• Beranda
  • ...
  • Music
  • Evolusi Musik Linkin Park | Dari Nu Metal Sampai Elektro Pop

si.matamalaikat
TS
si.matamalaikat
Evolusi Musik Linkin Park | Dari Nu Metal Sampai Elektro Pop
Bagi agan dan sista yang tumbuh remaja di akhir 1990-an pasti tidak asing dengan band bernama Linkin Park bukan ? Tercatat band ini sempat dua kali mampir ke Indonesia, yang pertama pada 13 Juni 2004 yang digelar di Pantai Carnaval, Taman Impian Jaya Ancol. Konser kedua digelar pada 21 September 2011 di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Buat ane, Linkin Park merupakan salah satu band favorit. Beberapa alasan kenapa ane suka band ini karena durasi lagunya tidak terlalu lama dan liriknya yang penuh makna.

Band ini dikenal membawakan genre nu metal pada awalnya, namun pada album mereka selanjutnya Linkin Park mencoba bereksperimen dengan genre musik yang lain. Hal itu pun membuat setiap albumnya berbeda dan punya ciri khas tersendiri. Band ini juga termasuk awet, artinya tidak sering melakukan pergantian personel. Namun, kematian vokalis Chester Bennington pada 20 Juli 2017 seolah mengakhiri kegemilangan Linkin Park. Sampai saat ini band tidak berniat mencari vokalis baru, mereka juga tidak menyatakan diri bubar.

Menurut TS band ini cukup berani untuk bereksperimen dengan musik yang mereka bawakan. Meski mendapat kritikan, namun pada akhirnya setiap album baru yang mereka rilis tetap selalu ditunggu dan berhasil diterima dengan baik. Salah satu genre musik yang berhasil mengantarkan mereka ke puncak kesuksesan adalah genre nu metal dari album Hybrid Theory. Dan pada kesempatan kali ini ane akan membahas sedikit tentang genre musik Linkin Park dari masa ke masa dari setiap albumnya.


Quote:


Dirilis pertama kali pada 24 Oktober 2000, album ini cukup sukses dan berhasil melambungkan nama Linkin Park. Salah satu lagu hits pada album ini adalah "In The End." Selain itu masih ada "Cdawling", "By My Self", "Papercut", "One Step Closer" dll. Pada intinya seluruh lagu di album ini sangat bagus dan enak didengar menurut TS. Nama album ini diambil dari nama band sebelumnya, yakni "Hybrid Theory." Sebelum memakai nama Hybrid Theory, Linkin Park awalnya bernama Xero.

Album ini pada masanya sukses menempati nomor dua di US Billboard 200, disertifikasi 12x Platinum oleh Recording Industry Association of America (RIAA). Album ini juga masuk kategori 10 album terlaris di 15 negara dan telah terjual 27 juta kopi di seluruh dunia, menjadikannya album debut terlaris sejak Guns N 'Roses  Appetite for Destruction (1987) dan album rock terlaris abad ke-21. Pada ajang Grammy Awards ke-44, Linkin Park memenangkan Best Hard Rock Performance untuk lagu Crawling.

Pada awal tahun 2000-an genre nu metal memang sedang digandrungi, khusus untuk Linkin Park dengan sentuhan DJ dan rap oleh Mike Shinoda membuat musik mereka bisa diterima baik oleh generasi muda pada masa itu. Pada tahun 2002, Linkin Park merilis album remix yang berjudul Reanimation. Dan pada 13 Agustus 2020, Warner Records mengumumkan perilisan ulang Hybrid Theory untuk perayaan ulang tahun ke-20. Sebuah lagu demo yang belum pernah dirilis sebelumnya, "She Couldn't", juga dikeluarkan pada waktu yang sama. Yang unik dari cover album pertama ini adanya sosok tentara yang memiliki sayap dan membawa bendera.


