Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

adaadaaja538Avatar border
TS
adaadaaja538
Bung Hatta Simbol Perlawanan Praktik Korupsi
Bung Hatta Simbol Perlawanan Praktik Korupsi

“Jujur, lugu dan bijaksana... ,” begitu penggalan lirik lagu berjudul “Bung Hatta” ciptaan Iwan Fals yang dirilis 1981 atau setahun setelah sang proklamator tercinta itu wafat hari ini, 14 Maret 1980. Inti pesan Iwan pada  lagu itu adalah Indonesia sangat kehilangan tokoh negara yang sederhana, tetapi berjuang keras melawan korupsi untuk kedaulatan bangsa dan negara ini serta memiliki prinsip hidup yang kuat.


Sifat-sifatnya itulah yang selalu dikenang bangsa ini dari pria kelahiran Bukit Tinggi (Fort de Kock) Sumatera Barat dengan nama Muhammad Athar atau berarti Muhammad yang harum. Bahkan sebuah komunitas yang sadar akan bahaya korupsi untuk masyarakat pada 9 April 2003 menggunakan namanya untuk memberikan penghargaan kepada pribadi-pribadi yang bersih dari praktik korupsi dan sifat itu meng inspirasi lingkungannya.

Perkumpulan yang dimotori pengusaha ternama Theodore Permadi Rachmat dan aktivis antikorupsi yang kini akrab dengan birokrasi, Teten Masduki itu menegaskan pemilihan nama Bung Hatta karena figur bapak bangsa itu memberikan teladan perilaku jujur, baik dalam hubungan pemerintahan maupun dalam kehidupan sehari-hari. Sepanjang hidupnya, Bung Hatta juga tak pernah berhenti melawan setiap bentuk penyimpangan kekuasaan, meskipun harus menghadapi risiko tidak ringan.

Salah satu kisah tentang kesederhanaannya yang melegenda seperti diceritakan sekretaris pribadi Bung Hatta, Iding Wangsa Widjaja. Suatu ketika Bung Hatta pernah berjalan melewati pertokoan di luar negeri. Saat itu dia melihat sepasang sepatu Bally yang terpampang di etalase toko.

Bung Hatta sangat terkesima dan ingin memiliki sepatu Bally itu. Sampai-sampai guntingan iklan sepatu Bally itu disimpannya di dalam dompet. Saat itu, suami dari Rahmi Rachim itu berharap suatu waktu bisa membelinya.

Merek dari Italia itu pada masanya memang dikenal hanya mampu dimiliki kaum elit Indonesia. Bahkan golongan high class di era Orde Baru telah menjadikannya sebagai simbol kemapanan.
Namun hingga akhir hayatnya, sang proklamator tak bisa membelinya. Penyebabnya, uang tabungannya tidaklah cukup karena selalu diambil untuk membiayai keperluan rumah tangga, membantu saudara dan kerabatnya  sehari-hari.

Penghargaan Bung Hatta Anti Corruption Award (BHACA) itu kini telah diberikan ke sejumlah tokoh dengan berbagai latar belakang yang dinilai melawan keras praktik korupsi di negeri ini, termasuk Gamwan Fauzi yang kini terjerat kasus pengadaan korupsi kartu tanda penduduk elektronik (KTP el). Gamawan menerimanya saat masih menjabat Bupati Solok 2004.

Selain itu ada nama wartawan terkenal Karaniya Dharmasaputra, jaksa yang lurus Muhammad Yamin sampai terakhir Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Sejak berdirinya 2003, BHACA telah diberikan kepada sekitar 15 tokoh anti korupsi.

Semoga kesederhanaan dan kejujuran Bung Hatta terus bersemi di negeri ini.

Sumber
0
961
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & XenologyKASKUS Official
6.5KThread10.6KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.