BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Jerubu Indonesia mampir Malaysia lagi

Asap terlihat membumbung tinggi akibat terbakarnya hutan di Rantau, kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Minggu (28/7/2019).
Indonesia terpojok lagi. Negara-negara anggota ASEAN, dipimpin Malaysia, mendesak langkah proaktif untuk menyelesaikan polusi asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan dan Sumatra yang mulai merambah negara tetangga.

Desakan diutarakan Kementerian Menteri Energi, Sains, Teknologi, Lingkungan, dan Perubahan Iklim Malaysia dalam Pertemuan Tahunan ke-21 Antar-Menteri Negara ASEAN di Brunei Darussalam, Selasa (6/9/2019).

Wakil Menteri-nya, Isnaraissah Munirah Majilis meminta negara “pengimpor” kabut untuk patuh menjalankan Undang-Undang Polusi Asap Lintas Batas yang telah diratifikasi sejak September 2014.

“Setiap negara harus meningkatkan manajemen pengendalian asap melalui peringatan atau pemantauan dini berikut pencegahan dan penanggulangan kebakaran,” sebut pernyataan yang dirilis [URL="https://asean.org/twenty-first-meeting-sub-regional-ministerial-steeringS E N S O Rmittee-transboundary-haze-pollution-21st-msc/"]Sekretariat ASEAN[/URL], Kamis (8/9/2019).

Kepala Badan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BLI-KLHK) Agus Justianto dalam forum itu menyampaikan Indonesia berkomitmen meningkatkan kewaspadaan, pemantauan, serta meningkatkan upaya pencegahan kabut asap.

Salah satunya adalah dengan menjaga kawasan gambut agar tidak kering melalui regulasi tata kelola yang tepat.

“Pengelola lahan gambut diwajibkan membuat sekat kanal dan mengatur tata air agar kelembaban kawasan terjaga,” kata Agus dalam rilis resmi KLHK.

Dalam pertemuan itu, Indonesia menyepakati upaya mempercepat peninjauan serta evaluasi program ASEAN bebas kabut asap pada 2020 dalam bentuk rekomendasi tinjauan akhir peta jalan untuk rapat komite yang akan datang.

Indeks Polusi Udara (API) yang dilansir Kementerian Lingkungan Hidup Malaysia per Kamis menunjukkan dua wilayah, Rompin di Negara Bagian Pahang dan Johan Setia di Klang Selangor, memiliki kualitas udara yang tidak sehat imbas kabut asap.

Sejalan dengan itu, Badan Meteorologi Malaysia menerbitkan peringatan kepada warga di Negara Bagian Serawak untuk waspada menghadapi kabut asap lantaran titik api di wilayah karhutla Sumatra dan Kalimantan diproyeksi meluas.

Kepala Badan Meteorologi Malaysia Jailan Simon menyatakan kabut asap dari dua pulau di Indonesia itu akan memengaruhi cuaca di Kota Penang, Selangor, Kuala Lumpur, Negeri Sembilan, Putrajaya, Kuching, Serian, hingga Samarahan.

“Bulan ini cuaca akan tetap kemarau dan kabut asap diperkirakan bertahan hingga lima hari ke depan,” kata Simon dalam Channel News Asia.

Pusat Meteorologi Khusus ASEAN (ASMC) menyatakan musim kemarau ditambah embusan angin kencang dari arah tenggara dan selatan berpotensi meningkatkan titik api.

Pembukaan lahan dengan cara membakar bakal berimplikasi buruk ketika musim kering berlangsung dalam periode yang panjang.

Maka dari itu, Simon turut mengingatkan untuk seluruh pemilik lahan di Malaysia tidak melakukan hal serupa karena mampu memperburuk situasi.

“Karhutla yang tak terkontrol di Sumatra dan Kalimantan sebelah barat membuat polusi lintas batas terulang lagi. Makanya, jangan memperburuk situasi dengan cara serupa,” kata Simon.

Malaysia cukup traumatis dengan kiriman asap imbas karhutla Indonesia pada 2015. Ketika itu, sekitar 2,6 juta hektare lahan di Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi terbakar dan membuat kabut asap tak hanya di Malaysia, namun juga Singapura.

Pemerintah Malaysia dan Singapura bahkan menggugat perusahaan Indonesia yang dituding bertanggung jawab atas pembakaran lahan tersebut.

"Kami berdiri di atas standar moral tinggi," ujar Menteri Lingkungan dan Sumber Daya Air Singapura, Masagos Zulkifli, dikutip The Straits Times, Juni 2015.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar berargumen bahwa penanganan karhutla di Indonesia telah jauh membaik ketimbang 2015.

Pada tahun 2018 KLHK telah berhasil memperkecil luas kebakaran hutan dari 2,6 juta hektare pada tahun 2015, menjadi hanya 438.363 hektare pada 2016, dan semakin menurun menjadi 165.483 hektare pada 2017.

Kendati memang, Siti mengakui bahwa upaya pencegahan kepada masyarakat tradisional yang masih membuka lahan dengan cara membakar masih sulit dijangkau.

“Memang sebetulnya 2-3 tahun ini kita keras betul berpikir, tapi kan ini lingkupnya luas bukan hanya kehutanan, ada pertanian, ada menteri BUMN, termasuk dunia usaha,” kata Siti di Istana Negara, Jakarta, Selasa.

Presiden Joko “Jokowi” Widodo juga telah memerintahkan seluruh jajaran yang terkait karhutla untuk segera menyelesaikan persoalan ini. Jangan tunda pemadaman, meski api yang muncul dalam skala kecil, tuturnya dalam Rakornas BMKG di Istana Negara, awal pekan ini.

“Saya malu. Minggu ini saya mau ke Malaysia dan Singapura. Tapi, saya tahu minggu kemarin sudah jadi headline, jerubu masuk lagi ke negara tetangga kita. Saya cek jerubu ini apa, ternyata asap," kata Jokowi.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...-malaysia-lagi

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Mega pimpin PDIP lagi, tetap tanpa ketua harian dan wakil ketua

- Mega minta kursi terbanyak di kabinet, Jokowi menjamin

- BMKG: Gempa getarkan Keerom berkekuatan M 5,0

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
3.2K
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Beritagar.id
Beritagar.idKASKUS Official
13.4KThread730Anggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.