Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

anakucilAvatar border
TS
anakucil
Bernyanyi lah dengan keras dan lantang !
"Loe ga apa bro" ucap ku berlari ter engah engah, sambil menenteng gitarku
"Kena ke tonjok sekali gw" balas Dian yang berlari di samping ku
"Kita ke base camp aja, mereka ga mungkin brani ke sana" balas ku
Malam itu aku dan Dian, berlari setelah berkelahi dengan beberapa preman yang sedang mabuk, kita berhenti di depan sebuah gedung kosong bekas perkantoran yang nantinya akan di renovasi, tempat abang Dian bekerja sebagai kepala keamanan.
Di depan gedung kita menyapa beberapa petugas keamanan yang kita kenal.
"Kenapa loe, ribut yak ?" tanya bang Ubay, abangnya Dian
kita bercerita dan tertawa, mengingat kejadian tadi.
"Gw tendang tadi bang, sampe masuk got" cerita ku sambil tertawa.
"Udah bantuin bang pandi jaga belakang, dasar tikus loe berdua" balas bang Ubay tertawa
Aku dan Dian, teman akrab sejak kecil, kita tinggal di kampung kumuh, yang kita sebut kampung tikus, bukan karna banyak tikus, tapi karna bahasa makian yang sering di gunakan penduduk kampung tempat kita tinggal.

Dian sejak kecil memiliki cita cita menjadi penyanyi, suara nya memang khas, sedikit serak dan sangat pintar bernyanyi untuk ukuran di kampung ku, berwatak keras dan idealis, memperjuangkan kemauannya. Sedangkan aku tidak memiliki bakat bernyanyi hanya bisa bermain gitar mengiringinya bernyanyi.
Kita berdua hidup dibawah garis kemiskinan jakarta, membuat kami tidak berkuliah, sejak lulus SMA beberapa bulan lalu aku dan Dian mengamen di warung Pak Ci, seorang pedang Mie yang dulu ngontrak di kampung ku dan sekarang sukses dengan usahanya atau kita kerja serabutan demi mencari uang.

"Ngaso bentar yuk, ngitung duit" ucap Dian menunjukan sejumlah uang di tangannya sambil nyengir kuda
"Base camp" balas ku bersemangat
kita berdua bergegas, menuju lift, menyalakannya dan menuju atas gedung, yang menjadi base camp kita.
Setelah menghitung penghasilan dan beristirahat, kita turun dengan senyum senang menemui bang Pandi, anggota security yang juga tinggal di kampung tikus.
"Dari mana aja loe berdua" ucap bang Pandi
"Biasa bang" balas ku
"Nyanyi yan, biar ga sepi" ucap bang Pandi
Malam itu seperti malam biasanya, kita menemani bang Pandi berjaga dan bernyanyi bersama.

Esok sore seperti biasa kita kembali mengamen di warung Pak Ci, pulang mengamen, Dian menceritakan keinginannya pergi ke surabaya, mengadu nasib di sana sebagai penyanyi.
"Loe dah gila" ucap ku
"Gw ga berkembang bro, kalau gini gini aja" balas nya mantap
"Hari ini lumayan dapetnya, itung di base camp, yuk" balas ku
Sesampainya di base camp, kita menghitung pendapatan malam itu, lumayan hampir 250 ribu,
"Loe bener mau ke surabaya ?" ucap ku
"Iye" balas Dian membakar rokok
"Neh yak, 150 kita bagi, sisa nya kita simpen buat ongkos loe ke sana" balas ku, meminta rokok nya dan kita saling bertukar angan dan cita cita yang ingin kita gapai.
"Gw kayaknya harus ngegojek atau ngegrab, kalau elo cabut" ucap ku, berdiri menatap lautan lampu kota jakarta.
"Mau gimana lagi bro" balas nya
"Iya, gw ngerti" balas ku
"Gw pengen lepas, bebas bernyanyi bro" ucap nya berdiri disamping ku
"Dan ga di siram pak rt lagi" balas ku tertawa disambut tawa Dian, mengingat dulu kita berdua pernah di siram karna bernyanyi dan bermain gitar di samping rumah pak RT.

