Kaskus

News

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

joko.winAvatar border
TS
joko.win
Isu Erick-Adaro 'Main' Bisnis PCR, Pembunuhan Karakter & Tendensius Kata KemenBUMN
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah kepemimpinan Menteri Erick Thohir angkat bicara mengenai isu mengenai terlibatnya Erick Thohir dalam 'permainan' tes PCR (polymerase chain reaction).

Erick disebut-sebut berada dalam industri ini melalui pendirian perusahaan penyedia jasa tes Covid-19, PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI).

Menanggapi ini, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyebut bahwa kabar keterlibatan Erick tersebut merupakan isu yang sangat tendensius.

Pasalnya, pelaku industri yang menyediakan tes PCR ini sangat besar. Adapun Erick sudah tidak lagi terlibat dalam proses bisnis apapun setelah menjadi menteri.

"Isu bahwa Pak Erick bermain tes PCR itu isunya sangat tendensius dan pembunuhan karakter. Bisa kita lihat dari data, sampai kemarin tes PCR itu mencapai 28,4 juta di seluruh Indonesia. Sementara PT GSI yang dikaitkan dengan Pak Erick itu tes PCR yang dilakukan sebanyak 700 ribu," kata Arya dalam keterangannya, Selasa (2/11/2021).

"Jadi bisa dikatakan hanya 2,5% dari total tes PCR yang sudah dilakukan di Indonesia, hanya 2,5% jadi 97,5% lainnya dilakukan pihak lain," jelasnya.

Selain itu, lanjutnya lagi, salah satu pemegang saham PT GSI memang ada Yayasan Kemanusiaan Adaro dengan kepemilikan sebesar 6%. Porsi kepemilikan ini dinilai tidak signifikan.

Adapun Yayasan Adaro Bangun Negeri ini berkaitan dengan PT Adaro Energy Tbk (ADRO), perusahaan di mana Garibaldi 'Boy' Thohir menjadi direktur utama, yang tak lain adalah kakak kandung dari Erick Thohir.

"Jadi bayangkan, GSI itu hanya 2,5% melakukan tes PCR di Indonesia, setelah itu Yayasan kemanusiaan Adaronya hanya 6% [memegang saham PT GSI]. Jadi bisa dikatakan yayasan kemanusiaan Adaro ini sangat minim berperan di tes PCR," terangnya.

Di samping itu, Erick dinilai sudah tidak aktif lagi aktif dalam melakukan proses bisnis di perusahaan-perusahaan yang terafiliasi dengannya sejak dirinya menjabat sebagai menteri.

"Jadi sangat jauh lah dari keterlibatan atau dikaitkan dengan Pak Erick Thohir. Apalagi dikatakan main bisnis PCR jauh sekali. Jadi jangan tendensius seperti itu kita harus lebih clear melihat semua."

Dia menambahkan, ketentuan PCR tidak dikeluarkan oleh Kementerian BUMN tetapu oleh Kementerian Kesehatan. Selain itu pemerintah juga tidak menunjuk lab tertentu untuk melakukan PCR, kecuali tentunya yang sesuai standar yang ditentukan Kementerian Kesehatan.

Selain itu, jika PCR tidak diwajibkan, maka hal ini justru akan menguntungkan bagi BUMN-BUMN yang menjalankan bisnis pelayanan publik, seperti PT Angkasa Pura (Persero) I-II, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), perusahaan penerbangan, dan hotel.

Sebelumnya tak hanya Erick, dalam PT. GSI juga terdapat nama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang dituding ikut berbisnis tes PCR selama pandemi Covid-19.

Adapun salah satu perusahaan distributor PCR yang disebut memiliki kaitan bisnis dengan Luhut yaitu GSI tadi.

Jodi Mahardi, Juru Bicara Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi, menjelaskan awal mula bisnis alat tes Covid-19 ini. Dia mengatakan, terkait GSI ini, pada awalnya Menko Luhut diajak oleh teman-teman dari Grup Indika Energy, Adaro, Northstar, untuk tergabung dalam PT. GSI yang memiliki inisiatif untuk membantu menyediakan test Covid dengan kapasitas test yang besar membantu masyarakat dalam misi kemanusiaan.

Karena hal ini dulu dianggap menjadi kendala pada masa-masa awal pandemi akibat sangat sedikitnya penyedia tes PCR karena laboratorium khusus dan alat PCR yang mahal di awal pandemi.

"Jadi total kalau tidak salah ada 9 pemegang saham kumpul di situ. Yayasan dari Indika dan Adaro adalah pemegang saham mayoritas di GSI ini," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (02/11/2021).

Sampai saat ini, lanjutnya, tidak ada pembagian keuntungan dalam bentuk dividen atau bentuk lain kepada pemegang saham.

"Saya lihat keuntungan mereka malah banyak digunakan untuk memberikan test swab gratis kepada masyarakat yang kurang mampu dan petugas kesehatan di garda terdepan, kalau tidak salah lebih dari 60 ribu tes yang sudah dilakukan untuk kepentingan tersebut, termasuk juga membantu di Wisma Atlet," tuturnya.

Dia pun menegaskan partisipasi Luhut di bisnis ini adalah bagian dari usaha saat penanganan di awal pandemi dan memberikan donasi alat test PCR dan reagen ke beberapa fakultas kedokteran di sejumlah kampus.

https://www.google.com/amp/s/www.cnb...erian-bumn/amp

https://mobile.
Diubah oleh joko.win 07-11-2021 03:48
scorpiolama
skiesman
skiesman dan scorpiolama memberi reputasi
2
1.8K
15
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
KASKUS Official
676.3KThread45.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.