Luhut Ungkap 'Sakitnya' RI Tak Dapat Vaksin Karena India
CNN Indonesia
Senin, 08 Nov 2021 18:20 WIB


Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyebut pemerintah sempat tak dapat jatah vaksin dan obat karena ditahan India. Luhut Panjaitan menyebut pemerintah sempat tak dapat jatah vaksin dan obat karena ditahan India. (Antara Foto/Wahyu Putro A).

Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan pemerintah sempat tak bisa mendapatkan jatah vaksin AstraZeneca karena ditahan oleh India. Padahal, pemerintah sudah meneken kontrak pembelian vaksin tersebut.

"Kami sudah mengalami sakitnya bagaimana sudah tanda tangan kontrak dapatkan AstraZeneca, ditahan oleh India," ungkap Luhut dalam konferensi pers secara daring, Senin (8/11).

Pemerintah India sebelumnya sempat menyetop ekspor vaksin AstraZeneca yang diproduksi oleh Serum Institute of India (SII). Hal itu karena pemerintah India fokus untuk memenuhi kebutuhan domestik di tengah lonjakan kasus di negara tersebut.

Tak hanya itu, ia juga mengeluhkan pemerintah sempat tak dapat jatah obat karena tertahan oleh India. Berkaca pada pengalaman sebelumnya, Luhut berharap pengusaha yang kerap mengimpor berupaya untuk membangun pabrik di dalam negeri.

"Imbau importir-importir yang hidupnya impor saja, sudah lah anda pikir investasi buat industri di dalam negeri," kata Luhut.

Saat ini, ia memastikan pemerintah akan mendapatkan jatah obat-obatan dari Merck dan Pfizer untuk kebutuhan domestik.

Sebagai informasi, realisasi vaksinasi covid-19 di ibu kota sudah lebih dari 100 persen. Begitu juga dengan Bali pada Sabtu (11/6) lalu.

Dilansir dari vaksin.kemkes.go.id, status program vaksinasi covid-19 di Bali menyentuh 100,55 persen. Sementara, DKI Jakarta 133 persen.

Lebih detail, jumlah warga yang menerima vaksinasi dosis pertama di Bali sebanyak 3,42 juta orang. Jumlah warga yang mendapatkan vaksinasi dosis pertama bertambah 468 ribu per hari ini.

Lebih lanjut, realisasi program vaksinasi covid-19 di daerah lainnya masih di bawah 50 persen. Hanya beberapa yang sudah di atas 50 persen.

Sebagai gambaran, realisasi program vaksinasi dosis pertama di Yogyakarta 93 persen, Kepulauan Riau 91,07 persen, Kepulauan Bangka Belitung 66 persen, Jawa Timur 64 persen, Banten 62 persen, Kalimantan Utara 61 persen, Jawa Barat 60 persen.

Beberapa daerah yang realisasinya masih di bawah 50 persen untuk dosis pertama, antara lain Sumatera Utara 49,8 persen, Bengkulu 44 persen, Nusa Tenggara Timur 43 persen, Sumatera Selatan 42 persen, dan terendah Papua 24,92 persen. Jika secara nasional, realisasi vaksinasi dosis pertama baru 59 persen.

Untuk dosis kedua, DKI Jakartka masih menduduki peringkat pertama, yakni 104,32 persen. Disusul Bali sebesar 87,07 persen, Yogyakarta 77,71 persen, dan Kepulauan Riau 70,18 persen.

Sementara, realisasi vaksinasi dosis kedua di daerah lain tercatat masih di bawah 50 persen. Sebagai contoh, Kepulauan Bangka Belitung 44,66 persen, Banten 41,52 persen, Kalimantan Timur 41,28 persen, dan Jambi 38 persen.

Lima provinsi terendah dalam realisasi vaksinasi dosis kedua adalah Papua 17,87 persen, Maluku 17,95 persen, Sumatra Barat 18,52 persen, Maluku Utara 18,53 persen, dan Sulawesi Barat 20 persen.

Baca artikel CNN Indonesia "Luhut Ungkap 'Sakitnya' RI Tak Dapat Vaksin Karena India" selengkapnya di sini: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi...n-karena-india.

Download Apps CNN Indonesia sekarang https://app.cnnindonesia.com/