Quote:



Quote:


Dirilis pada 25 Maret 2003, bisa dibilang album ini adalah hasil copy paste dari Hybrid Theory. Meski demikian album ini sangat sukses dengan memulai debutnya di nomor satu di Billboard 200 serta terjual lebih dari 810.000 copy dalam minggu pertama. Total keseluruhan album ini terjual 26 juta copy di seluruh dunia. Menjadikannya salah satu album terlaris abad ke-21 dengan sertifikasi 7x Platinum oleh Asosiasi Industri Rekaman Amerika (RIAA). Meteora juga berhasil menduduki peringkat nomor 36 di Billboard Top 200 Albums tahun 2000-an.

Lagu-lagu hits dalam album ini adalah "Numb", "Somewhere I Belong", "Faint", "Breaking The Habit", serta "From The Inside." Bagi agan dan sista tentu lebih familiar dengan lagu Numb pada album ini, di mana lagu tersebut bisa dibilang menjadi lagu yang mewakili perasaan para remaja waktu itu karena liriknya yang sangat mendalam. Inti dari "Numb" adalah sesorang yang sudah lelah untuk mengikuti kemauan orang tuanya. Orang itu ingin berdiri sendiri dan memilih jalan yang dia inginkan (cmiiw).

Album ini mengusung gambar cover laki-laki yang memakai semacam masker gas dan tangan kanannya membawa cat semprot, untuk nama "Meteora"diambil dari nama 24 biara yang berdiri di atas pilar-pilar batu yang digunakan tempat ibadah di Yunani pada abad ke-11. Yang menarik dari album Meteora adalah untuk pertama kalinya Linkin Park memakai ilustrasi animasi untuk video musik lagu "Breaking The Habit." Di mana untuk pembuatan aninasi tersebut dilakukan oleh salah satu studio animasi di Jepang. Proses pembuatannya dibantu oleh desainer animasi dan video game Kazuto Nakazawa.

Satu lagi yang menarik dari album ini adalah mulai digunakannya instrumen musik baru berupa keyboard yang dimainkan oleh Mike Shinoda, instrumen keyboard ini bisa kita dengar pada lagu "Breaking The Habit", "Numb", serta "From The Inside." Meski fans, penikmat musik, dan kritikus menyebut dua album pertama mereka sebagai genre nu metal, tapi Linkin Park sendiri tidak pernah menyatakan dirinya sebagai band nu metal. Mereka seolah tidak ambil pusing masalah genre musik, di mana mereka seperti membiarkan fans menilai genre musik apa yang mereka sajikan (cmiiw).

Quote:



Quote:


Dirilis pada 14 Mei 2007, pada album ini Linkin Park mulai menanggalkan jubah nu metal yang mengantarkan kesuksesan mereka. Bisa dibilang lagu-lagu pada album ini tak sekeras dua album sebelumnya, tercatat hanya lagu "Given Up" dan "Bleed It Up" yang terasa cadas pada album ini dengan menampilkan vokal scream Chester Bennington. Pada album ini juga Chester mulai mengurangi vokal scream-nya, sementara Mike Shinoda bernyanyi penuh pada lagu "In Between." Pada album ini Linkin Park mulai bekerja sama dengan produser baru yakni Rick Rubin, pada dua album sebelumnya Linkin Park diproduseri Don Gilmore.

Meski mengusung genre berbeda yang disebut sebagai alternatif rock oleh kritikus musik, namun album ini masih berhasil merengkuh kesuksesan di mana dalam waktu sebulan berhasil meraih penghargaan platinum di AS. Kira-kira 624 ribu keping album Minutes to Midnight terjual setiap minggunya. Dan sekali lagi atas pencapaian tersebut band menerima penghargaan platinum yang diberikan oleh Asosiasi Industri Rekaman Amerika (RIAA). Angka penjualan ini membuat album Minutes to Midnight menjadi album pertama yang memperoleh penghargaan platinum selama tahun 2007. Album Minutes to Midnight total telah terjual sebanyak 3,3 juta keping di seluruh dunia dan mendapat penghargaan double platinum. Album ini dimasukkan oleh majalah Rolling Stone di peringkat 25 dalam daftar 50 album terbaik tahun 2007.

