janahjoy35Avatar border
TS
janahjoy35
Kumpulan Cerita Pendek Sederhana
Quote:


Pulang

Oleh : Joy

 

Seorang gadis kecil terlihat duduk sendirian di trotoar sebrang toko. Tidak seperti anak kecil biasanya yang sering mengemis di kawasan sini, ia terlihat bersih dan rapih. Selain menatap langit yang gelap, sesekali matanya terpaut lama menatap toko. Mungkinkah ia tersesat dan belum makan seharian. Entah kenapa, sosok gadis kecil itu menarik perhatian saya.

Waktu di arloji saya menunjukan pukul 1 dini hari. Setelah cashcountdata penjualan toko, akhirnya saya bisa pulang. Suasana jalan yang tadi begitu ramai dan padat kini mulai sepi. Hanya sesekali saja ada motor atau mobil yang melaju kencang menerobos jalan yang lenggang.

Saya lihat gadis kecil itu masih disana, duduk terpekur memeluk perutnya menahan dingin.

“Pak Tarno, liat anak kecil itu? Dia pengemis kawasan sini apa bukan Pak?” tanya saya pada Pak Tarno tukang parkir di depan toko, yang selalu setia menunggu saya dan teman-teman yang lain pulang walau toko sudah tutup 1 sampai 2 jam lebih awal.

Pak Tarno mengalihkan perhatiannya dari uang receh yang sedang dirapihkannya. Matanya menyipit fokus menatap ke sebrang jalang tempat gadis kecil itu duduk, “Belum pernah liat saya kalo anak kecil itu. Yang biasa minta-minta disini mah saya apal banget dahmuka-mukanya, inimah anak baru kayaknya.” Jawab Pak Tarno cuek. Seakan hanya melihat sebuah patung tak bernyawa dan kembali sibuk menghitung recehan hasil jaga parkir hari ini.

Saya putuskan untuk bertanya langsung pada gadis kecil itu, siapa tau dia memang kesasar. Mungkin saya bisa bantu mengantarnya ke kantor polisi terdekat. Kebetulan masih ada Pak Tarno yang bisa saya maintain sebagai saksi kalau-kalau ada yang salah paham dengan maksud saya pada gadis kecil itu. “Pak, tungguin dulu ya jangan dulu pulang. Saya mau mastiin dulu anak itu, hawatirnya kesasar. Kasian dia pak,”

“Repot-repot amat sihDim.... Tapi terserahlah, saya tunggu disini,” Pak Tarno memang tidak peka atau hati nuraninya telah hilang. Entahlah, saya tidak perduli.

Saya berlari kecil menyebrang jalan menuju tempat gadis kecil itu duduk. Tiba-tiba sebuah mobil sudah sangat dekat dan tidak sanggup saya hindari, seakan mobil itu muncul begitu saja untuk menabrak saya. Hantamannya membuat tubuh saya melayang ke udara. Saya terkesiap, jantung saya mencelos.

Brakkkk!

Seketika tubuh saya terasa remuk dan berat. Saya tidak bisa bergerak. Cairah hangat terasa mengalir dari kepala menuju tengkuk kemudian punggung saya. Terlihat gadis itu bangkit mendekati saya. Tangan mungilnya terjulur.

“Hai orang baik, sudah waktunya kamu pulang, aku sudah tidak sabar menunggumu dari tadi,” walaupun saya tidak paham maksud omongannya, saya menyambut tangan mungilnya. Begitu menggenggam tangannya, tubuh saya terasa sangat ringan, saya bisa berdiri dengan mudah.

“Nak Dimas!” teriak Pak Tarno, berlari melewati saya. Dia terlihat panik sambil mengguncang bahu seorang laki-laki mirip sekali dengan saya yang terbujur lemah bersimbah darah.

“Ayo Kak Dimas, kaka udah waktunya harus pulang,” kata gadis kecil itu sambil menarik-narik tangan saya. Untuk beberapa saat, saya bingung dengan apa yang telah terjadi. Saya menatap lekat Pak Tarno, ia mulai menangis sambil memeluk laki-laki mirip saya yang lemah bersimbah darah. Saat itu saya sadar, saya sudah mati.

Saya menatap gadis kecil itu yang kini bercahaya, ia tersenyum menatap saya. Binar matanya seakan menghipnotis saya. Saya mengangguk mengisyaratkan padanya bahwa saya siap untuk pergi bersamanya.

Gontai saya mengikuti langkah gadis kecil itu, dalam hati saya bertanya-tanya; kemanakah tujuan saya setelah kematian? apakah semua malaikat pencabut nyawa seperti gadis kecil yang kini menuntun saya?

“Saya Amal Baik Kakak, bukan Pencabut Nyawa,” saya tersentak kaget mendengar perkataan gadis itu, sepertinya dia bisa tau apa yang ada dalam pikiran dan hati saya.

“Ada rumah baru yang lebih indah menanti kakak yang sudah kakak bangun dengan amalan-amalan baik yang selalu kakak kerjakan.” gadis kecil itu semakin erat menggenggam tangan saya yang semakin mantap mengikutinya kemanapun ia akan membawa saya. Karena dimanapun itu, saya yakin itu tempat terbaik untuk pulang.

***


Next cerpen :
Parasit
He must be Jin
Mermen
Tamu Tak Diundang (creepy)
Jodoh Untuk Sahabatku
Sate Kulit Ayam
Psikopat Virtual
Diubah oleh janahjoy35 31-12-2021 00:22
bukhorigan
fatma02dian681
nanitriani
nanitriani dan 2 lainnya memberi reputasi
3
998
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread41.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.