Bulan demi bulan berganti, uang yang kita kumpulkan mencapai nilai yang lumayan besar, ku sarankan Dian untuk membeli HP baru mengganti HP lamanya yang sering error dan membuka rekening agar lebih aman. Dia menolak dan memaksa membaginya dengan ku, dengan segala cara ku yakinkan, sampai dia akhirnya mengalah.
Malam itu kita habiskan bersama di base camp, bernyanyi keras, membebaskan suara hati terbang bersama cita cita yang mustahil kita gapai.

Sampai saatnya ku antarkan sahabat terbaik ku ke terminal bus, kurangkul sahabat ku, bernyanyi dengan keras dan lantang, lawan dunia ini, pesan ku, dia juga mengingatkan ku untuk tidak menyerah menggapai cita cita ku.
Hari itu kita berjanji untuk selalu saling menghubungi, apapun yang terjadi.

Hari berganti bulan, dan bulan berganti tahun, aku sibuk dengan gojek merangkap kurir atau apapun yang bisa kulakukan untuk membantu keluarga ku. Suatu hari dia menghubungi ku, meminjam uang untuk makan, segera ku hubungi sahabat ku karna khawatir dengan keadaannya di sana, mengirimkan uang dan mengajaknya kembali ke jakarta, tapi Dian tetap seperti dulu, keras kepala dan terus mencoba menggapai apa yang di impikannya.
Sejak saat itu uang yang kudapat selalu ku sisihkan, mengirimkannya tanpa dia harus meminta, agar bisa hidup di Surabaya.
Terbayang oleh ku saat kita duduk, makan sebungkus nasi padang sambil tertawa, atau saat saat dia hanya memakan sedikit menahan lapar dan memberikan semua sisa makanan ke padaku, agar aku bisa kenyang saat kondisi ku tidak sehat.
Persahabatan yang tidak mengenal materi, apapun dia lakukan untuk membantu ku, begitu juga dengan ku.

Sampai suatu saat Dian menghubungi ku yang sedang mengantarkan paket.
"Bro, gw di terima audisi jadi penyanyi cafe di sini" ucap nya berteriak kegirangan, aku ikut berteriak kegirangan mengucapkan selamat mendengar perkataannya.
Karirnya terus menanjak, mendapatkan kontrak dari sebuah label dan mulai menggapai mimpinya.
Tidak sedikit uang dan barang yang selalu di kirim nya tanpa aku meminta, dia juga memasukan ku kedalam perusahaan relasinya sebagai staff admin, dan aku mulai melihatnya tampil di acara TV, membeli rumah untuk untuk orang tuanya, di sebuah kawasan elite di Depok.
"Bro, elo jadi crew gw aja, gw bayar lebih gede" ucap nya suatu hari, saat menghubungi ku
"Enggak ah, lo tau gw ga akan mau kerja kalau bosnya elo" balas ku tertawa
"Iya gw ngerti, tapi temen gw palsu semua, mereka deket sama gw karna gw dah terkenal" balas nya dengan suara murung
"Btw, gw kirim duit, elo beli tiket pesawat gw mau konser di Lombok, sabtu depan" sambung nya.

Saat konser di Lombok, aku berdiri di samping panggung, Dian yang sedang bernyanyi melihat ku, mengepalkan tangan nya keatas bernyanyi dengan lepas, membuat ku ikut bernyanyi mengepalkan tangan ku ke atas, bernyanyi keras dan lantang.
Selesai Konser, aku dan Dian duduk di rooftop hotel, bertukar cerita dan tertawa, dia mengatakan makanan dan minuman mahal ini terasa lebih enak saat aku makan bersamanya, teringat jalan berliku yang pernah kita lalui. Dia juga bercerita kedekatannya dengan seorang artis pendatang baru dan palsunya teman teman di sekelilingnya.
Aku juga bercerita tentang pekerjaan ku, dan kedekatan ku dengan putri pak RT, membuat kita berdua tertawa.
"Loe mau kuliah bro ?" tanya Dian tiba tiba
"Loe mau bayarin gw ?" balas ku santai
"Iya, gw bayarin" balasnya
"Elo sering sering lah main ketempat gw, jangan sok sibuk" sambungnya
"Elo kali yang sibuk, konser mulu, nanti gw di usir lagi sama crew lo" ucap ku tertawa keras membuatnya tersedak dan ikut tertawa, mengingat aku pernah mencoba kerumahnya setelah mengantar paket, dan diusir oleh crew yang ada di rumahnya karna tidak percaya kalau aku teman dekatnya.
"Elo lagi ga telepon gw" ucapnya
"Telepon loe mati, njir" balas ku melempar sedikit potongan makanan ke arahnya, membuat kita kembali tertawa.