Terdapat dua jenis sampul album ini. Keduanya, yaitu sampul edisi reguler dan sampul tema kotak perhiasan, keduanya memperlihatkan kesemua anggota Linkin Park dengan urutan dari kiri ke kanan: Chester Bennington, Dave "Phoenix" Farrell, Joe Hahn, Brad Delson, Rob Bourdon, dan Mike Shinoda. Dalam sampul edisi reguler, semua anggota Linkin Park membelakangi kamera. Sedangkan, dalam sampul tema kotak perhiasan, semua anggota band menghadap kamera. Pada album ini Linkin Park juga mengkritik soal perang dan masalah sosial, misalnya pada lagu "Hands Held High" serta "What I've Done."

Lagu "What I've done" menjadi hits dalam album ini, di mana lagu ini juga menjadi soundtrack untuk film Transformer. Selain lagu tersebut masih ada lagu hits lain seperti "Leave Out All The Rest", "Shadow Of The Day", serta "The Little Things Give You Away." Dalam album ini beberapa lagu Linkin Park memiliki gitar solo, seperti pada "The Little Things Give You Away", "In Pieces", serta "What I've Done." Bisa dibilang eksperimen musik Linkin Park berhasil pada album ini.

Nama "Minutes To Midnight" sendiri ternspirasi dari maraknya penggunaan senjata nuklir setelah usainya Perang Dunia 2, Linkin Park mennganggap bahwa menjelang tengah malam orang-orang akan merasa tidak tenang jika sewaktu-waktu perang terjadi. Apalagi di era modern manusia sudah memiliki senjata nuklir, jadi hanya ada sedikit waktu menjelang tengah malam untuk bisa menyelematkan diri jika perang nuklir terjadi.


Quote:



Quote:


Album ini dirilis pada 10 September 2010, kali ini Linkin Park benar-benar tampil beda dari album sebelumnya. Unsur elektronik dari permainan DJ Joe Hahn semakin terasa. A Thousand Sunsalias seribu matahari, nama abum tersebut mengacu pada kutipan yang dipopulerkan pada tahun 1945 oleh J. Robert Oppenheimer (seorang perancang bom atom). Kutipan tersebut adalah sebagai berikut: " "If the radiance of a thousand suns were to burst at once into the sky, that would be like the splendor of the mighty one." ("Jika sinar seribu Matahari itu meledak ke langit, itu akan menjadi seperti kemuliaan yang berkuasa"). Kutipan ini merujuk kepada bahaya senjata nuklir, "Thousand Suns" juga muncul di baris dari single pertama album, "The Catalyst".

Dalam lagu ini Linkin Park kembali mengkritik soal penggunaan senjata nuklir, hal itu bisa didengar dari lirik lagu "The Catalyst." Pada album kali ini Linkin Park kembali mengisi soundtrack film Transformer, kali ini ada lagu "Iridescent." Beberapa hits lagu dari album ini adalah "Waiting For The End", "The Messenger" (lagu dengan iringan gitar akustik), serta "Burning In The Skies." Yang menarik dari cover album ini hanya menampilkan ilustrasi warna hitam dan putih.

Album ini juga mengambil quotes dari tokoh-tokoh terkenal yang dijadikan sebuah lagu. Pada lagu Wisdom, Justice and Love berisi quote dari Martin Luther King Jr, lagu Wretches and Kings berisi quote dari Mario Savio, dan lagu The Radiance berisi quote dari J.Robert Oppenheimer. Sebuah lirik berbahasa Jepang pun ada, yaitu Jornada Del Muerto yang dinyanyikan oleh Mike Shinoda. Total A Thousand Suns terjual 2.800.000 copy diseluruh dunia, mereka pun mendapat penghargaan platinum dan gold atas penjualan album tersebut.

Meski mengusung nuansa musik yang berbeda, akan tetapi Linkin Park berhasil memenangkan hati banyak orang melalui lirik lagu yang mereka tulis. Di mana pada dua album yang dirilis tahun 2007 dan 2010 mereka banyak mengkritik masalah perang dan penggunaan senjata nuklir. Hal itu merupakan tema lagu yang jarang diangkat oleh band-band lain, lewat Linkin Park juga kita disadarkan bahwa ancaman perang bisa saja kembali terjadi. Melalui lagunya band ini mengajak setiap orang di seluruh dunia untuk menyingkirkan egonya demi mewujudkan dunia yang aman dan damai.


