Pandeglang: Slamet, 43, mengeluhkan bantuan tak merata untuk korban tsunami Selat Sunda. Dia meminta penyaluran bantuan tak sekadar makanan atau pakaian.


Slamet mengaku lebih membutuhkan bantuan uang. Uang lebih menjanjikan untuk pemulihan perekonomian warga.


'Kalau uang kita mau beli apa saja bisa. Saya mau beli makanan lain gitu kan, anak juga mau jajan bisa kita kasih. Kalau sekarang duit enggak ada, makanan mi lagi mi lagi,' keluh Slamet kepada Medcom.id di Kampung Cibereum, Desa Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten, Kamis, 27 Desember 2018.


Baca: Saya Trauma


Bantuan berupa uang tunai juga diharapkan bisa menjadi modal bagi masyarakat. Uang bisa digunakan sebagai modal awal berusaha.


'Sekarang mata pencaharian saya hilang, belum ada proyekan. Minimal dikasih modal saja biar ada aktivitas juga kami-kami ini,' ucap Slamet yang tak memerinci usaha seperti apa yang akan ia kerjakan.


Slamet, keluarga, dan rekan-rekannya masih tinggal di tenda yang dibangun sendiri. Tenda terbuat dari terpal dan spanduk.


'Saya sama teman saya bangun tenda ini, dari apa saja saya boleh nemu dari proyek. Minta ke pasar juga spanduk-spanduk,' jelas Slamet.


Baca: Kita Buta Soal Potensi Tsunami Akibat Erupsi


Tenda yang dibuat Slamet berukuran kurang lebih 4x4 meter. Tenda tersebut diisi lebih dari 8 orang.


Kondisi semakin memprihatinkan saat hujan turun dan angin kencang. Slamet dan keluarganya harus menahan dingin.


'Kondisi seperti ini saja dari hari Minggu (23 Desember 2018),' kata Slamet.


Dia berharap bantuan pemerintah dan pemulihan pasca bencana dipercepat. Ia juga berharap keinginan mereka segera direspons pemangku kebijakan.

Sumber : http://news.metrotvnews.com/peristiw...h-bantuan-uang

---

Kumpulan Berita Terkait :

- Korban Tewas Tsunami Selat Sunda Dapat Santunan Rp15 Juta

- Dewan Nasional KEK Pastikan Kerugian Tsunami Ditanggung Asuransi

- Tsunami Selat Sunda Menewaskan 27 Karyawan RSUD Tarakan