Asal Usul Lentog Tanjung (Kuliner Khas Kota Kudus)
TS
anake.abah
Asal Usul Lentog Tanjung (Kuliner Khas Kota Kudus)
WELLCOME TO MY THREAD
Salam jumpa para Kaskuser
Ane mau share nih tentang salah satu asal usul kuliner khas Kota Kudus, kota kelahiran ane.
Yang mau ane share adalah Lentog atau biasa di kenal dengan Lentog Tanjung.
Nih penampakannya
Spoiler for Lentog Tanjung:
Spoiler for Lentog Tanjung:
Spoiler for Lentog Tanjung:
Yuk langsung aja ke asal usulnya Lentog dulu
Spoiler for Asal Usul Lentog:
Ada kisah di balik lahirnya kuliner khas Kudus ini. Konon, masyarakat Desa Tanjung dilarang menjual nasi. Sebab itu, warga pun berduyun duyun mengganti makanan pokok warung mereka dengan lentog.
Menurut para sejarawan, menjelaskan mengapa nasi dilarang untuk dijual. Saat masih zaman kerajaan, datang beberapa wali untuk menyebarkan agama Islam di area Kudus.
Secara diam-diam, mereka ingin membangun sebuah masjid sebagai pusat dakwah Islam di Kudus. Karena tak mau agenda penting tersebut diketahui dan digagalkan oleh pihak kerajaan, mereka membangun masjid pada malam hari hingga menjelang subuh, di saat semua orang sedang terlelap tidur.
Para wali dan beberapa muridnya tersebut mengangkut bahan bangunan yang letaknya di Desa Tanjung menuju Desa Kauman di Kecamatan Kota. Area Desa kauman ini kini menjadi area Masjid Menara Kudus yang menjadi monumen Islam utama di Kota Kudus. Mereka mengangkut bahan bangunan diam diam agar tidak menarik perhatian.
Namun pada suatu hari, ketika mereka baru sibuk mengangkut bahan bangunan, terdengar suara ketukan saringan kelapa dari seorang ibu penjual nasi. Saringan kelapa tersebut ia gunakan sebagai tempat nasi.
Suara ketukan tersebut mirip dengan suara beduk subuh sehingga para murid wali menganggap hari sudah menjelang pagi. Para murid kemudian berhenti bekerja dan dengan tergesa gesa kembali ke area Desa Kauman untuk melaksanakan sholat subuh.
Mengetahui hal itu, sang wali kecewa karena murid muridnya meninggalkan tanggung jawab, padahal waktu masih larut malam. Apalagi ditambah niatnya untuk segera menyelesaikan pembangunan masjid agar bisa dipergunakan berdakwah.
Sang wali bertanya kepada murid muridnya apa yang menyebabkan mereka berlarian meninggalkan tanggung jawab. Salah satu muridnya menyatakan bahwa mereka mendengar suara ketukan seperti suara beduk subuh. Sang Wali pun menyelidikinya dan kemudian mengetahui bahwa ketukan tersebut berasal dari penjual nasi yang buka hingga larut malam.
Sang Wali kemudian mengeluarkan peringatan kepada warga Desa Tanjung: "Wong Tanjung ojo ono sing dodolan sego, mergo ngganggu pembangunan."
(Orang Tanjung jangan ada yang berjualan nasi, sebab mengganggu pembangunan)
Dari ucapan di atas, tampak bahwa Sang Wali melarang warga Desa Tanjung untuk berjualan nasi (bahasa Jawa: sego). Untuk menyiasati hal itu, para warga pun mengganti menu pokok warung mereka dengan Lentog, nama lain dari lontong. Untuk menambah cita rasa pada potongan Lentog, warga pun membuat sayur khusus.
Warga Desa Tanjung melakukannya sebagai penghormatan kepada Sang Wali, juga sebagai dukungan untuk memudahkan tersebarnya Islam di Kudus. Hal ini membuat gangguan terhadap pembangunan masjid dihilangkan sehingga prosesnya berjalan lancar. Sampai saat ini, Masjid Menara Kudus masih berdiri megah di area Masjid Kauman dan area makam Sunan Kudus.
Sejarah ini menjadi kenangan mendalam bagi warga Tanjung. Sampai sekarang pun, warga asli Tanjung tidak berani berjualan nasi. Sebagai gantinya, mereka menjual Lentog Tanjung.
Itu dia asal usulnya Lentog Tanjung gan, Lentog Tanjung merupakan makanan khas Kota Kudus yang wajib dicoba jika mampir ke Kota Kretek ini. Lentog Tanjung terbuat dari potongan lontong, sayur gori (sayur nangka muda) dan sayur lodeh tahu. Yang membedakan makanan ini dengan makanan lain adalah cara penyajiannya yang disajikan dengan dialasi daun pisang. Sehingga, rasa dari makanan ini akan terasa lebih nikmat. Selain itu, makanan ini juga ditaburi dengan rebusan cabai tanpa diiris kecil-kecil. Dan lebih nikmat jika di tambah sate telur puyuh dan minumnya teh hangat gan.
Lentog Tanjung ini ditemukan di daerah Tanjung yang berada di Kota Kudus. Dulu masyarakat Tanjung menjual lontong berisi sayur lodeh tahu dan sayur gori ini yang mengelilingi desa dengan menjualkan kudapan ini. Namun, saat ini sudah jarang ditemui penjual yang menjual dagangannya dengan berkeliling. Kebanyakan, penjual makanan ini berjualan di pinggiran jalan di daerah Tanjung. Kalau sekarang di seluruh Kota Kudus udah banyak yang jualan Lentog gan. Jadi misal ente berkunjung ke Kudus ente gak bingung mau nyobain Lentog
Lentog Tanjung ini kebanyakan kedainya buka dari jam 06:00 WIB sampai jam 10:00 WIB. Memang kalau Lentog ini ini identik dengan menu sarapan pagi, jadi buka pagi pagi dia. Ane kalau cuti pulang kampung ya pasti pergi ke kedai Lentog gan, soalnya ane merantau di Sumatera Barat gakada yang jualan Lentog gan
Kalaupun ada, kuliner khas Kudus di Sumatera Barat paling banyak ya Soto Kudus.
Itu tadi sedikit sejarah tentang Lentog Tanjung gan, ya semoga bermanfaat bagi ente semua. Dan kalau sempet agan berkunjung ke Kota Kudus, bisa ente cobain gimana nikmatnya Lentog Tanjung
Quote:
Sorry kalau misalnya
Quote:
Abis baca jangan lupa
Quote:
Kalo berkenan boleh dong di lempar
Quote:
Tapi jangan di lempar
Sekian dari ane gan. Terimakasih
kang.copass dan 24 lainnya memberi reputasi
25
4.4K
Kutip
150
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!