Aku melanjutkan kuliah berkat bantuan Dian, mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, dan mengangkat derajat orang tua ku, Dian juga terus memantapkan karirnya di dunia musik, menaiki tangga popularitasnya.
Tahun demi tahun berganti, kuliah ku selesai, dan menikah dengan putri pak RT, pernikahan yang membuat heboh warga kampung tikus karna kehadiran Dian artis terkenal, yang dulu juga warga kampung itu

Ketenaran dan kekayaan tidak menuntunnya ke jalan yang menjadi impiannya, berusaha mencari kebebasan untuk melepaskan diri dari ketatnya aturan label dan beratnya tekanan dunia hiburan, membuatnya terjerembab kedalam dunia obat obatan terlarang, dan jatuh sakit, khawatir melihat kondisi anaknya orang tua Dian meminta ku menasehatinya.
"Udah lah bro, nikah aja, elo belum puas sama apa yang udah loe dapet" ucap ku saat bertemu di rumahnya.
"Gw ga dapet apa yang gw cari bro" balas nya dengan mata yang kosong.
"Dulu kita hidup pas pasan, gw punya tujuan, sekarang gw punya semuanya, tapi gw merasa ga punya tujuan" sambung nya
"Eh, loe masih inget lagu yang dulu loe bikin, di base camp ?" tanya ku
"Masih" balas nya antusias
Kuambil gitar dan kita bernyanyi lagu yang pernah di tulisnya, tentang perjuangan tanpa penyesalan untuk menggapai cita cita, di iringi sinar mentari.

Beberapa bulan kemudian Dian, menceritakan kepada ku, kalau dia tidak memperpanjang kontrak dengan label tempatnya bernaung, dan memutuskan pergi keluar negri, berkarir di sana.
"Loe dah yakin ?" tanya ku
"Udah, dulu gw pernah ngalamin hal ini" balas nya
"Elo sembuh dulu lah, baru cabut" balas ku mengingatkan.
"Gw kan bisa berobat di sana" balas nya dengan santai, dan mengatakan akan mencari jalannya kembali, mencari tempat berlabuh untuk menambatkan mimpi mimpinya, tanpa penyesalan dan terus terbang dengan bebas, mengeluarkan suara hatinya.

Dian sahabat ku yang keras kepala pergi dan memulai karir di luar negri, beberapa bulan setelah kami perpisah dia mengirimkan pesan
"Sebentar lagi gw terbang bebas" pesannya serta link youtube, vidio clip pertamanya menyanyikan lagu yang berisi suara hatinya.
Lagu yang di terima luas dan disukai jutaan orang.
Bernyanyi lah dengan keras dan lantang kawan, lawan dunia ini, ucap ku dalam hati, saat melihatnya.
Tapi itu menjadi kabar terakhir nya, dia pergi mengejar mimpi menuju jalan tanpa arah kembali, mengabaikan sakitnya demi mencari tempat berlabuh.

Di pagi yang teduh aku duduk di depan makamnya, menangis sedih dan termenung.
Ku pasang headset mendengarkan lagu yang di buatnya.
Kawan, bernyanyi lah dengan keras dan lantang, suarakan isi hatimu, sekarang tidak ada lagi yang mengganggu mu, ucap ku berdiri mengepalkan tangan ku ke atas, menatap langit sambil tersenyum.
Diubah oleh anakucil 22-11-2021 10:25
pulaukapok
bukhorigan
MFriza85
MFriza85 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
941
6
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread43KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.