Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

timotiusm00Avatar border
TS
timotiusm00
PSIKOANALISA SIGMUND FREUD
PSIKOANALISA SIGMUND FREUD

Psikoanalisis Sigmund Freud

Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud
dan para pengikutnya, sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Pada
mulanya istilah psikoanalisis hanya dipergunakan dalam hubungan dengan Freud
saja, sehingga “psikoanalisis” dan “psikoanalisis Freud” sama artinya.

Struktur Kepribadian
Menurut Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yaitu sadar
(conscious), prasadar (preconscious), dan tak sadar (unconscious).

Dinamika Kepribadian
Dinamika kepribadian, menurut Freud, adalah bagaimana energi psikis
didistribusikan dan dipergunakan oleh das Es, das Ich, dan das Ueber Ich. Freud
menyatakan bahwa energi yang ada pada individu berasal dari sumber yang sama
yaitu makanan yang dikonsumsi. Bahwa energi manusia dibedakan hanya dari
penggunaannya, energi untuk aktivitas fisik disebut energi fisik, dan energi yang
dunakan untuk aktivitas psikis disebut energi psikis. Freud menyatakan bahwa
pada mulanya yang memiliki energi hanyalah das Es saja. Melalui mekanisme
yang oleh Freud disebut identifikasi, energi tersebut diberikan oleh das Es kepada
das Ich dan das Ueber Ich.

Mekanisme Pertahanan Ego
Menurut Freud, mekanisme pertahanan ego (ego defence mechanism)
sebagai strategi yang digunakan individu untuk mencegah kemunculan terbuka
dari dorongan-dorngan das Es maupun untuk menghadapi tekanan das Uber Ich
atas das Ich, dengan tujuan kecemasan yang dialami individu dapat dikurangi atau
diredakan (Kuntojo, 2015:46). Freud menyatakan bahwa mekanisme pertahanan
ego itu adalah mekanisme yang rumit dan banyak macamnya. Berikut ini 7
macam mekanisme pertahanan ego yang menurut Freud umum dijumpai
(Koeswara, 2001: 46—48).
1. Represi, yaitu mekanisme yang dilakukan ego untuk meredakan
kecemasan dengan cara menekan dorongan-dorongan yang menjadi
penyebab kecemasan tersebut ke dalam ketidaksadaran.
2. Sublimasi, adalah mekanisme pertahanan ego yang ditujukan untuk
mencegah atau meredakan kecemasan dengan cara mengubah dan
menyesuaikan dorongan primitif das es yang menjadi penyebab
kecemasan ke dalam bentuk tingkah laku yang bisa diterima, dan bahkan
dihargai oleh masyarakat.
3. Proyeksi, adalah pengalihan dorongan, sikap, atau tingkah laku yang
menimbulkan kecemasan kepada orang lain.
4. Displacement, adalah pengungkapan dorongan yang menimbulkan
kecemasan kepada objek atau individu yang kurang berbahaya dibanding
individu semula.
5. Rasionalisasi, menunjuk kepada upaya individu memutarbalikkan
kenyataan, dalam hal ini kenyataan yang mengamcam ego, melalui dalih
tertentu yang seakan-akan masuk akal. Rasionalissasi sering dibedakan
menjadi dua: sour grape technique dan sweet orange technique.
6. Pembentukan reaksi, adalah upaya mengatasi kecemasan karena
insdividu memiliki dorongan yang bertentangan dengan norma, dengan
cara berbuat sebaliknya.
7. Regresi, adalah upaya mengatasi kecemasan dengan bertinkah laku yang
tidak sesuai dengan tingkat perkembangannya.
4. Tahap-tahap Perkembangan Kepribadian
Menurut Freud, kepribadian individu telah terbentuk pada akhir tahun ke
lima, dan perkembangan selanjutnya sebagian besar hanya merupakan
penghalusan struktur dasar itu. Selanjutnya Freud menyatakan bahwa
perkembangan kepribadian berlangsung melalui 5 fase, yang berhubungan dengan
kepekaan pada daerah-daerah erogen atau bagian tubuh tertentu yang sensitif
terhadap rangsangan. Kelima fase perkembangan kepribadian adalah sebagai
berikut (Kuntojo, 2005:172—173).
1. Fase oral (oral stage): 0 sampai dengan 18 bulan. Bagian tubuh yang
sensitif terhadap rangsangan adalah mulut.
2. Fase anal (anal stage): kira-kira usia 18 bulan sampai 3 tahun. Pada fase
ini bagian tubuh yang sensitif adalah anus.
3. Fase falis (phallic stage): kira-kira usia 3 sampai 6 tahun. Bagian tubuh
yang sensitif pada fase falis adalah alat kelamin.
4. Fase laten (latency stage): kira-kira usia 6 sampai pubertas. Pada fase ini
dorongan seks cenderung bersifat laten atau tertekan.
5. Fase genital (genital stage): terjadi sejak individu memasuki pubertas dan
selanjutnya. Pada masa ini individu telah mengalami kematangan pada
organ reproduksi.
0
616
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Buku
BukuKASKUS Official
7.7KThread4KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.