Ini Nih 5 Tradisi Unik Peringatan Maulid Nabi di Indonesia
TS
Kukuhferlanda
Ini Nih 5 Tradisi Unik Peringatan Maulid Nabi di Indonesia
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diperingati setiap 12 Rabiulawwal, jatuh pada tanggal 19 Oktober 2021. Umat Muslim di Indonesia biasanya merayakannya dengan berbagai kegiatan seperti pembacaan Barzanji (riwayat hidup Rasulullah), ceramah keagamaan, dan beberapa perlombaan yang bertema keagamaan.
Meskipun begitu, beberapa daerah di Indonesia memiliki tradisi yang unik untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Setiap daerah memiliki cara yang berbeda untuk memaknai peringatan Maulid Nabi seperti berikut ini.
Spoiler for 1......................:
1. Grebeg Maulid (Yogyakarta)
Keraton Yogyakarta rutin mengadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW setiap tahunnya dengan tradisi Grebeg Maulid. Istilah grebeg berasal dari kata ‘gembrebeg’ yang berarti keriuhan atau keramaian yang disebabkan pembagian makanan oleh sang raja.
Grebed Maulid ini berupa kegiatan arak-arakan yang dilakukan para prajurit keraton dengan membawa ‘gunungan’ yang berisi tumpukan makanan berupa sayur-sayuran, buah-buahan, serta jajanan tradisional. Masyarakat biasanya antusias memadati jalan-jalan yang akan dilalui parade tersebut untuk berburu makanan yang dibagikan. Setelah itu, biasanya mereka akan menikmati makanan tersebut secara bersama-sama.
Spoiler for 2.....................:
2. Ampyang (Kudus, Jawa Tengah)
Sebuah desa di Kudus bernama Loram Kulon memiliki tradisi yang unik untuk memperingati Maulid Nabi yakni Kirab Ampyang. Perayaan tersebut digelar dengan arak-arakan tandu berisi hidangan nasi yang dibungkus daun jati dan dirangkai menyerupai gunungan yang dilengkapi berbagai buah dan sayuran.
Ampyang tersebut kemudian diarak dan didoakan oleh para tokoh agama sebelum akhirnya dibagikan kepada seluruh warga. Kegiatan ini biasanya berlangsung di halaman Masjid Wali At-Taqwa di Desa Loram Kulon.
Berbeda dari tradisi di daerah Jawa, di provinsi Sumatera Barat terutama di kabupaten Padang Pariaman, tradisi perayaan Maulid Nabi dikenal dengan sebutan Bungo Lado. Pada perayaan ini, masyarakat baik secara individu maupun kelompok akan membuat hiasan dari ranting-ranting pohon yang diisi dengan uang sebagai dedaunannya.
Mereka nantinya akan berbondong-bondong menuju ke masjid sambil membawa ranting-ranting pohon tersebut. Uang-uang yang terkumpul nantinya akan digunakan untuk pembangunan masjid atau diberikan kepada panti asuhan.
Spoiler for 4.......................:
4. Grebeg Keresan (Mojokerto, Jawa Timur)
Pohon keresan akan menjadi bahan rebutan masyarakat pada peringatan Maulid Nabi di Mojokerto. Bukan karena buahnya yang memiliki rasa manis, tetapi karena hadiah-hadiah yang digantung di pohon dalam tradisi grebeg keresan. Hadiah yang disuguhkan biasanya berupa hasil bumi dan barang kebutuhan sehari-hari yang ditaruh menggantung di ranting-ranting pohon.
Tradisi ini dilakukan sebagai cara menyampaikan rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW yang memberikan petunjuk yaitu ajaran agama Islam. Hadiah-hadiah tersebut disimbolkan sebagai berkah Maulid bagi masyarakat.
Spoiler for 5..........................:
5. Maudu Lompoa (Sulawesi Selatan)
Sebagai suku yang terkenal dengan keterampilan berlayarnya, masyarakat Takalar di Sulawesi Selatan memiliki tradisi unik dalam memperingati Maulid Nabi yakni dengan menghias kapal kayu dengan kain warna-warni.
Kapal itu diisi dengan segala macam kebutuhan sehari-hari seperti hasil bumi, pakaian, dan hidangan siap makan. Kegiatan yang dinamakan Maudu Lompoa ini biasanya dimulai dengan memberikan doa-doa pujian kepada Nabi Muhammad SAW.
Tak sekadar peringatan, kegiatan itu juga sekaligus menjadi ajang silaturahmi bagi masyarakat setempat. Melalui tradisi ini mereka menunjukkan bahwa unsur agama dan kebudayaan bisa diselaraskan bersama.