dibayangkan mau jadi apa generasi saat ini. Yang menurut ane dari  usia PAUD hingga perguruan tinggi mereka nol akademis. Ya, meskipun tidak semua sih. ada juga yang justru berprestasi di saat pandemi ini. Tapi, itu pengecualian.
Kenapa pengecualian??? Ya ..Iya... mereka yang memiliki materi atau uang lebih bisa beli guru. sedangkan kaum Kismin kaya kita ne.... hemmmm.. nangis batin.

Peraturan pemerintah yg sedikit tabu tentang pendidikan di masa pandemi. Anak sekolah di liburkan dan di ganti dengan pelajaran daring. Itu sudah menimbulkan permasalahan baru, yang dimana orang tua wajib memiliki HP untuk menunjang belajar. maksudnya sih bagus ya... tapi tidak di lapangannya. 
Beban orang tua semakin berat untuk beli media ini tambah lagi harus beli kuota yang kadang sudah habis belum di gunakan. karna daya pengiriman gambar dan video yang besar memakan kuota yang besar juga. Tambah lagi kesehatan anak di pertaruhkaan disini entah itu fisik ataupun mental.

Hati siapa yang tak menangis melihat generasi ini. pemerintah seakan plin plan dalam memberikan peraturan. Anak tidak di perbolehkan mengunakan gaget tapi pelajaran mengharuskan mengunakan media ini. 
Siapa yang harus di salahkan disini pandemi atau peraturan. Anak-anak belajar di rumah tapi Mall dan tempat keramaian di buka. Hingga saat ini sekolah masih banyak yang diliburkan .Seolah sekolah tempat yang paling bahaya padahal di sekolah jelas anak akan lebih tertib dan justru bisa melaksanakan protokol kesehatan.  

Hati siapa yang tidak menangis melihat anak - anak usia sekolah memutuskan bekerja dan banyak yang tidak mau neruskan sekolah. Bukankah ini menjadikan Indonesia mundur kembali. Membuat sebagian orang tua anti terhadap pendidikan. Pikiran mereka kembali seperti jaman dahulu. " Ra sekolah ra popo, nyatane hiso mangan " ( gak sekolah gak papa, nyatanya bisa makan". Miris sangat, karna saat masuk sekolah ane selalu memberikan semangat kepada siswa agar bermimpi setinggi mungkin dan bersekolah setinggi mungkin agar tidak mudah dibodohi orang dan memiliki pekerjaan yang layak . dan kini kata itu benar - benar  sekedar menjadi mimipi bagi guru saja.