TS
eliasara
Darsini #part1
Ungkapan hati...
Usai sudah awan gelap yang aku harap berganti dengan cahaya murni.
Semesta menjawabku dengan kasih.
Bahagia meraba pipiku yang merona dengan lembut.
Hari ini, kutemukan kau sebagai
Jalanku untuk kembali.
Kau rumahku, tempat berteduh dalam kesukaran.
Selimut hangatku saat hujan merajuk pilu.
Sukacitaku untuk setiap Kebahagiaan yang ingin aku jadikan sejarah.
Sajak-sajak berlalu
Kau tak hanya menghanyutkan ku, kau berhasil membangun duniamu.
Tak perlu banyak waktu... Aku jatuh sukarela dalam dirimu.
Ada waktu-waktu aku suka setiap kata lembutmu, aroma tubuhmu dan suara hangatmu menyapaku. Aku mau jadi bagian penting dalam hidupmu.
Tapi kita dikalahkan waktu.
Kita yang tergoda menjadi bodoh dan saling memukul bagai paku dan palu.
Kau duniaku...
Runtuh bersama hujan dan awan gelap itu.
Ada badai dipelupuk mataku.
Karang dilaut sana tak sengaja kau tusuk dijantungku.
Kau pergi...
Aku tau, bukan untuk meninggalkanku tapi kau harus sembuh dulu sebelum menolongku.
Aku akan menunggu...
Ingatlah aku.. Disini menanti janji yang harus kau tepati.
Ada badai dipelupuk mataku
Karang yang menusuk jantungku, sejenak hidupku berhenti.
Ingatlah aku disini.... Menanti kau yang tak kunjung kembali.
Ada badai dipelupuk mataku...
Karang yang menusuk jantungku, kini membuat rasa sakitku seperti dusta....
Dusta bahwa aku tengah berbahagia menanti kau kekasihku dari nirwana.
Ada badai dipelupuk mataku.
Karang yang menusuk jantungku menjadi doa, bahwa setiap detik kepulihanmu adalah demi aku.
Ada badai dipelupuk mataku.
Karang yang menusuk jantungku ternyata dusta.
Bahkan sekujur tubuhku tak terluka, tapi laraku.
Ada badai dipelupuk mataku....
Untuk kenangan dan setiap alasan mengapa kau datang...
Ingatlah aku disini
Jika kau tak tau kemana pergi dan berlari.
Kembalilah...
Ingat ada aku disini
Selalu ditempat ini...
Menunggu janjimu untuk kau tepati.
Usai sudah awan gelap yang aku harap berganti dengan cahaya murni.
Semesta menjawabku dengan kasih.
Bahagia meraba pipiku yang merona dengan lembut.
Hari ini, kutemukan kau sebagai
Jalanku untuk kembali.
Kau rumahku, tempat berteduh dalam kesukaran.
Selimut hangatku saat hujan merajuk pilu.
Sukacitaku untuk setiap Kebahagiaan yang ingin aku jadikan sejarah.
Sajak-sajak berlalu
Kau tak hanya menghanyutkan ku, kau berhasil membangun duniamu.
Tak perlu banyak waktu... Aku jatuh sukarela dalam dirimu.
Ada waktu-waktu aku suka setiap kata lembutmu, aroma tubuhmu dan suara hangatmu menyapaku. Aku mau jadi bagian penting dalam hidupmu.
Tapi kita dikalahkan waktu.
Kita yang tergoda menjadi bodoh dan saling memukul bagai paku dan palu.
Kau duniaku...
Runtuh bersama hujan dan awan gelap itu.
Ada badai dipelupuk mataku.
Karang dilaut sana tak sengaja kau tusuk dijantungku.
Kau pergi...
Aku tau, bukan untuk meninggalkanku tapi kau harus sembuh dulu sebelum menolongku.
Aku akan menunggu...
Ingatlah aku.. Disini menanti janji yang harus kau tepati.
Ada badai dipelupuk mataku
Karang yang menusuk jantungku, sejenak hidupku berhenti.
Ingatlah aku disini.... Menanti kau yang tak kunjung kembali.
Ada badai dipelupuk mataku...
Karang yang menusuk jantungku, kini membuat rasa sakitku seperti dusta....
Dusta bahwa aku tengah berbahagia menanti kau kekasihku dari nirwana.
Ada badai dipelupuk mataku.
Karang yang menusuk jantungku menjadi doa, bahwa setiap detik kepulihanmu adalah demi aku.
Ada badai dipelupuk mataku.
Karang yang menusuk jantungku ternyata dusta.
Bahkan sekujur tubuhku tak terluka, tapi laraku.
Ada badai dipelupuk mataku....
Untuk kenangan dan setiap alasan mengapa kau datang...
Ingatlah aku disini
Jika kau tak tau kemana pergi dan berlari.
Kembalilah...
Ingat ada aku disini
Selalu ditempat ini...
Menunggu janjimu untuk kau tepati.
0
352
2
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Buku
7.7KThread•4.1KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya