mbsusAvatar border
TS
mbsus
Sekeranjang Buah

Ilustrasi sekeranjang buah oleh Briam-Cute dari pixabay.com

Dari balik kaca jendela kamar, tampak postur sangat dikenalnya. Wanita berwajah eksotik membuka pintu depan sedan hitam. Dari jok belakang turun gadis kecil sama cantiknya.

Ah, gadis kecil sekarang sudah besar.

Ia menenteng sebuah keranjang. Dimas mengetahui isinya. Buah kesukaan. Rupa-rupanya, wanita cantik itu masih mengenal kebiasaannya. Tidak pernah benar-benar melupakan.

Padahal ada satu masa yang merupakan periode kelam bagi wanita yang kini berusia tiga puluhan tersebut. Saat ini wanita cantik itu menyingkirkan kenangan buruk dari ingatan, ada ihwal lebih penting dari itu. Empati!.

Menembus kaca jendela, pria tergolek lemah tersenyum menyaksikan panorama alam nan indah.

Di bawah langit senja berwarna lembayung. Burung-burung mengepakkan sayap-sayap keperakan, bernyanyi riang. Diiringi lambaian daun-daun pohon maple, sebagian daun berwarna kuning meluruh, menyentuh tanah dan taman tempat tumbuhnya perdu bermahkota bunga-bunga warna ungu.

Namun pemandangan paling indah yang pernah diciptakan Tuhan adalah, wanita cantik pembawa sekeranjang buah menggandeng tangan mungil gadis kecilnya.

“Apa kabarmu? Semoga perkembangan kesehatanmu semakin membaik.”

Ah. Suara yang pernah membuatnya bertekuk lutut kian terdengar indah. Dimas selalu merindukannya.

Wanita cantik duduk di satu-satunya kursi. Sementara gadis kecil duduk di samping pria kurus terbaring di atas ranjang.

“Anak kita sudah besar. Kelas empat ya?”

Wanita cantik mengangguk.

Dimas mengambil satu buah dari keranjang.

“Kamu masih ingat kesukaanku.”

Wanita cantik tersenyum. Senyum paling manis yang pernah Dimas tahu. Ia ingin memuji senyum manis dan penampilan yang semakin cantik, tapi tiada suara mampu keluar dari tenggorokan.

Mereka bertiga berbincang-bincang sampai tiba waktu untuk memecah perjumpaan. Ada rasa sedih di hati Dimas. Seperempat putaran jarum panjang terasa singkat. Ia menyadari, perpisahan itu adalah sebuah keniscayaan.

Tersisa keranjang buah yang menjadi saksi kebahagiaan Dimas selama lima belas menit pada hari itu.

***

Dari balik kaca jendela kamar, Dimas melihat bagian punggung dua wanita bergandengan tangan, kembali memasuki Audi A6 berwarna hitam itu.

Kaca pintu mobil bagian pengemudi bergerak turun. Terlihat wanita cantik duduk di jok penumpang, melambaikan tangan lentiknya melempar senyum manis.

Di sampingnya, seorang pria parlente menoleh ke arah Dimas. Tersenyum sinis.

Hati Dimas ngilu. Teriris-iris sembilu paling pilu.

--SELESAI--
bukhorigan
bukhorigan memberi reputasi
1
905
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread41.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.