Quote:



Quote:


Pada album ini nuansa elektronika semakin terasa, bagi TS inilah puncak eksperimen Linkin Park dengan instrumen elektronika. Pasalnya suara gitar dan bassnya nyaris tak terdengar sama sekali emoticon-Hammer (S)TS pribadi agak kecewa waktu itu mendengar beberapa lagu dari album ini, namun kekecewaan itu sirna ketika Linkin Park kembali berhasil membuat lagu dengan makna yang mendalam. Misal pada lagu "Burn It Down" yang mengkritik ulah manusia, di mana manusia suka membangun sesuatu kemudian mereka dengan mudah menghancurkan apa yang telah mereka buat begitu saja.

Album ini pertama kali dirilis pada 26 Juni 2012, Living Things memulai debutnya di nomor satu di Billboard 200 dengan penjualan 223.000 copy di Amerika Serikat pada pembukaannya. Album ini kemudian disertifikasi Platinum oleh RIAA pada Agustus 2017. Beberapa lagu hits dari album ini antara lain: "Burn It Down", "Lost In The Echo", "Powerless", "Castle Of Glass." Cover album kali ini menampilkan ilustrasi seseorang yang terlihat seperti terbakar (cmiiw).

Dalam sebuh wawancara pada waktu itu Bennington juga mengatakan bahwa lirik album baru akan bersifat pribadi dan menghindari masalah politik, ia menambahkan "Kami telah menulis banyak tentang relationships." Living Things memulai debutnya di nomor satu di Billboard 200, mengalahkan Maroon 5 Overexposed dengan 1.000 penjualan, menurut Nielsen SoundScan. Album ini telah mencapai posisi teratas di tujuh belas negara serta menjadi album charting terbaik dan telah disertifikasi Gold di Australia untuk pengiriman setidaknya 35.000 eksemplar, album ini juga memperoleh sertifikasi Gold di Swiss. Album ini juga memulai debut nomor satu di UK Albums Chart, menjual 41.000 eksemplar mengalahkan album Maroon 5 sekali lagi.

Di Kanada, album ini juga memulai debut di nomor satu dengan penjualan setidaknya 20.000 eksemplar. Pada 2014, album ini telah terjual 681.000 eksemplar di Amerika Serikat. Terlepas dari unsur elekronik yang kental, namun fans Linkin Park dan penikmat musik pada umumnya sangat menikmati album ini. Lagi-lagi eksperimen band terhadap gaya musiknya menuai sukses besar.

Quote:



Quote:


Pada album kali ini Linkin Park kembali menemukan jati dirinya, meski tak sama seperti pada dua album pertamanya, tapi beberapa lagu dalam album ini terdengar lebih heavy. Dalam album ini juga suara bass, gitar dan drum kembali terdengar dengan jelas. Dan unsur elektronika pada album ini berkurang drastis, Chester kembali melakukan scream, sementara Mike juga ikut bernyanyi di beberapa lagu. Album ini terasa spesial karena LP berkolaborasi dengan beberapa musisi, misalnya dengan Rakim pada lagu "Guilty All The Same", dengan Daron Malakian pada lagu "Rebellion", dengan Page Hamilton pada lagu "All For Nothing", serta dengan Tom Morello pada "Drawbar."

Meski menghadirkan lagu dengan tempo cepat seperti "Keys To The Kingdom" dan "Guilty All The Same", Linkin Park juga tak lupa menurunkan tempo pada lagu "Final Masquerade." Jujur sebagai fans Linkin Park, TS sangat senang dengan album ini, karena LP kembali menemukan jati dirinya sebagai band rock. Di mana pada album ini juga lebih banyak solo gitar. Sementara Mike Shinoda menggambarkan album ini sebagai gaya rekaman rock tahun 1990-an: "Ini adalah rekaman Rock; Ini keras dan itu Rock, tetapi tidak dalam arti apa yang pernah Anda dengar sebelumnya, yang lebih seperti hardcore-punk atau thrash."

