Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

hanifpradanaAvatar border
TS
hanifpradana
Bunga Yang Layu Chapter 1
Spoiler for Kutipan Novel "Bunga Yang Layu":

Quote:


Dingin, air telah membasahi pelapis yang memberi kehangatan. Rintikannya begitu deras, serta angin yang bertiup kencang menerpa pepohonan di sekitar. Hadirnya tanpa salam, teduhan pun terlewatkan begitu saja. Roda terus berputar melintasi aspal yang basah menerjang terus tanpa henti. Basah guyub. Bibir pun melakukan gertakan tak terduga berkooperasi dengan gigi, hingga menciptakan nada yang bersepah. Menggigil, rasa inilah yang mengu-asai saat menerjang hujan. Tik. Tik. Tik air yang meng-hantam sekujur tubuh dibantu dengan dorongan angin yang kencang. Pernah merasakan tertusuk djarum pentul yang biasa digunakan untuk menjahit. Jika satu djarum saja nusuk kulit di bagian mana pun sungguh naif jika tidak berkata sakit. Rintikannya berjatuhan menghantam sekujur tubuh terutama wajah. Air yang ternyata lebih keras dari sebuah besi baru kali pertamanya merasakan. Menerjang hujan. Kepala terlindur dengan helmet. Kaca terbuka yang memberi alur untuk hujan membasahi. Satu rintikan hujan, satu kali tusukan djarum pentul. Iyah hujan tak mungkin datang tanpa koloni, pasti hiruk – pikuk. Beginilah suasana sore hari dikala perjalanan pulang mendapati tamu yang tak diundang. Rendy. Terbiasa diri ini menghadapi rintikan sendirian, hingga ia mulai lelah untuk terjatuh. Menatap kosong penuh angkuh terhadap rintikan yang menyapa senyap. Nikmati sisa waktu tembakau bergulung kertas putih yang membersamai kelangsungan rintikan hujan. Celoteh ada, selalu ada tapi hanya ilusi. Rintinkan tanpa isyarat datang untuk menemani kesunyian. Sikap itu hanya ambigu yang terlelap dihari lalu. Tepat untuk saat ini tolak untuk senyap, sebab membersamai rintikan dengan se-orang.
Bunga Yang Layu Chapter 1
Quote:

Seorang lelaki mengendarai kuda besi dengan seorang wanita yang duduk di belakang. Menciderai diri dengan menerjang rintikan hujan. Terus melangkah tanpa mencari teduhan. Kabar sunyi masih melekat untuk se-orang lelaki yang mengendarai kuda besi. Walau dianggap telah acap kali bertemu dengan rintikan hujan. Telinga ini menjadi enggan untuk mendengar rintikan. Suasana rancu untuk diujarkan, sebab senyap tanpa seorang yang mengajaknya berbincang. Kini berbeda walau keadaannya masih tetap sunyi, setidaknya ada kawan yang menemani. Pria itu boleh disebut dengan Rendy. Seorang pria yang memiliki nama lengkap Rendy Hendrawan. Tanpa ilius untuk memberi kehidupan topik dalam situasi senyap.  Bercanda gurau rasanya hanya mimpi yang menjadi bunga tidur. Gadis muda yang membersamainya bersikap datar, tanpa celoteh yang keluar sedikitpun. Mau bagaimana lagi, jika tidak dimulai oleh salah satu orang. Perjalanan ini akan menjadi senyap sebab, tanpa interaksi antar sopir dan penumpang. Gegabah. Mungkin langkah yang salah tapi dapat dicoba untuk merakit topik. Kesenyapan akan musnah jika saling berkesinambungan interaksi bicara dengan topik yang menjadi bahasan. Rendy rancu, harus memulai dengan kata seperti apa. Ia mengetahui, isyarat hanya menjadi angin. Tidak terlihat, tapi tahu itu siapa. Siapa, haruskah Rendy, atau Vera yang memulainya.
Bunga Yang Layu Chapter 1
Quote:

"Vera, aku minta maaf. Aku lupa bawa jaz hujan." Seru. Memecahkan hening di antara jajaran rintikan hujan. Walau dengan penuh kesal. Berbicara seraya angin yang terus bersiul membutuhkan frekuensi yang tinggi untuk menggapainya nada ke dalam telinga. Acuh tak acuh, yang harus dilakukan untuk meredah kesunyian memang cukup sulit bagi Rendy. Apalagi orang yang membersamainya sungguh datar dalam menyikapi segala hal. Ujaran itu nampak ragu-ragu awalnya namun, memang itulah yang mampu memecah belah keheningan.
"Sudah terlanjur basah, gak usah berhenti lanjutkan saja." Ujar Vera dengan bibir yang begetar dan muka yang pucat karena dingin. Nampak sepertinya marah karena menerjang hujan yang deras. Acuh tak acuh dirinya terlanjur basah membuatnya enggan untuk berhenti.
"Tapi, aku tidak ingin kamu kedinginan." Ujar Rendy dengan penuh kekhawatiranya. Iyah seraya melepas keheningan perhatian kepadanya memang menjadi topik yang cukup baik untuk memecah belah keheningan.
"Kalau tidak ingin, mending dari awal kita berhenti sebelum hujan deras." Ujar Vera. Sungguh amat datar untuk menyikapi segala sesuatu yang ada.
"Eee, aku tadi tidak sempat mencari teduhan." Ujar Rendy dengan muka kakunya.
Wattpad
Bunga Yang Layu Chapter 1
Diubah oleh hanifpradana 10-08-2019 07:33
nona212
nona212 memberi reputasi
1
527
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Buku
BukuKASKUS Official
7.7KThread4KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.