Dan untuk pertama kalinya album kali ini tidak diproduseri oleh Rick Rubin, Mike Shinoda dan Brad Delson yang berada di posisi tersebut. Dirilis 13 Juni 2014, album ini cukup sukses di pasaran dengan penjualan mencapai 200.000 copy di seluruh dunia. Album The Hunting Party juga menempati top 10 album di beberapa negara Eropa.

Quote:



Quote:


Resmi dirilis pada 19 Mei 2017, ini adalah album studio terakhir Linkin Park, pasalnya di tahun yang sama sang vokalis Chester Bennington ditemukan tewas gantung diri di rumahnya pada 20 Juli 2017. Pada album ini LP kembali membuat kejutan, jika 3 tahun sebelumnya musik mereka terdengar seperti rekaman rock 90-an, maka pada album ini band membuat lagu yang bernuansa cenderung pop. Unsur instrumen elektronika pun kembali mewarnai album ini, tercatat hanya lagu "Talking To My Self" yang terdengar ada nuansa rock di dalamnya.

Album terakhir ini LP jug berkolaborasi dengan beberapa musisi, yakni Pusha T dan Stormzy pada lagu "Good Goodbye", serta Kiiara pada lagu "Heavy." Untuk penulisan dan produksi lagu mereka berkoborasi dengan JR Rotem, Julia Michaels, Justin Tranter, Ross Golan, Andrew Goldstein, blackbear, dan Eg White. San pada sampul album ini tampak memperlihatkan beberap orang yang sedang menikmati waktunya bersama (cmiiw). Pada album kali ini Brad Delson dan Mike Shinoda kembali menjadi produser utama, sebagai tambahan informasi Chester juga melakukan rap pada lagu "Sorry Fotr Now", sementara Mike Shinoda yang bernyanyi.

Saat lagu "Heavy" dirilis pada 16 Februari 2017 banyak fans yang mengkritiknya karena tidak sesuai dengan album Linkin Park sebelumnya, jujur TS sendiri waktu itu juga kecewa dengan perubahan drastis LP pada album One More Light. Meski banyak fans yang dibuat kecewa, sebenarnya album ini tampil baik secara komersial, memulai debutnya di nomor satu di beberapa negara. One More Light juga menjadi album nomor satu kelima band di Billboard 200 dan disertifikasi Gold di lima negara. Meskipun mendapat hasil komersial yang positif, beragam kritikus justru memberi tanggapan negatif pada album ini.

Namun, siapa sangka album ini merupakan album terakhir Chester bersama Linkin Park. Pada 20 Juli 2017 Chester ditemukan tewas gantung diri, hal tersebut tentu membawa kesedihan dan duka mendalam bagi fans dan industri musik. Jika kita cermati lirik lagu pada album ini memang sangat mendalam, misalnya pada album "Battle Syhmpony", "One More Light", serta "Talking To My Self." Pada album terakhir ini LP lebih menekankan apa arti dari lirik lagu yang mereka buat.

Quote:




------



Jika ad yang bertanya apa genre musik Linkin Park ? Maka saya akan menjawab mereka memainkan berbagai macam genre musik. Mulai dari nu metal, punk, rock, hip-hop, sampai pop. Linkin Park memang tidak pernah mendeskripsikan secara pasti genre muik apa yang mereka bawakan. Tapi mereka selalu ingin berkarya sesuai keinginan mereka, bukan keinginan fans.

Demikian pembahasan panjang kali ini, semoga bermanfaat dan sampai jumpa emoticon-Angkat Beer




Referensi Tulisan: sinidan sini
Ilustrasi: Wikipedia & behance.net
Diubah oleh si.matamalaikat 26-10-2021 13:30
jayreapscreamo37Vnixs
Vnixs dan 37 lainnya memberi reputasi
38
5.5K
108
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Music
Music
icon
19.7KThread8.7KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.